Jaxson dan yang lain nya hanya mengangguk mengerti dan mereka tak tersinggung akan ucapan Sherren karena bagaimanapun mereka laki-laki yang mempunyai nafsu besar.

namun jauh dalam diri mereka, mereka tak akan pernah berbuat brengsek kepada Sherren ataupun hal yang menurut Sherren kelewatan.

Raja mulai membuka kaos nya dan terlihat lah badan kekar dengan dada bidang dan perut sixpack yang mampu membuat kaum hawa menjerit.

Sherren sebenarnya malu, namun karena rasa khawatir yang mendominasi setelah melihat luka di perut Raja membuat ia mengabaikan rasa malu tersebut.

sebelum mengobati luka di perut Raja, Sherren terlebih dahulu meminta maaf karena bagaimanapun ia harus menyentuh perut Raja meskipun sang empu mengizinkan.

selesai memasang perban di perut Raja, Sherren lanjut mengobati yang lain, tak jauh berbeda mereka menjadi shirtless karena luka yang di derita di dada ataupun perut mereka dapatkan.

memakan waktu cukup lama, Sherren menghela nafas lega saat luka ke-enam laki-laki tersebut telah di balut oleh perban dan sudah lebih baik dari sebelum nya.

ke-enam laki-laki tersebut kembali memakai kaos mereka, dan mulai melangkah menuju dapur yang menjadi satu dengan ruang makan, setelah Sherren mengajak mereka makan.

dapat mereka lihat, masakan rumahan tersaji di meja makan dengan rapi dan terlihat menggiurkan.

"maaf ya aku cuman bisa nyajiin makanan sederhana ini, aku gak tau selera orang elite kayak apa, dan aku juga belum terbiasa masak makanan mewah" jelas Sherren sedikit tak enak karena ke-enam laki-laki di hadapannya hanya melihat tanpa berniat duduk.

"Sher ini lo yang masak? serius?" tanya Bagas antusias.

"i-iya aku yang masak, k-kalau kalian gak suka ak-" ucapan Sherren terpotong dengan ucapan Jaxson.

"suka, kita tentu suka.., di lihat dari penampilan nya aja udah pasti ini bakalan enak" ucap Jaxson yang mulai tak sabar menyicipi masakan Sherren.

"y-yaudah ayo duduk" ajak Sherren yang langsung membuat mereka duduk dan mulai membalikkan piring di hadapan mereka.

"Sher" panggil Elang yang duduk di sebelah kanannya sementara Sherren duduk di ujung meja.

"iya?" balas Sherren lembut.

"bisa tolong ambilin" pinta Elang sembari menyodorkan piring nya kearah Sherren.

Sherren tak menolak, ia mulai mengambilkan Elang nasi beserta lauk-pauknya, setelah itu meletakkan nya tepat di hadapan Elang.

"makasih" ucap Elang lembut dengan senyuman tampan yang terpatri di wajahnya.

Sherren mengangguk mengiyakan, saat ingin duduk kembali, ia menoleh ke sebelah lain nya yang ternyata Arga dengan kedua tangan menyodorkan piring nya kearahnya.

bukan hanya Arga, tapi Jaxson, Raja, Bagas dan Cakra pun menyodorkan piring mereka masing-masing kearahnya meminta agar ia mengambil kan juga untuk mereka.

Sherren terkekeh lucu, ia menggeleng kan kepala nya saat di rasa ke-enam laki-laki tersebut bersikap seperti anak-anak yang ingin perhatian dari ibu nya.

mengingat itu, Sherren tersenyum sendu karena pemikiran nya akan ke-enam laki-laki tersebut memang benar adanya.

Sherren pun mulai menganggap mereka seperti keluarga nya sendiri , Sherren berusaha memberikan yang terbaik untuk mereka tanpa peduli alur cerita yang mulai hancur.

melihat mereka yang makan dengan lahap, membuat perasaan Sherren menghangat dan sedikit miris saat ia mengingat dalam novel bahwa mereka sangat jarang atau bahkan tak pernah memakan masakan rumahan.

I'm not perfect Woman's!! {END}Where stories live. Discover now