Chap 44

1.7K 64 11
                                    


Terima kasih untuk kalian yang sabar menunggu.
Karena lain dan satu hal aku gak bisa update dengan cepat, maafkeun 🙏🙏
Tapi chapter kali ini ku buat lebih panjang sedikit.
Selamat membaca semua 😊

———






















"Sir, Matio baru saja mengirim pesan." 

Armand yang semula fokus melihat Anna yang masih berada di depan pun langsung mengalihkan pandangannya. "Akan ku cek."Armand langsung mengambil ponsel di saku dan membaca pesan yang Matio kirimkan.

Beberapa jam lalu Armand sempat meminta salinan gugatan yang beberapa tahun pernah ibunya ajukan berikut bukti-bukti yang Liam dapatkan. Armand ingin mempercepat rencananya. Jujur, dia bukan seseorang yang percaya hukum. Hukum hanya berlaku bagi orang yang kuat. Walaupun pengaruh akan dirinya juga tidak di ragukan, tapi Armand tetap skeptis di saat dirinya akan melawan puluhan pejabat di saat yang bersamaa.

Matanya kian menyipit sesaat Armand membaca pesan yang Matio kirimkan, belum sampai dia membaca keseluruhan pesan itu, Anna sudah lebih dulu masuk ke mobil dan membuat dia harus segera menghentikan kegiatannya.

"Kau baik-baik saja?" Jujur saja, tadi Armand memang melihat Anna yang hampir terpeleset, tapi belum sempat Armand bergerak, sudah lebih dulu ada yang membantunya.

Anna hanya mengangguk kecil. "Ya, berkat ketangkasan pengawal mu."

"Itu bukan pengawal ku." Jawaban singkat itu tidak terlalu Anna peduliman. Anna hanya menganggu singkat. Lalu berpura-pura sibuk dengan yang lain.

Selama di dalam mobil tidak ada yang bersuara. Hanya ada suara deru mobil yang turut menemani perjalanan pulang mereka. Baik Anna ataupun Armand, mereka sama-sama tenggelam dengan pikiran masing-masing. Kejadian di taman tadi lumayan berefek bagi mereka, atau mungkin hanya pada Anna.

Wanita itu terus melamun, pikirannya terus menerus mengenang kejadian di taman. Kepalanya menggeleng pelan, lagi-lagi merutuki diri lantaran terlalu ceroboh dalam bertindak. Mengingat bagaimana dirinya ikut terbawa suasana membuat dirinya tidak bisa menahan malu lantaran terlalu agresif. Dia bahkan tidak bisa memperlihatkan wajahnya lagi sekarang. Dalam hati hanya bisa berharap agar segera bisa sampai ke rumah dan langsung mengunci diri di kamar.

Mata Anna mencuri pandang pada lelaki di sebelahnya yang nampak fokus pada beberapa lembar kertas. Dalam hati Anna berdecih, dirinya tak yakin entah Armand memang benar sibuk atau memang kejadian itu tidak terlalu berpengaruh baginya.

Hembusan nafas terdengar. Karena semua pikirannya, entah kenapa tubuhnya merasa lelah. Sekarang bukan hanya karena sekedar ingin menjauhi Armand, tapi sekarang dia juga merasa sangat ingin istirahat. Tangannya merapatkan jaket yang ia pakai tapi tanpa sengaja tangannya merasakan sesuatu dibalik sakunya. Anna pun langsung merogoh kantung dan merasakan benda itu.

Sebuah kertas.

Tidak gegabah langsung mengeluarkannya, sejenak Anna terdiam, kembali mengingat kejadian beberapa waktu lalu. Tidak ada yang aneh sampai saat sebelum masuk ke mobil ia hampir sempat terpeleset dan berhasil di selamatkan seorang lelaki. Seorang lelaki bertubuh tegap, dengan pakaian serba hitam, memakai masker serta topi datang merangkul pinggangnya.

"Perhatikan langkahmu nona" Suara itu.

Sekarang baru terdengar tidak asing. Jantung Anna langsung berdegup.

TOM!

Anna langsung menoleh ke samping, membuat Armand yang semula fokus pada kertas pun akhirnya menoleh lantaran terkejut karena gerakan tiba-tiba Anna.

The Billionaire PrisonWhere stories live. Discover now