13

2.9K 220 3
                                    

Vote, komentar jangan lupa yaaa...

Selamat membaca..

Matahari telah terbenam, meninggalkan awan bersemburat merah jambu di sekitarnya. Seorang ibu dan anak duduk berhadapan di sebuah balkon kamar dengan buku kecil di meja.

Elandra berusaha keras untuk bisa membaca, semangat yang menggelora untuk bisa membaca selalu tertanam pada dirinya. Setiap hari, ia selalu melihat kedua orang tuanya memandang laptop dengan penuh aksara, kedua orang tuanya itu pun sangat mahir melafalkannya.

Bahkan pekerja di rumahnya, Bi Ratna sebagai asisten rumah tangga pun sering membaca buku resep makanan.

Semua orang yang ada di rumahnya bisa membaca, hanya dirinya lah yang belum bisa, maka semua itu telah menjadi motivasi yang selalu tertanam di dalam dirinya. Elandra harus bisa membaca. Hampir setiap hari ia belajar, baik dengan ibunya sendiri, ayahnya bahkan kepada pekerja di rumahnya.

"T-I-D-A-K tidak, A-D-A ada, Y-A-N-G yang, T-I-D-A-K tidak, M-U-N-G-K-I-N mungkin. Tidak ada yang tidak mungkin," Ucap Elandra yang sudah bisa mengeja, Mella tersenyum bangga, ia langsung memberi tepuk tangan kepada putra semata wayangnya.

"yeay, El udah bisa bacaa!" Seru Mella bersuka-cita. Sungguh Mella sangat bangga, anaknya masih berusia 3 tahun, belum memasuki PAUD namun anaknya itu sudah bisa membaca tanpa ada paksaan dari dirinya maupun Raynand.

El tersenyum senang, namun langsung cemberut.

"Kenapa, kok mukanya ditekuk gitu?" Tanya Mella heran.

"El masih mengeja Ma, El belum bisa baca cepat kaya Mama sama Papa," Gumamnya lirih.

Mella geleng-geleng kepala, keinginan anaknya sangat besar sekali, namun semua keinginan itu harus ada proses yang panjang untuk bisa tercapai sepenuhnya. Semua di dunia tidak ada yang instan, bahkan yang di sebut mie instan saja masih melewati beberapa langkah untuk bisa di makan.

"Ya kan masih belajar sayang, El cuma butuh latihan rutin, El harus belajar terus, nanti lama-lama El pasti bisa," Tuturnya lembut.

"Gitu ya Mah, emang Mama dulu juga gitu?" Tanya nya polos.

Mella mengangguk, "Iyaa.. Mama dulu juga belajar kaya El gini, Mama mencoba terus, lama kelamaan tanpa Mama sadari Mama langsung bisa baca tanpa mengeja. Yang penting jangan nyerah kalo belum bisa!."

Mulut El langsung membentuk O, dan kepalanya mengangguk-angguk meresapi setiap perkataan Mama tercintanya.

"Jadii, El harus semangattt!!!" Seru Mella dengan tangan yang mengepal memperlihatkan dukungan penuh dari dirinya.

"Semangatt!!" Teriak El mengikuti ucapan Mella. Setelahnya, mereka berdua tertawa bersama.

"Udah dulu ya belajarnya, besok lagi. Sekarang kita makan dulu. Kasian Bi Ratna, dari tadi masak sendiri, udah matang kita malah belum makan."

"Oke Mama," Jawab El kemudian menutup buku latihan memacanya lalu memasuki kamar untuk menyimpan buku tersebut.

Mella pun juga ikut memasuki kamar  kemudian menutup penghubung balkon lalu pergi kedapur bersama dengan anak tercintanya.

****

Di tengah-tengah cara makan malam bersama sang anak, terdengar senandung yang keluar dari mulut seorang wanita, Mella bisa menbak itu suara siapa, ia sangat hafal suara itu adalah suara adik iparnya.

"Mah onty dateng." Elandra memberi tahu kepada Mella, pasalnya senandung itu terdengar nyaring, namun sang ibu terlihat tak peduli dengan suara tersebut.

Raynand's WifeKde žijí příběhy. Začni objevovat