D U A P U L U H D E L A P A N

Mulai dari awal
                                    

Daren memejamkan mata. Ia sekarang harus mendapati Diego tengah menelpon pacarnya sembari mengaduk-aduk aquarium berisi ikan arwananya. Bisa tidak sih ia punya teman yang normal sedikit?

"I-itu juga bukan ide gue, Ren." Reano sudah tampak panik sendiri. Menuruti kemauan temannya untuk datang ke rumah Daren saat dini hari adalah hal yang menakutkan, terlebih kasus Daren yang masih sering diperbincangkan kini terputar di kepala Reano. Pria itu takut jika Daren marah dan akan membunuh salah satu temannya.

"Kalian kenapa diem aja? Ayo kita party di sini sampai mabok!" kata Gerry sembari mulai membuka kaleng bir dengan alkohol paling rendah lalu mengangkatnya tinggi-tinggi.

Rahang tegas Daren sudah mengeras, ia menatap kesal pada Gerry yang seperti tak ada dosa mengacak-ngacak ruang keluarganya. Gerry sudah menyalakan televisi lalu mengeraskan volume, ditambah remahan snack yang berjatuhan ke lantai, lalu diikuti lemparan kaleng bir yang sudah selesai diminum membuat sisa-sisa minuman bertetesan di karpet. Semuanya menjadi berantakan.

"Kalian semua keluarrrrr!" teriak Daren lantaran sudah tak kuat, lama-lama tensi darahnya naik bila berurusan dengan temannya terutama Gerry.

"Baru juga masuk, masa udah disuruh keluar aja. Nggak seru lo, Ren."

"Gue bilang keluar! Sopan kalian datang ke rumah orang jam segini?! Kalian nggak lihat ini jam berapa?!"

Gerry celingukan untuk melihat posisi jam lalu setelah ia berhasil mengetahui bahwa sekarang tengah pukul 12 dini hari membuat ia berucap pelan untuk menjawab pertanyaan Daren yang sebenarnya tak perlu dijawab. "Jam 12 malam. Eh, malam atau pagi ya?"

Daren mengambil kaleng yang tadi dilempar Gerry seenaknya lalu melempar kaleng bekas bir itu hingga mengenai bahu Gerry.

"KELUAR! GUE LAGI NGGAK MENERIMA TAMU!"

✧✧✧

Beruntung Gaia merupakan spesies manusia yang sulit dibangunkan, jadi kegaduhan semalam tidak sampai membuat kekasihnya terusik dari tidurnya.

Pagi-pagi sekali Daren sudah mendapat teror dari Geo. Pria tua itu terus mengatakan untuk cepat-cepat memulangkan Gaia tepat waktu pukul 12 siang. Jadi pagi ini Daren akan menghabiskan banyak waktu dengan Gaia.

Mulai dari berolahraga pagi di gym. Awalnya Gaia tidak mau karena malas, tapi karena tabiat Daren yang tak suka dibantah membuat perempuan itu mau tak mau harus menurut.

Lalu setelah selesai memeras keringat, mereka berdua sibuk di dapur. Karena Gaia tak bisa masak jadi Daren—yang dulu saat SMP sempat kursus masak—yang harus membuat sarapan.

"Aku mau kasih makan Elo."

Daren yang tengah memotong daging sapi seketika terdiam. Ia melirik sekilas pada perempuannya yang sudah menenteng makanan Elo. "Hati-hati, Elo sukanya cuma sama aku."

Sayup-sayup ia dapat mendengar suara Gaia yang mencibir. "Mandang fisik banget anjing kamu."

Gaia menunduk untuk mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi Elo. Anjing itu terlihat tak bersahabat, mukanya galak dan judes. Meski begitu, tidak ada tanda-tanda dari Elo untuk menyerang. Mungkin anjing itu tau kalau menyakiti Gaia sama saja seperti bunuh diri.

Setelah selesai menaruh makanan Elo di tempatnya, Gaia lalu mencuci tangan dan ikut memandangi Daren yang sibuk memasak.

"Aku bingung harus ngapain lagi."

Darenio [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang