60. Terlupakan

4.5K 294 5
                                    

Awas! Typo ada di mana-mana... Bisa kog bantu menandai dengan komentar. :)

Kalo ada Part yang kurang nyambung, boleh juga di tandai kawan. ^^

Sedekah votenya untuk hari ini teman... Nge-Vote tu gratis loh 👀

__________________________________

Happy Reading 🌛
.
.
.
.


Episode sebelumnya ____________

"Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk meninggalkan adikku? Lalu kenapa kau masih di sisinya!"

"Bukankah adik kakak yang tidak ingin meninggalkanku?" Ya memang itu kenyataannya, saat Nazea sudah setuju untuk bercerai, Keanel malah menolaknya dan mengatakan mereka tidak bercerai, benar begitu bukan? "Bukankah aku dulu sudah mewujudkan keinginan kakak untuk melakukannya?"

__________________________________

Nazea memejamkan mata mengingat kejadian itu, kejadian bodoh yang ia lakukan. Tapi ia juga bersyukur, karena hal itu, ia bisa menjadi seperti sekarang. Ia bisa lebih mengendalikan kegilaannya.

"Maka sekarang kau juga harus melakukannya."

Zea menyesap tehnya anggun. "Apa hak kakak mengatur keputusanku?"

"Tentu saja untuk kebaikan adikku!"

"Cih! Alasan klasik." Nazea menatap lekat Elis. "Jujurlah padaku... Kenapa kakak sangat ingin aku berpisah dari El?"

"Tentu saja karena kau tak selevel dan kau rendahan! Apa kau tidak sadar diri?"

"Aku tidak yakin jika hanya itu alasannya, pasti ada hal lain."

"Apa maksudmu!?" Elis menatap dengan tatapan sulit di artikan.

"Jika kakak membenciku dan bahkan jijik padaku, kenapa kakak harus menyayangi anakku? Bukankah Kakak seharusnya melakukan hal yang sama?" Zea menatap lekat Elis, dan Elis langsung memalingkan wajahnya.

"Mereka bukan hanya anakmu! Tapi juga anak dari Adikku! Untuk apa aku harus membencinya."

Nazea membuang nafasnya, ia sudah lelah menghadapi Kakak ipar terhormatnya ini. "Lebih baik, Kakak urus saja keluarga kakak. Tenang saja, keluarga adik kakak juga aman di tanganku."

Elis tertawa hambar. "Hah! Aman kau bilang? Membiarkan keponakanku di sisimu saja aku tidak yakin. Kau dan sisi gila mu itu pasti akan muncul dan menyakiti keponakanku."

Nazea mengerenyit dahi tidak suka. "Apa maksud kakak mengatakan begitu? Aku tau, aku pernah gila. Dan kini aku telah sadar dan mencoba sebaik mungkin menjaga putra-putraku agar tetap aman."

"Cih! Kau saja tidak becus menjaga keponakanku yang lain." Elis memalingkan wajahnya.

Nazea bingung, siapa yang di maksud Elis. Keponakannya yang lain? Keyjen maksudnya?

"Melihat reaksimu, apa kau melupakannya?" Elis menyadari ke tidak tahuan Zea dari gerak gerik bola matanya yang terlihat kebingungan.

"Apa kau sudah melupakan Kulin? Janin yang mati karena kecerobohan ibunya sendiri?"

"Janin..." Gumamnya lirih, Kulin? Sepertinya Zea pernah mendengar nama itu? Tapi di mana?

Elis menatap Zea tidak percaya. "Wahh... Aku kasihan pada Kulin di sana, Mommy yang membunuhnya telah melupakan keberadaannya."

Nazea menatap Elis dengan wajah tidak percaya, apa yang dimaksud Elis? Ia membunuh Putranya sendiri? Apa mungkin? Tapi kapan?

"Cih, selain tidak becus menjaga, kau juga telah melupakannya! Ibu macam apa kau ini." Elis memberi tatapan sinis.

Comeback ✔️ [End]Where stories live. Discover now