"bisa aja, tapi aku mau tau uang segitu buat apa hm?" tanya Galang kepada Adel yang masih menatap nya sinis.

"gak perlu tau, yang penting kamu pinjemin uang nya" ucap Adel tak ingin di bantah dan tak tau malu.

"gak bisa Del, aku harus tau lebih jelas buat apa uang segitu?" tanya Galang yang mulai sedikit emosi.

"AKU BILANG KAMU GAK PERLU TAU!" Bentak Adel marah karena menurut nya Galang banyak bertanya.

"AKU HARUS TAU!!" Balas Galang membentak.

"Pasti Xavier kan? iya kan?" tanya Galang kembali saat sesuatu terlintas begitu saja di otak nya.

"cih, kalau iya kenapa hah?" balas Adel menantang Galang yang kini menatapnya tajam.

"udah aku bilang buat berhenti sama rencana itu Adel!!" ucap Galang penuh tekanan.

"gak bisa, kamu kenapa sih? kenapa kamu gak dukung rencana aku hah?" ucap Adel emosi.

"aku gak dukung rencana kamu karena aku tau mana yang benar dan salah, sedangkan yang kamu rencanain itu salah, salah Adel." ucap Galang dingin.

"kamu pacar aku. kamu juga udah janji sama aku kalau semua kemauan aku bakal kamu turutin, terus sekarang apa? kenapa kamu gak nurutin kemauan aku hah?!" ucap Adel dengan nada tinggi yang mengharuskan Galang memendam emosi nya agar tak menyakiti Adel.

"Adel... yang kamu rencanain itu salah, itu gak baik, aku mohon sama kamu buat berhenti oke? kamu gak mikirin konsekuensi nya nanti hm? berhenti dari sekarang takut nya kamu bakal nyesel" ucap Galang tepat di depan Adel yang menatap nya penuh amarah.

"aku bilang aku gak mau, dan aku gak peduli!!" ucap Adel sedikit membentak.

"tapi Del-" ucapan Galang harus terpotong oleh ucapan Adel yang menarik tangan nya agar Galang menghadap nya.

"kamu niat gak sih nolongin aku?!, kamu udah janji dan gak mau tau kamu harus nepatin janji itu" ucap Adel tak ingin di bantah.

Galang menghela nafas nya dan dengan pasrah mengangguk mengiyakan ucapan Adel.

Adel terpekik senang, ia dengan cepat memeluk tubuh Galang dan mengucapkan terimakasih dengan ceria.

Galang membalas pelukan Adel, tak ada raut kebahagiaan di wajah nya, ia hanya menatap sendu tembok rumah Adel, lebih tepat nya kamar Adel.

"aku cuman mau ngasih tau buat yang terakhir kali nya, aku gak mau kamu nyesel karena saat itu tiba aku udah gak bisa berbuat apa-apa" jelas Galang yang tak didengar oleh Adel sedikit pun karena Adel sibuk dengan ponsel nya.

-------------------------------------------------

Satu bulan kemudian.

Sabtu, pukul 09.15 AM.

Kini Sherren tengah menyirami tanaman milik nya di bantu Cakra dan Jaxson yang sibuk menambah pupuk serta vitamin di beberapa tanaman nya.

Jaxson dkk sudah mulai nyaman dengan rumah Sherren, mereka bahkan sangat sering berkunjung untuk membantu Sherren atau makan bersama Sherren yang tentunya makanan yang di masak Sherren.

masakan Sherren sudah masuk kedalam hal wajib bagi keenam laki-laki tersebut setiap hari nya, Sherren tak keberatan justru ia senang karena rumah nya terasa ramai.

kini ia bukan hanya mengurus atau memperhatikan Arga sebagaimana amanat Yasmine, namun ke-enam laki-laki tersebut pun ikut di urus dan di perhatikan oleh Sherren.

Sherren tak masalah, Sherren pun masih menjaga batasan nya, ia bahkan memberi peraturan kepada keenam laki-laki tersebut agar datang di pagi hari dan tinggal sampai siang hari.

I'm not perfect Woman's!! {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang