"mm yaudah"

hening sesaat antara Sherren dan Elang, Sherren duduk di kursi meja makan, sedangkan Elang di sebrang sana terduduk di ruang rapat sendiri dengan keadaan Shirtless.

"kalau boleh tau lo mau ngapain ketemu Arga"

Elang bertanya dengan sedikit dingin namun lembut, ia pun tau bahwa yang ia tanyakan termasuk lancang.

"a-aku cuman mau ngasih makanan ke Arga"

"cuman Arga? gue enggak?"

"hah?"

"ekhem maksudnya cuman Arga yang di kasih? gue sama yang lain enggak?"

"eh o-oh k-kalau kalian mau aku siapin kok, a-aku juga masaknya lumayan banyak jadi buat kamu sama yang lainnya juga ada"

Sherren terhenyak dengan pertanyaan Elang namun ia menjawab dengan sedikit gugup lantaran ia panik takut Elang salah paham.

"hm yaudah nanti gue sama anak-anak yang lainnya bakal ke rumah lo"

setelah berkata demikian, Elang memutuskan panggilan nya dan berniat ingin membangun kan teman nya, namun saat melihat  Arga, Raja dan Jaxson yang sekarang sedang duduk dengan wajah segar serta rambut basah, ia tak jadi.

sedangkan Bagas dan Cakra sedang bermain ponsel, tak lupa wajah mereka pun sudah terlihat segar.

Elang dan teman-temannya tidur tanpa baju yang menyisakan celana jeans hitam mereka.

"ponsel gue?" tanya Arga menatap tajam Elang meminta penjelasan.

"Sherren nelpon" jelas Elang singkat tak memperdulikan tatapan tajam Arga yang masih dilayangkan kepada nya.

"kenapa gak bangunin gue?" tanya Arga jengkel.

Elang hanya mengangkat bahu acuh dan mengembalikan ponsel milik Arga, setelah itu ia pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajah nya.

"tumben Sherren udah nelpon? ini masih pagi kan?" tanya Bagas yang mendapat pukulan dari Cakra.

"ini udah lumayan siang masuknya, iya gak Jax?" tanya Cakra yang mendapat tatapan malas dari Jaxson.

"serah" balas Jaxson malas.

tak lama Elang keluar dengan wajah nya yang sudah segar, ia duduk di dekat Raja dan mulai menyulut rokok nya.

"Sherren ngomong apa aja?" tanya Arga yang menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.

"kita kerumahnya buat sarapan di sana" ucap Elang yang tak menjawab pertanyaan Arga.

"gue nanya dia ngomong apa aja sama lo?" tanya Arga geram karena respon Elang.

"dia cuman ngundang kita buat sarapan, selebihnya lo gak perlu tau" balas Elang datar.

Arga hanya berdecak kesal, ia pun bangkit untuk bersiap sebelum pergi ke rumah Sherren.

"kita siap-siap, Sherren udah nunggu lama" ucapan Jaxson yang langsung membuat Bagas dan Cakra pergi menuju ruang ganti mereka.

kini tersisa Elang dan Raja yang sama-sama terdiam dengan rokok yang masih tersulut di tangannya masing-masing.

"I know the feelings you feel for her" ucap Raja datar dengan suara beratnya.

Elang terkekeh pelan, ia menghembuskan asap rokok yang mengepul di udara.

"lo tau, karena lo juga ngerasain apa yang gue rasain" ucap Elang menatap datar Raja.

"bukan cuma gue sama lo, but Arga and Jaxson are the same" balas Raja dengan pandangan lurus ke depan.

"lo bener, gak perlu bersaing kita dapetin pelan-pelan biar siapa nanti yang dia pilih itu hak dia kita gak bisa apa-apa" jelas Elang yang membuat Raja tersenyum tipis dan menepuk pundak nya sebelum pergi untuk bersiap.

Elang meringis saat tangan kanan yang terkena sabetan celurit kembali terasa perih, untung lukanya tak panjang dan tak terlalu dalam jadi Elang masih bisa mengobati tanpa harus di bawa ke rumah sakit.

bukan hanya Elang, namun Jaxson, Bagas dan Cakra mendapat luka sabetan pisau di pundak serta dada mereka.

sedangkan Raja dan Arga mendapat luka di kepala serta kedua tangan mereka yang cukup parah.

wajah mereka babak belur namun semakin membuat mereka tampan, luka yang mereka dapat tak membuat mereka menjadi lemah.

justru karena mereka sudah terbiasa mendapatkan luka fisik maupun batin, membuat mereka cukup terbiasa namun tak sedikit dari mereka meringis menahan nyeri.

-------------------------------------------------------

Sherren kini menyiapkan makanan untuk Arga dan yang lainnya, ia sebenarnya sedikit tak nyaman harus mengundang laki-laki kerumah nya, namun ia tak mungkin menolak ucapan Elang karena tak enak.

Sherren menghela nafas lega, ia tersenyum saat semua sudah siap dan ia sajikan dengan rapi di meja makan.

melihat jam sudah menunjukkan pukul 08.45 AM. sudah lumayan siang namun Arga dan yang lainnya belum kunjung datang.

Sherren memilih melihat tanaman milik nya di halaman belakang sembari menunggu kedatangan Arga dkk.

tak lama, saat ia selesai melihat tanaman nya, Sherren mendengar suara motor ninja milik Arga dan yang lainnya masuk ke halaman rumah nya, setelah itu ketukan di pintu pun mulai terdengar.

Sherren segera melangkah menuju pintu dan saat pintu terbuka terlihat lah ke-enam laki-laki tampan nan gagah yang berdiri menjulang sembari tersenyum menatap lembut Sherren.

"H-hai" sapa Sherren gugup saat melihat ke-enam laki-laki tersebut menatap nya.

"Hai juga Sher" sapa Arga hangat.

"ayo masuk" ajak Sherren tak ingin terlalu lama, apalagi setelah melihat wajah mereka babak belur membuat nya khawatir.

mereka masuk ke ruang santai tempat kemarin mereka kumpul dan duduk, mereka mulai membuka jaket hitam kebanggaan Tafhana.

udara di rumah Sherren sejuk dan segar, pemandangan halaman belakang milik Sherren yang terlihat dari ruang santai membuat mereka semakin nyaman.

Sherren sengaja membuka lebar pintu kaca yang menjadi sekat antara
ruang santai dan halaman belakang agar udara segar masuk kedalam di karenakan tak ada AC, jadi Sherren mengganti nya dengan udara alami.

cuaca cerah, udara sejuk mendukung suasana hati Sherren saat ia berkumpul dengan Arga dkk.

Sherren senang karena ia bisa merasakan hangatnya berkumpul bersama orang terdekat.

Sherren berjalan terlebih dahulu menghampiri keberadaan Arga, Jaxson, Elang, Raja, Bagas dan Cakra yang saling terdiam tanpa obrolan.

"ekhem" Sherren berdehem karena suasana cukup canggung baginya.

"sini" Ucap Raja sembari menepuk spot kosong di sebelah nya, Sherren tak menolak ia pun duduk dan menatap mereka khawatir.

"kalian abis berantem?" tanya Sherren langsung ke intinya.

"biasa anak cowok" balas Jaxson dengan senyuman kecil di wajahnya.

"sama siapa?" tanya Sherren penasaran, sebenarnya ia sudah tau kemungkinan siapa yang menjadi rival perkelahian antara mereka.

"geng sebelah" balas Jaxson yang tak ingin Sherren mengetahui bahwa mereka berkelahi dengan Xavier dan antek-anteknya.

Jaxson tak ingin Sherren mengetahui alasan Xavier menyerang mereka, Jaxson dan yang lainnya sepakat untuk melindungi Sherren dari Xavier tanpa Sherren ketahui sedikit pun.














Nextt?

janlup vote+Komen
makasih 💗😘

I'm not perfect Woman's!! {END}Where stories live. Discover now