Chap 36

2.1K 78 0
                                    

"Katakan."

"Sepertinya Anna bertukar pesan dengan Tom dan mereka membuat janji untuk bertemu besok pagi sir."

Satu alis Armand terangkat. Hal yang cukup mengejutkan. Saat dirinya bersiap untuk mendengar informasi tentang penyebar video, dirinya malah menerima info lain. Berita yang sedikit membuat dirinya tak percaya, mendengar istrinya membangun hubungan dengan Tom, seseorang yang berusaha mencelakainya.

Setelah mendengar apa yang Matt katakan, satu pertanyaan muncul dibenaknya. 'Apa mereka dekat?'

"Sepertinya Tom berusaha meyakinkan Anna kalau dia bukanlah dalang dibalik teror itu." Lanjut Matt yang mana membuat Armand berdecih tak percaya. Merasa begitu heran melihat Tom yang sepertinya terlalu peduli soal apa yang Anna pikirkan tentang dia.

"Apa mereka terlibat perasaan?" Akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari mulutnya. Dirinya sudah tak sabar lagi.

Matt melirik bimbang, matanya berkedip beberapa kali. Melihat mata Armand yang tajam menusuk membuat Matt sedikit takut kalau jawaban yang keluar dari mulutnya tidak sesuai dengan apa yang Armand inginkan.

"Sepertinya tidak sir. Tidak ada percakapan yang menjerumus ke arah sana."

Armand diam dan tak menanggapi. Tapi pikirannya terus berputar, memikirkan hal janggal yang mungkin bisa menjadi petunjuk baginya. Pertanyaan soal hubungan Anna dan Tom belum terjawab, kenapa Tom mencoba untuk membuat trauma pada wanita itu? Lalu kembali berakting seolah peduli lalu setelah itu membuat masalah lagi?

"Bagaimana dengan orang yang mengirim video itu, sudah kau selidiki?"

"Nomer itu terdaftar atas nama Simon, tapi saya yakin pengirim sebenarnya adalah Tom sir."

"Untuk lokasinya, kau sudah tahu?"

"Sedang kami lacak, tapi keamanannya cukup sulit. Tim kami sedang berusaha menembusnya."

Armand mengangguk mendengar jawaban tanpa keraguan itu. "Kirimkan padaku semua salinan pesan Anna dan Tom. Lalu hubungi Tao untuk segera menemui ku."

"Baik sir."

Armand pun melangkah pergi saat setelah menyelesaikan percakapan mereka. Tujuannya satu, menemui Anna.

———-

Suara pintu berderit pelan tapi tak ada suara kaki melangkah. Anna yakin, kalau saat ini Armand yang sekarang ini tengah berdiri di ambang pintu, Anna bisa melihat dari bayangan yang terbentuk dilantai kamar.

Lampu kamarnya sengaja dimatikan. Tanpa suara, tanpa cahaya, suasana ini menambah kesengsaraan hatinya tapi entah kenapa membuatnya sedikit tenang. Walaupun tidak dengan mentalnya, melihat orang yang paling ia cinta, menangis memohon ampun, bersimbah darah dan berakhir tragis, bagaimana bisa hatinya tetap utuh?

Desahan panjang dan berat pun keluar dari bibir lelaki itu. Kakinya melangkah pelan, mendekat kearah wanita itu lalu meraih satu kursi yang ada di depan meja rias dan menduduki dirinya di sana.

"Istirahat lah lagi." Ucap Armand menembus gendang telinga, Anna langsung menoleh.

"Kau membohongiku." Ucapnya tanpa ekspresi.

Armand menatap mata wanita yang kini menghadapnya, tatapan kosong tanpa ekspresi lambat laun mulai berkaca-kaca. "Kau berbohong." Ucapnya lagi. Kali ini bisa Armand dengan suara sesenggukan akibat tangis yang ditahan.

Armand menunduk, melihat wanita itu yang kini sudah meneteskan air mata tak ada yang bisa ia lakukan kecuali diam.

"Aku minta maaf." Akhirnya mendapati dirinya bicara demikian.

The Billionaire PrisonOù les histoires vivent. Découvrez maintenant