57) Langit Tak Biru

732 55 4
                                    

*Flashback 27 Desember 2003

Ketika Rezki dan Alzena masih berusia 3 tahun, ayah mereka memutuskan untuk mengambil mereka ke tempat wisata tepi pantai, yang jauh dari rumah mereka. Saat di sana, Rezki dan Alzena bermain-main di pantai dan tidak menyadari bahwa mereka jatuh ke atas bebatuan tajam.

Saat jatuh, keduanya menangis karena nyeri dan ketakutan sebab terluka di bagian lengan. Ayah mereka segera membawa mereka ke rumah sakit untuk perawatan medis.

"Ayah, sakit banget!" ucap Alzena, sambil menunjuk lengan kirinya yang berdarah-darah.

"Apa yang terjadi, sayang?" tanya ayah mereka, terlihat panik.

"Kita jatuh ke atas batu tadi," jawab Rezki, dengan wajah yang penuh luka gores selain tangan.

Segera saja ayah mereka membawa mereka ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Dalam perjalanan ke rumah sakit, Alzena dan Rezki menangis ketakutan.

"Jangan khawatir, ayah di sini. Semuanya baik-baik saja," ucap Omar mereka, dengan suara yang lembut dan menenangkan.

Di rumah sakit, dokter memberikan perawatan medis dan mengobati luka-luka mereka. Setelah mendapatkan perawatan yang cukup, mereka akhirnya pulang dengan selamat ke rumah. Namun, pengalaman itu selalu terukir di dalam pikiran dan ayah mereka sepakat untuk lebih berhati-hati di masa depan ketika berlibur di luar rumah.

Kejadian itu sebelum Omar mencampakkan Alzena dan menceraikan Rara. Saat itu Alzena tidak tahu kalau ayahnya mulai selingkuh berawal dari sana. Pertemuannya dengan Rezki dan ibunya Rezki diam-diam. Alasan luka di foto bab sebelumnya.

***

Alzena ini ceroboh kali bisa-bisanya ia lupa kalau dompetnya ada di mana.

Selain itu Alzena baru menyadari dirinya sendiri kalau ia tidak menggunakan kacamatanya. Pantas saja pandangannya kabur.

"Kenapa, Teh?" tanya Sarah. Bingung melihat Alzena kelimpungan seperti mencari sesuatu.

"Aku lupa simpen dompet di mana," ujar Alzena menggaruk kepalanya yang tidak gatal tertutup oleh khimar.

"Mungkin di tempat sholat soalnya Teteh abis sholat. Aku bantu cari di tempat sholat ya, Teh." Dengan melihat ke samping kanan dan kiri Sarah mencarinya. Tapi tidak menemukan sama sekali.

"Ada enggak, Sar?" Alzena merasa tidak enak sebenarnya merepotkan Sarah.

"Enggak, Teh." Paras Sarah begitu kecewa karena tidak menemukan dompet tersebut.

"Makasih ya, kamu pulang aja duluan," kata Alzena tidak mau lama-lama merepotkan Sarah.

"Aku duluan ya, Teh."

"Iya. Hati-hati di jalannya."

Dengan gusar Alzena masuk ke dalam mobil milik Azizan.

"Dompetnya ilang?" tebak Azizan langsung ke inti.

Alzena mengangguk dengan lesu. "Tadi, aku udah cari sekitar kafe tapi enggak nemu."

"Sayang ada ktpnya," lanjutnya.

"Kita cari dulu," putus Azizan keluar dari mobil.

"Maaf ya, ngerepotin terus." Alzena tau suaminya ini pasti lelah setelah menjalani operasi para pasiennya. Sedangkan dirinya malah merepotkan.

"Sama aku enggak usah ngerasa kayak gitu, buat aku enggak repot sama sekali," ujar Azizan seraya berjongkok melihat sekitar kolong meja dan kursi yang berjejeran dengan rapih.

Begitu juga dengan Alzena yang baru saja ikut berjongkok.

"Kamu mau ke mana?" tanya Alzena melihat Azizan keluar begitu saja.

KEPASTIAN DENGAN GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang