63) Setetes Kecil

Start from the beginning
                                    

"Iya, Bang! Semoga aja enggak ketahuan. Apa lagi kalau Alzena enggak lapor pasti aman."

"Kalau lapor juga bokap enggak bakal peduli setau gue."

"Gitu ternyata, rencana kali ini pasti berhasil,'kan, Bang? Capek gue kalah mulu."

***

Di tengah malam yang sunyi, Alzena terbangun dengan perut yang keroncongan. Dia merasa ngidam makanan yang tidak biasa. Dengan mata masih setengah tertutup, Alzena mengguncang Azizan yang sedang terlelap.

"Sayang, aku ngidam makanan!" serunya dengan nada panik.

Azizan terbangun dengan kaget. "Makanan apa yang kamu mau, Sayang?"

Alzena memikirkan dengan serius. "Aku mau... es krim rasa sambal pedas!"

Azizan membelalakkan mata dan terkejut. "Es krim sambal pedas? Apa kamu serius?"

Alzena mengangguk dengan semangat. "Ya, aku mau itu!"

Setelah mendengar ngidam Alzena, Azizan dengan semangat pergi ke minimarket di tengah malam. Dia berlari-lari ke lorong es krim dan melihat berbagai varian rasa yang menggoda. Pukul 22.00 tertera di dinding minimarket.

Azizan mengambil beberapa potong es krim dengan berbagai rasa yang berbeda. Dia memasukkan semua es krim ke dalam keranjang belanja dengan senyuman lebar di wajahnya.

Saat Azizan menuju kasir, keranjang belanjanya penuh dengan es krim berbagai varian rasa. Kasir terkejut melihat jumlah es krim yang dibeli Azizan.

"A, benar-benar suka es krim ya?" tanya kasir dengan heran.

Azizan tertawa dan menjawab, "Iya, istri saya lagi ngidam tengah malam. Saya ingin memenuhi semua keinginannya!"

Kasir pun tersenyum dan mengangguk mengerti. "Kebetulan istri saya juga lagi hamil. Sama juga kemarin minta saya beliin es krim."

Azizan membalas senyuman kasir. "Bisa sama gitu ya?"

Setelah membayar, Azizan dengan bangga membawa pulang semua es krim tersebut.

Ketika Azizan tiba di rumah, dia dengan penuh kebahagiaan menunjukkan semua es krim yang dia beli kepada Alzena yang sudah menunggu di dapur. Wajah Alzena langsung berbinar melihat berbagai varian rasa es krim yang ada.

Dia mencoba mencampurkan es krim dengan sambal pedas, menciptakan kombinasi yang aneh. Alzena menunggu dengan sabar, tak sabar untuk mencicipi hasilnya.

Akhirnya, Azizan kembali dengan mangkuk es krim sambal pedas yang aneh. Alzena mencoba sejumput dan wajahnya langsung berubah.

"Aduh, ini rasanya... aneh banget!" ucap Alzena sambil tertawa.

Keduanya tertawa bersama, menyadari betapa lucunya ngidam tengah malam ini.

***

"Beb, aku mau nanya," kata Fira selesai mencuci piring.

"Apa?" tanya Hikam memicingkan mata.

"Kenapa ya Allah enggak pernah nunjukkin di mana jalan lurus itu. Tapi, nunjukkinnya siapa aja yang berada di jalan yang lurus itu? Kamu tahu enggak?" tanya Fira dengan mengulum bibirnya.

"Soalnya jalanan rame banget. Penuh sama orang-orang yang jauh lebih banyak amal saleh dari kita. Jauh lebih patuh. Imannya jauh lebih teruji dan terbukti. Penuh dengan ratusan ribu nabi, jutaan syuhada, penghafal Al-Quran, dermawan, wali dan masih banyak lagi orang-orang yang mampu buat langit panjang," jawab Hikam menekankan setiap katanya.

"Makasih udah ngingetin, aku baru ngerjain amal dikit aja kadang ngerasa bangga yang lain ternyata jalannya lama. Pernah juga punya rasa berharga. Padahal ada yang ngorbanin segalanya tanpa ngandelin ibadah. Dengan atau tanpa kita, jalan lurus itu benar-benar penuh," timpal Fira menundukkan kepalanya dalam.

"Kenapa aku harus merasa bangga tentang hijrah aku, padahal masih ada jutaan orang yang lebih baik dari aku?" gumam Fira dengan jelas.

Tidak jarang ia merasa frustasi ketika melihat betapa sulitnya menjadi lebih baik dalam agama yang sudah dipraktikannya selama ini.

"Kehadiran kita di sana enggak berpengaruh. Kita cuman setetes kecil yang kita berharap bisa bareng mereka. Semoga Allah bimbing dan lindungi langkah kita sampai akhir." Harap Hikam menginginkan menghabiskan masa hidupnya dengan baik.

Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat." (Qs. Al Fatihah ayat 6-7)

"Aamiin. Apa yang bisa aku lakuin buat capai tingkat keimanan mereka? Gimana aku bisa jadi sebaik-baiknya muslimah?" tanya Fira meredam kesedihan.

"Yang paling penting itu ketekunan dan semangat dalam beribadah kalau iman kita naik turun itu udah biasa cepat cas pakai majelis ilmu apa lagi kalau udah datang ke tempatnya langsung kamu pasti nyaman,'kan? Ketemu orang yang sama-sama berjuang kayak kita soalnya." Hikam memberikan nasehat agar istrinya tidak salah langkah.

***

Aku mau coba update tiap hari semoga bisa, biar cepet ending

Semoga enggak pada bosen ya✨🌷

Makasiiiii banyak udah mau baca😻

KEPASTIAN DENGAN GUSWhere stories live. Discover now