Chap 5

5.1K 143 0
                                    



...

"Sir aku melihat gelagat mencurigakan dari Daniel dan Megan."

Ucapan anak buahnya terdengar melalui earphone yang ia pakai di telinga. Armand menyengrit.

"Apa yang mereka lakukan?" tanya Armand.

"Mereka membawa gadis itu secara paksa tapi gadis itu terus memberontak."

"Ikuti dia!"

"Baik sir."

Armand mendengar suara mesin mobil di hidupkan. Di hadapannya sudah ada laptop yang menampilkan lokasi Daniel saat ini. Armand sudah menyuruh anak buahnya untuk menempelkan alat pelacak dan penyadap suara dimobil Daniel, hingga membuat Armand dapat melihat kemana orang tua itu membawa Anna pergi.

"Kalian akan membawaku kemana?" suara gadis terdengar. Armand yakin itu adalah suara Anna.

"Diam Anna!" balas seorang wanita di dalam mobil itu.

"Delina berhasil memberi kita ide yang cemerlang. Kita sekarang tidak membutuhkan mu lagi. Kira-kira berapa uang yang akan kita dapat Darling?"

"Jika kita berpegang teguh pada pendirian kita, kita bisa mendapat sekitar 100juta. Di dalam club itu ada banyak orang kaya, dan Anna masih cukup cantik, pasti banyak yang mau membelinya."

"KALIAN GILA?"

"Diam jalang! Kau tidak akan bisa berkutik lagi. Aku akan membawamu ke tempat dimana seharusnya kau berada."

"Sebegitu teganya kah kau menjual keponakan mu sendiri?"

"Kau sendiri yang bilang kalau aku adalah paman terburuk. Semua ucapanmu itu memang benar. Hahaha.... Sekarang aku akan mendapatkan banyak uang."

Suara penuh tawa terdengar dibalik earphone yang Armand pakai. Sekarang dia tahu kemana Daniel membawa Anna pergi.

"Sir dia membawa gadis itu menuju kota."

"Ya, aku juga sedang melihatnya. Sepertinya Daniel akan menjual gadis itu. Ikuti dia terus, jangan sampai kehilangan jejak."

Armand masih fokus menatap layar laptopnya, mengikuti titik dimana mobil Daniel dan anak buahnya terus bergerak. Sangkin fokusnya, Armand sampai tidak menyadari kehadiran seseorang yang kini sudah menatapnya tak nyaman.

"Armand."

Armand menoleh melihat sang ibu sudah menatapnya dengan tangan di pinggang.

"Apa yang sedang kau lihat sampai tak sadar ibu masuk?" Tanya Diana, matanya melirik ke arah Armand, ingin melihat layar laptopnya yang menyala. Tapi sebelum itu terjadi Armand lebih dulu menutup layar laptopnya.

"Sepertinya aku harus memberitahu resepsionis untuk selalu memberitahuku dan selalu meminta ijin terlebih dulu, jika ada tamu yang ingin bertemu. Akhir-akhir ini sering sekali orang masuk ke ruanganku tanpa ijin." Ucap Armand sambil menatap Diana.

"Ibu sudah mengetuk pintu tapi kau tidak menjawab. Ibu pikir kau tidak ada."

Diana pun duduk di salah satu sofa yang ada di sana. "Apa yang sedang kau lihat tadi?" tanya Diana masih penasaran.

"Bukan apa-apa."

"Apa, porn-?"

Armand tergelak, "Come on ibu, aku tidak akan melakukan hal tak berguna seperti itu, tidak di kantor."

"Lalu apa yang kau kerjakan?"

"Untuk apa ibu tahu, itu hanya masalah proyek yang ada di Bali. Sekarang ku tanya, ada apa ibu kemari?"

The Billionaire PrisonWhere stories live. Discover now