14) Terlambat

5.9K 303 28
                                    

Tetap mencintai istri karena Allah di gempuran pasangan lain selingkuh.

Azizan Arsala Sidik

***

Azizan berusaha untuk tenang. Dia tidak perlu takut saat ada seseorang yang mengejarnya. Beruntungnya Azizan sedang tidak bersama Alzena.

Seorang supir berhasil menyalip Azizan dan mereka langsung turun dari mobilnya. "Buka aja Gus pintunya!"

Mata Azizan melihat perempuan itu menggunakan pakaian yang ketat tetapi memakai kain yang menutupi kepalanya sehingga terlihat jelas lekuk tubuhnya. Azizan segera menundukan pandangannya. Merasa bersalah pada Alzena karena tidak sengaja melihat aurat yang bukan mahram. Azizan merasa marah pada dirinya sendiri.

Astaghfirullah, maaf Alzena Sayang enggak sengaja.

"Kalian siapa?" tanya Azizan bimbang.

"Gue seseorang seseorang yang selalu ngejar lo dari kecil," jelasnya.

"Elisa Kaluna?" Azizan berusaha mengingat-ngingat dengan keras pasalnya yang menyukai dia banyak.

"Ya," jawab Elisa dengan senyuman yang mengerikan.

Di pinggir jalan Alzena yang sedang jajan cilok tidak sengaja melihat suaminya dengan perempuan lain.

Mulutnya terbuka penuh. Tapi Alzena tidak boleh suudzon mungkin itu pasien suaminya.

Alzena memilih untuk pulang dan menunggu suaminya masuk ke rumah sendiri tanpa Alzena hampiri.

Sudah 1 jam penuh Alzena menunggu Azizan yang tak kunjung pulang. Arah jam di dinding menunjukan pukul 18:30.

Kemana suaminya? Pergi bersama laki-laki dan perempuan yang tidak sengaja Alzena lihat di jalanan?

Mata Alzena menoleh ke sekeliling dan mengetuk-ngetukkan kakinya tidak sabar. Tangannya memegang ponsel dengan cukup lama. Azizan benar-benar terlambat.

"Kemana aja jam segini baru pulang?" tanya Alzena yang mengepalkan tangannya.

Azizan langsung memeluk Alzena erat. "Maafin aku ya, Sayang."

Sedangkan Alzena berusaha melepaskan pelukan Azizan. Mata Alzena mendelik sengit. "Kalau istri nanya itu jawab!"

"Aku enggak bisa jelasin sekarang," tutur Azizan dengan sebuah alasan.

"Kenapa hah?" Kakinya memilih untuk melangkah ke arah kamar. Dia benar-benar kecewa. Tidak biasanya Azizan pulang terlambat tanpa memberi kabar.

Azizan mencekal tangan Alzena walaupun Alzena berusaha menepisnya. "Aku abis dari restoran ketemu pasien aku yang sekarang udah pulih alhamdulillah."

Aku juga ketemu seseorang, maaf aku harus rahasiain ini.

"Mau dengerin aku sholawat dulu biar kamunya tenang?" rayu Azizan.

"Mau banget," jawab Alzena yang tidak jadi mendiamkan Azizan.

"Aaaaaaa Yâ nafsu thî, Yâ nafsu thî,
nafsu thî, nafsu thîbî billiqô, 'ainu qorrî a'yunâ, Hâdzâ jamâlul⎯" Azizan menatap Alzena hingga membuat Alzena tersenyum dan meraih jemari Alzena lalu melanjutkan sholawatnya. Sholawat yang baru-baru ini menjadi favorit Alzena.

KEPASTIAN DENGAN GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang