"Gua sih ayok ayok aja." Jawab gua seadanya. Itung-itung hiling gitu kan.

"Yaudah, abis sarapan kita mandi bareng ya, habis itu kita jalan-jalan."

"Iya." Ucap gua menyetujuinya.

Sesuai kesepakatan yang tadi, kami kini lagi mandi berdua, untuk yang kedua kalinya kami mandi berdua. Gua udah gak canggung lagi buat telanjang di depan dia. Dia apalagi, mana mungkin dia canggung telanjang di depan gua, orang dia aja sering ngewe di depan gua.

"Sing, gosokin badan gua lagi." Pinta gua sambil menyerahkan penggosok badan yang udah dituangin sabun dan ngeluarin busa.

"Iya." Singto pun mengambil penggosok badan itu dan ngegosok badan gua dengan lembut kayak dulu waktu gua dimandiin sama dia yang habis coli. Ini gosokan dia lembut banget kayak pake perasaan. Dia gosokin badan gua, sedangkan gua nyampoin rambut dia dan sedikit memijat kepala dia, ini posisi kita lagi hadap-hadapan ya.

"Euh, enak banget Krist." Ucap dia dengan tangan yang terus gosokin badan gua.

"Krist mata gua perih." Ucap dia sambil meremin mata, karena kena busa dari sampo. Gua pun segera ngambil segayung air buat siram muka dia.

Kami berdua pun masih hadap-hadapan dan saat ini kita lagi gosok gigi. Menatap satu sama lain dan seketika kami tertawa kala melihat mulut yang putih oleh busa pasta gigi.

Selesai mandi, kami keluar berdua dengan handuk yang melingkar di perut masing-masing. Dan kami milih-milih baju yang mau dipake.

"Yang ini bagus gak?" Ucap gua sambil ngepasin baju di badan gua dengan kita berdua yang cuma pake sempak aja. Singto menggelengkan kepalanya.

"Enggak, coba yang lain." Ucap Singto. Gua pun melemparkan baju itu ke kasur gua dan ngambil baju yang lain. Sampe akhirnya kami menemukan baju yang cocok buat dipake, tapi bukan baju couple ya.

"Lu ada helm kan Krist." Tanya Singto saat kita berdua udah siap berangkat.

"Ada tuh." Ucap gua sambil nunjukkin helm yang ada di atas lemari baju.

"Yaudah ayok berangkat." Lanjut gua setelah ambil helm.

"Tunggu dulu, pake sunblock dulu, supaya muka lu gak kebakar matahari." Ucap Singto, dia pun ngeluarin sebuah botol dari tas kecilnya dan nuangin sedikit cairan yang berwarna putih ke tangannya. Bukan cairan, teksturnya kayak body lotion gitu.

Dan dia mengoleskan itu ke muka dan tangan gua dengan lembut. Ini cuma perasaan gua atau emang bener gitu, setiap sentuhan dia ke gua begitu lembut, mau pas tidur dia elus rambut gua, pas mandi gosokin badan gua, sekarang pakein sunblock juga lembut banget.

Setelah kami berdua selesai pake sunblock, saatnya berangkat.

Pertama keliling kota, menikmati debu jalanan dan asap kendaraan. Terus Singto membelokkan motornya ke arah parkiran pantai. Gua dan dia pun turun dan seorang petugas parkir ngasih nomor parkiran ke Singto. Karena ini bukan weekend ataupun hari libur, jadi pantai ini gak terlalu rame. Cuma ada beberapa pengunjung aja.

Kami pun duduk di bangku yang ada payungnya.

"Tunggu bentar disini ya." Ucap dia, gua mengangguk dia pun beranjak. Tak lama kemudian dia pun membawa dua buah kelapa.

"Nih, minum es kelapa emang nikmat kalo di pantai." Ucap dia sambil nyerahin satu buah kelapa itu ke gua. Gua pun menerimanya dan meminumnya lewat sedotan. Beuh, rasa air kelapa yang manis dengan air yang dingin nyegerin banget ke mulut.

Gua terdiam sejenak karena teringat waktu dulu kami di pantai ini malam-malam dan kami berciuman. Gua menatap luasnya laut biru yang terbentang seluas mata memandang, deburan ombak dan tiupan ini begitu menenangkan.

"Nih rokok." Ucap Singto sambil naro sebungkus rokok di dekat kelapa. Dan dia pun menyulut sebatang rokok itu lalu menghembuskan asapnya ke udara. Gua pun mengambil sebatang rokok dan ngelakuin hal yang sama dengan Singto. Pikiran gua begitu rileks setelah menghisap rokok ini.

"Sing." Ucap gua.

"Hem, apa?" Tanya Singto.

"Lu kan perokok, kenapa lu gak pernah ngerokok di kost?" Tanya gua, karena emang dia gak pernah sekalipun ngerokok di kost.

"Enggak lah, nanti kalo gua ngerokok, asap rokoknya menuhin seluruh isi ruangan kost, sedangkan jendela kost sama pintu gak pernah dibuka sama sekali." Jawab Singto. Ada benarnya juga sih omongan Singto. Gua mengangguk faham alasan dia, kalo ruangan kost penuh sama asap rokok nanti bau dan bikin gak betah buat diem di kost.

Tanpa niat pengen beranjak dari sana, kami berdua hanya menikmati pemandangan ini.

"Krist, gua laper nih. Beli ikan bakar yok." Ucap Singto setelah lama kita berdiam di pantai tanpa melakukan apapun. Jujur aja, gua juga udah laper.

"Ayok lah, gua juga udah laper ini." Jawab gua, kami pun beranjak dari sana menuju motor dan Singto melajukan motornya menuju restoran seafood.

TBC

Jerk Roommate (S1-S3) [End]Where stories live. Discover now