37

1.3K 106 16
                                    

Acara puncak telah terlaksana beberapa menit yang lalu. Bukannya menikmati pesta bersama keluarganya, Mella saat ini malah menjadi babunya Viona. Memegang ponsel berlogo apel di gigit sambil menghitung 1 sampai 3 berulang kali. Mungkin sudah ada 10 menit Mella berdiri agak membungkuk di sana, di depan pasangan yang baru saja bertunangan dengan satu perempuan yang nyempil di antara pasangan tersebut.

Padahal sudah ada fotografer andal, namun yang membuat Mella heran, Viona malah menyuruhnya untuk memotret momen tersebut menggunakan ponselnya sendiri dengan alasan agar tidak ribet memindahkan hasil fotonya dan bisa langsung di unggah ke media sosial. Memang itu praktis, tapi membuat Mella sial. Membunguk selama 10 ternyata bisa membuat beberapa bagian tubuh Mella pegal. Di tambah lagi Viona yang crewet membuat kesabaran Mella terus terusan terkuras. Bukan hanya itu, beberapa tamu yang akan memberikan ucapan kepada sejoli yang habis tunangan menjadi terganggu. Tiap ada yang mendekat, Viona langsung melarang demi keindahan fotonya.

"Udah ya Vi, gue capek," Keluh Mella menyerah, bahkan ia sudah tidak tahu keberadaan suami dan anaknya saat ini, dan semua itu gara gara Viona.

"Ya elah, tiga jepretan lagi dong, tadi pose gue banyak yang jelek."

"No! Gue bener-bener gak mau Vi, jangan maksa," Tekan Mella mengambil keputusan sendiri.

"Tap--" Belum sempat Viona menyelesaikan ucapannya, ponsel yang di pegang Mella sudah Mella berikan ke tangan Viona dengan tatapan sinis.

"Udah Vi, jangan paksa Mella. Kasian dari tadi bungkuk-bungkuk terus. Kami juga udah nggak bisa, ada banyak tamu yang harus kami temui," Tutur Vero memperingatkan. Dengan mulut cemberut akhirnya Viona menurut.

"Udah sana makan aja, ga usah kaya anak kecil," Titah Vero.

"Yehh... Gue di katain anak kecil nih. Padahal gue lagi manja maksimal sama abang gue sendiri sebelum bener-bener jadi milik orang," Sahut Viona kecewa, ia langsung menggandeng tangan Mella kemudian membawa Mella kesebuah meja kosong.

"Eh, kok nangis," Ucap Mella cepat ketika sadar saudara angkatnya itu mengeluarkan air mata. Segitu sedihnya kah di tinggal abangnya tunangan?

Viona langsung mengambil tisu kemudian menghapus air matanya. Entahlah malam ini ia malah tidak bahagia, padahal ini adalah hari bahagianya kakaknya sendiri. Mengingat hari-harinya yang selalu membutuhkan Abang, hal tersebut membuat Viona sedih. Ia tidak bisa membayangkan jika nanti abangnya sudah mempunyai keluarga sendiri. Yang biasanya jika ia kesusahan ia langsung memanggil abang, lalu nanti ia akan memanggil siapa? Jika tetap memanggil abang, apakah mungkin abangnya itu akan selalu ada untuknya? Tentu tidak, abangnya pasti akan sibuk dengan keluarganya sendiri.

"Gue kaya ga rela abang mau nikah Mel,"  Jelas Viona lirih mencurahkan isi hatinya.

Melihat sorot kesedihan yang begitu mendalam dari mata Viona, hati Mella seketika iba. Mella sangat mengerti bagaimana Viona. Viona adalah orang yang selalu melarang Vero pacaran, Viona tidak suka jika Vero memiliki pacar, karena Viona adalah satu-satunya perempuan yang di manja Vero, dan jika Vero memiliki pacar, maka Viona terasa di abaikan.

Selain itu, ketika Vero memiliki pacar, bukan dengan cara terang-terangan Viona melarangnya. Melainkan dengan cara mendekati pacar Vero, jika menurut Viona pacar Vero itu kurang baik atau matre maka Viona akan membuat pacar  Vero tidak betah, sehingga mereka putus.

Namun baru kali ini, dan ini adalah pacar Vero yang terakhir dan berhasil lolos dari segala macam rintangan dari Viona. Aurel, seorang gadis cantik dengan segala kelembutan hatinya, perempuan ini mampu meluluhkan Viona. Bahkan Viona selalu mencari perempuan itu jika beberapa minggu tidak bertemu. Hanya saja Viona takut, jika nanti Vero menikah, ia sudah tidak sebebas dulu lagi meluangkan waktunya untuk Viona seorang.

Raynand's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang