61. Antagonis yang sebenarnya

4.8K 249 8
                                    

Awas! Typo ada di mana-mana... Bisa kog bantu menandai dengan komentar. :)

Kalo ada Part yang kurang nyambung, boleh juga di tandai kawan. ^^

Sedekah votenya untuk hari ini teman... Nge-Vote tu gratis loh 👀

__________________________________

Happy Reading 😙
.
.
.


Episode sebelumnya___________

"Sayang? Ada yang sakit?" Keanel khawatir, Ia segera menekan tombol untuk memanggil dokter.

Setelah penglihatan Nazea kembali Normal, Zea terlihat mengernyit bingung seolah sedang menatap orang yang asing di depannya.

"Siapa?"

________________________________

Deg

Seolah jantungnya berhenti berdetak, bisa El lihat raut kebingungan Nazea.

"Sayang... Hei? Ada yang sakit?" Keanel membuang jauh-jauh perasaan buruknya.

Keanel ingin mengusap puncak kepala istrinya yang menatapnya kebingungan.

Plak

Zea menepis kasar tangan El. "Kau siapa?" Bisa El lihat bola mata Zea mulai bergetar.

"Sayang... Ini aku.... Suamimu." Ujar El lembut, dan memberi tatapan teduh.

"Bukaan~ Hiks...." Raut Nazea berubah menjadi sedih dan ter isak. Zea mendudukkan tubuhnya sekuat tenaga, El ingin membantu namun di tepis kasar oleh Zea.

"Kau siapa! Hah!"

"Say-"

"Pergi!" Jerit Zea ketakutan. Ia menatap sekeliling, rautnya terlihat panik.

"Ibu! Ayah! Diaman kalian!"

"Tolong aku! Hiks..."

Keanel berdiri dan mundur, apa yang terjadi dengan istrinya. Kenapa?

Air mata Zea lolos begitu saja di iringi tangis merdu nan menyayat hati. "Hikss... Hkaaa..."

El berlari ke luar ruangan. Kakinya berjalan tak tentu arah.

"DOKTER! DIMANA KALIAN!"

"CEPAT DATANG SIALAN!"

Tak lama Dokter datang dan melihat kondisi Nazea yang mengamuk saat Dokter mencoba mendekat.

"Pergi kalian! Pergi!"

El tampak kacau, ia memandang istrinya dari sudut ruangan dengan frustasi. Ini mengingatkannya dengan kejadian 5 tahun yang lalu.

Setelah beberapa menit kemudian, suasana menjadi tenang setelah Dokter menyuntikan sesuatu pada Nazea.

Dokter mendekat ke arah El masih menatap kosong ranjang Nazea.

"Tuan..." Panggil Dokter menyadarkan El.

"Ya?"

Dokter menghela nafas. "Sepertinya keadaan Nona sedikit tidak baik, otaknya masih belum merespon. Mungkin setelah saya menyuntikan obat beliau akan sadar dan lebih tenang."

Keanel mengangguk. "Apa dia akan Amnesia lagi Dok?"

"Saya masih belum bisa memastikannya, tapi jika Nona mengalami amnesia mungkin itu akan sementara. Dan, tolong jangan membuat Nona berfikir keras, karena itu mempengaruhi kerja saraf otaknya."

Comeback ✔️ [End]Where stories live. Discover now