29. Bersemi di Musim Dingin

367 24 0
                                    

Tidak ada komunikasi antara Anna dan Nick setelah pertemuan mereka di apartemen gadis itu. Anna tidak menganggap serius omongan laki-laki itu tentang rencana untuk membantu percintaan antara dirinya dan Dylan. Kalau boleh jujur, saat ini ia sedang belajar untuk mengikhlaskan segalanya.

Ia berusaha untuk tidak peduli dengan perasaan Dylan. Laki-laki itu senang jika Anna dijodohkan dengan Nick? Baiklah. Ia berkencan dengan Alexa di Zermatt? Terserah. Anna akan berusaha bersikap layaknya seorang sahabat, karena memang di sanalah posisinya dalam hidup Dylan.

Meski begitu, anehnya Anna tetap mengikuti permainan Nick. Philip dan Joan masih berpikir bahwa hubungan mereka baik-baik saja dan perjodohan masih berlanjut. Gadis itu sama sekali tidak menyangkal. Ia juga bisa dengan santainya berdalih kalau kedua orangtuanya menanyakan Nick.

Entah sampai kapan sandiwara ini berlangsung, tetapi Anna mulai menikmatinya. Dengan begitu, tidak ada yang menuntut penjelasan mengapa ia tidak mau menerima perjodohan, dan tidak ada yang ikut campur mengurusi perasaannya, meski hanya sementara.

Berperan sebagai calon pasangan hidup Nick bukanlah hal yang sulit bagi Anna, sampai ketika Dylan muncul tiba–tiba di Iseltwald, membawa sebuah pertanyaan.

“Kalau perjodohan ini tidak membuatmu bahagia, lantas mengapa kau setuju untuk berangkat ke Zurich bersama Nick?” tanya laki-laki itu.

Mata Anna membelalak ketika nama kekasih palsunya disebut. Ditambah lagi, ia sama sekali tidak mengerti apa yang Dylan tanyakan. Berangkat ke Zurich bersama Nick? Dari mana gagasan itu berasal?

“Nick yang bilang padaku. Dia bilang, Tahun Baru nanti, kau akan ikut dengannya ke Zurich untuk mengakrabkan diri dengan keluarga Nick karena kalian akan segera menikah, dan kau juga akan menetap di sana.” Dylan menambahkan, menjawab kebingungan Anna.

Apa ini rencana yang dimaksud Nick? Jadi, misinya sudah berjalan sekarang? Sial. Mengapa Nick tidak memberinya aba-aba? “Mm.” Anna hanya bisa bergumam asal karena takut salah menjawab.

“Jadi, kau tidak akan kembali lagi ke Interlaken sampai Tahun Baru?”

“Benar. Aku akan menghabiskan malam Tahun Baru bersama keluarga besarku di sini.” Setidaknya, ia tidak berbohong. Anna memang akan kembali ke Interlaken menjelang musim semi.

“Kau memang berencana meninggalkan aku tanpa berkata apa-apa, ya?”

Meninggalkan apanya? Melihat batang hidung laki-laki itu saja hatinya yang lemah sudah bergetar lagi. Bagaimana bisa ia meninggalkan Dylan begitu saja?

“Lalu, kau akan tetap melanjutkan perjodohan ini meskipun kau tidak bahagia? Apa Paman dan Bibi memaksamu?”

Anna memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan pertama. Ia tidak mau berbohong pada Dylan. “Mereka sama sekali tidak memaksaku.”

Apa yang ada di dalam pikiran laki-laki itu? Raut wajahnya terlihat muram. Ekspresi itu menggoda Anna untuk membangkitkan harapannya lagi. Apa boleh ia menganggap bahwa laki-laki itu sedih atas perjodohannya dengan Nick?

“Kalau aku menikah, kau akan datang?” tanya gadis itu. Tidak ada salahnya menguji kembali, bukan?

“Kita lihat nanti.”

Gadis itu tertawa putus asa. Memang salah jika ia terlalu banyak berharap pada Dylan. “Jawaban macam apa itu?”

Dylan tertawa singkat, lalu, “Aku harus kembali ke studio.”

“Sekarang?”

“Ya, besok aku harus menyerahkan hasil foto pada klien.”

“Aku pikir kau akan menginap di sini, setidaknya sampai Natal?”

Let a Good Thing Die [END]Where stories live. Discover now