11) Utuh

8.2K 393 5
                                    

*Flashback, 15 Agustus, 2017

Tubuh mereka kini telah tinggi. Rayno telah mengalahkan tinggi Alzena.

"Bunda kejam banget! Tiap hari dia mukul terus!" adu Alzena sambil memeluk lututnya sendiri kepalanya tertutup oleh rambutnya yang panjang.

Isakan tangis Alzena terngiang jelas di telinga Rayno. "Iya itu kamu tau. Harusnya bunda kamu dibawa ke kantor polisi!"

Rayno menghapus air mata Alzena dengan tisu.

"Enggak boleh dibawa ke kantor polisi, Ray. Kalau bunda dibawa ke kantor polisi Zena sama siapa? Ayah udah punya keluarga baru," keluh Alzena.

Rayno mengangguk. "Iya enggak bakalan enggak jadi ngelapor kok."

"Gimana rasanya punya keluarga utuh, Ray?" tanya Alzena.

*Flashback Off

Rayno sengaja menunggu Azizan menjemput Alzena. Bukan untuk membuat keluarga mereka hancur tapi Rayno khawatir jika meninggalkan Alzena sendirian.

"Ray pulang duluan aja!" pinta Alzena.

"Enggak bisa. Gue temenin lo sampai Azizan datang," balas Rayno yang tetap pada pendiriannya.

"Gue bisa sendiri," ungkap Alzena.

"Iya tau. Tapi kali ini gue nggak bisa tinggalin lo sendirian," ujar Rayno.

Azizan datang dengan mobil sports-nya. Azizan menatap Rayno dengan tatapan yang tidak bersahabat.

"Suami lo cemburu liat aja tatapannya kayak mau makan gue," ungkap Rayno yang berhasil membuat Alzena tertawa.

Alzena menghentikan tawanya saat jarak dengan Azizan begitu dekat.

"Udah puas main bertiganya?" ujar Azizan sambil menarik tangan Alzena lembut. Ia tetap berusaha menahan amarahnya.

"Bentar pamitan dulu," pinta Alzena.

"Makasih Ray, buat bukunya. Bye Gan," pamit Alzena sambil melamba-lambaikan tangannya.

"Bye, tante Zena! Hati-hati di jalan!" sahut Gan yang sedang dipangku oleh Rayno dan membalas lambaian tangan Alzena.

Azizan dan Alzena memasuki mobil.

"Udah mulai berani hmm?" tanya Azizan.

"Aku enggak sengaja ketemu serius," jelas Alzena dan menempelkan bibirnya di pipi Azizan.

Azizan yang tadinya mau marah seketika amarahnya langsung reda.

"Maunya di sini!" Azizan menunjuk-nunjuk bibirnya.

Alzena menuruti keinginan Azizan.

"Mau tanya jawab?" ajak Azizan melirik ke arah spion mobil.

Alzena menaruh bukunya di jok belakang. "Boleh."

"Tentu. Aku mulai ya. Tapi jawabnya jangan lama-lama," pinta Azizan.

Alzena menjawab dengan anggukan.

"Surat At-Tin artinya apa?" Azizan membelokkan mobilnya.

Ini pertanyaan mudah bagi Alzena. "Buah tin."

KEPASTIAN DENGAN GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang