Chap 22

2.9K 89 2
                                    


Suara langkah kaki menggema di tempat yang sunyi. Jam satu dini hari, Armand baru berhasil menyelesaikan pekerjaannya. Kaki pria itu berjalan melewati beberapa pengawal yang masih berjaga menuju tempat untuk segera dirinya beristirahat.

Tangannya dengan singkat meraih gagang pintu namun berhenti sejenak, lelaki itu teringat kalau saat ini bukan hanya dia sang penghuni kamar, tapi ada satu orang lagi, istrinya.

Dengan sedikit hati-hati, tangannya kembali meraih gagang pintu dan membukannya pelan. Matanya langsung di suguhkan dengan keadaan kamar yang gelap gulita hanya ada cahaya rembulan yang masuk melalui dinding kaca yang tirainya terbuka.

Armand tahu kalau gadis itu memang punya kebiasaan tidur dengan lampu di matikan, tapi lelaki itu tidak tahu kalau Anna juga mempunyai kebiasaan semborno. Membiarkan tirai terbuka, membuat siapapun dengan bebas memandang. Memang dari sejauh mata memangdang Armand tidak menemukan ada rumah lain yang bisa melihat ke kamarnya, tapi apa dia itu tidak berpikir, bagaimana jika memang ada seseorang yang mengintai, mengawasi atau mencoba mencelakainya.

Matanya bergerak melihat ke arah ranjang tapi ternyata kosong, tidak ada wanita itu. Lalu dalam sekejab matanya memutar, menemukan gadis itu tengah terlelap di sofa panjang.

Kaki Armand melangkah pelan namun pasti. Berhenti tepat di sebelah wanita yang saat ini tidur memunggunginya. Sejenak menginspeksi singkat wanita yang separuh tubuhnya tertutup selimut. Armand tersenyum kecil menyadari pakaian yang di pakai Anna, tubuhnya berbalut kemeja kebesaran milikinya dan celana panjang.

Armand tahu kalau Anna pasti merasa takut tentang malam ini. Mengingat malam ini adalah malam pertama mereka. Tapi sedari awal pun Armand tidak pernah berniat untuk menyentuh Anna. Dia melakukan itu hanya untuk membuatnya takut.

Armand tentu punya tipe wanita yang ingin ia jadikan pasangan, tapi entah kenapa dia tak pernah benar-benar serius saat memikirkannya. Setiap ada wanita yang mencoba mendekatinya, Armand selalu menolak. Dia tidak pernah menemukan minat dalam dirinya untuk mencoba menjalin hubungan dengan wanita-wanita itu. Hingga akhirnya Armand benar-benar berhenti memikirkan itu semua.

Tapi takdir berkata lain, karena sekarang dirinya harus ikut terjebak dalam pusaran hubungan ini. Walaupun begitu, Armand sudah membuat batasan dalam dirinya kalau pernikahan ini hanya sebatas ikatan untuk membuat gadis itu aman. Tak akan ada cinta diantara mereka.

Armand juga berprinsip, dia tidak akan berhubungan atau menyentuh wanita yang tidak ia cintai. Menurut Armand, seluruh tubuh dan rasa sayangnya ini adalah sebuah kemewahan yang tidak setiap wanita bisa merasakannya. Wanita yang berhasil memikat hati dan pernah tidur dengannya adalah Xana, mantan pacarnya dulu. Satu-satunya wanita yang membuat Armand menjadi lelaki yang berbeda.

Terdengar desah panjang keluar dari bibir lelaki itu. Setelah melamun beberapa menit, akhirnya Armand kembali tersadar. Sejenak memandang sekali lagi ke arah Anna, baru kemudian berjalan menuju ranjang dan merebahkan dirinya di sana sebelum akhirnya ikut terlelap juga.


——-


"Anna..."

"Sayang..."

Suara samar dari seseorang seolah menariknya dari alam tidur. Gadis itu mengerjap beberapa kali sebelum kemudian membuka kedua matanya.

"Ya Tuhan." Suara Anna memekak memenuhi kamar. Setelah mendengar suaranya itu, tangannya reflek membekap mulutnya sendiri, Anna sama terkejutnya.

Otaknya masih belum bisa mencerna, melihat Diana ada di hadapannya membuat Anna terkejut bukan main. Tapi bukan hanya Anna, melainkan Diana pun ikut terkejut karena teriakannya yang keras itu.

The Billionaire PrisonWhere stories live. Discover now