5. Prosesi Foto

192 44 1
                                    

Mike dan Daisy memilih untuk mengambil foto mereka di tepi jembatan, dengan latar belakang sebuah gereja dengan menara berwarna biru kehijauan, Fraümunster Church

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mike dan Daisy memilih untuk mengambil foto mereka di tepi jembatan, dengan latar belakang sebuah gereja dengan menara berwarna biru kehijauan, Fraümunster Church. Mereka tidak mempermasalahkan perihal banyaknya orang dan kendaraan yang berlalu-lalang di sana, karena percaya bahwa Dylan mampu menyulap hasil foto di mana hanya ada mereka berdua di sana.

Dylan dan Anna tampak sibuk mengambil foto sang pasangan dari berbagai sisi, Nick fokus mengamati prosesi pemotretan, sementara Alexa lebih tertarik menyandarkan dadanya di tepi jembatan yang sedikit basah, melempar tatapan pada hamparan sungai di depan.

Dylan dan Anna tampak sibuk mengambil foto sang pasangan dari berbagai sisi, Nick fokus mengamati prosesi pemotretan, sementara Alexa lebih tertarik menyandarkan dadanya di tepi jembatan yang sedikit basah, melempar tatapan pada hamparan sungai di...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebelah tangannya masih memegang koper kecil yang berisi pakaian milik Mike dan Daisy. Sebenarnya, tanpa kehadirannya pun, pasangan itu bisa mengurus sendiri pakaian mereka. Namun, Nick memaksanya ikut. Ia tahu, sepupunya berniat baik.

Beberapa waktu lalu, laki-laki itu mengaku habis mengunjungi teman lamanya yang bernama Dylan di Interlaken. "Aku sudah mengirim kontak Dylan, kau bisa menghubunginya untuk mengurus keperluan foto Mike dan Daisy," ucap Nick waktu itu.

Alis Alexa bertaut. "Kenapa aku yang mengurusnya?"

"Mereka berdua sudah terlalu sibuk berhubungan dengan vendor-vendor pernikahan. Sebagai adik yang baik, ada bagusnya kalau kau ikut membantu. Lagipula, kau tidak punya kegiatan."

Alexa menghela napas panjang, merasa tersindir dengan kalimat akhir Nick. Saat ini harusnya ia sedang mengerjakan tesis untuk mendapat gelar Master, tetapi masalah percintaan membuat pikirannya berantakan. Akibat hubungannya dengan sang mantan kekasih yang sebenarnya sudah lama kandas di tengah jalan, membuat Alexa sulit melanjutkan tesis hingga saat ini. Maka, perkataan Nick ada benarnya. Ia memang tidak punya kegiatan.

"Kau sendiri?" Alexa berniat membebankan Nick juga dalam urusan pernikahan ini.

"Jangan salah. Aku banyak membantu mereka mencari vendor-vendor terbaik."

"Kau sudah pantas membuka jasa perencana pernikahan, kau tahu?"

"Aku hanya ingin orang-orang kusayangi merasa bahagia, termasuk dirimu," balas Nick.

"Lalu, apa hubungan pernikahan ini dengan kebahagiaanku?"

Nick tersenyum penuh misteri. "Kau akan tahu setelah berkenalan dengan Dylan. Oh, kusarankan kau untuk tidak melibatkan profesionalisme. Bicara santai saja, anggap kau ingin berteman dengannya. Kau tidak akan menyesal, aku janji."

Let a Good Thing Die [END]Where stories live. Discover now