26. Penyemangat

5.6K 269 0
                                    

Happy Reading 😄
.
.
.

Keanel terdiam di kursi kebesarannya, hari ini rapat telah usai dan setelah menandatangani beberapa berkas ia ingin segera kembali ke rumah masa lalunya itu.

Keanel menatap beberapa berkas dan sesekali mengeceknya secara acak. Saat dirasa tubuhnya pegal keanel mulai merenggangkan otot-ototnya.

"Ah..."

Hari ini cukup melelahkan, ia merebahkan punggungnya pada sandaran kursi. Dan matanya tertuju pada foto pernikahannya. Meski terlihat terpaksa, tapi entah kenapa memberikan kesan tersendiri.

Ingatan Keanel kembali ke masa lalu, dimana ia yang setelah menikah tidak terlalu memusingkan yang namanya pekerjaan hingga ia bisa membangun perusahaan yang kini berkembang pesat.

Flashback on

Nazea kini tengah hamil besar, ia berjalan keluar dari kamar apartemen kecilnya. Ia berjalan dengan agak lamban dan sedikit ngangkang.

"Sayang... Kenapa tidak memanggilku hem?" Keanel mendekat dan hendak membantu Zea berjalan. Tapi bukannya menerima bantuan, Zea malah menatapnya tajam.

"Jangan mendekat! Atau lo gue tendang!"

Keanel mengerucutkan bibirnya, kenapa istrinya sangat galak sekali. Meski terkadang cuek, istrinya ini sangat perhatian. Keanel mencoba mendekat dan memeluk tubuh Nazea dari samping.

"Sayang jangan marah, ngomong mau apa? Aku bakal kasih."

Bukannya senang, Nazea malah memelototi suami brengseknya ini. "Lo tanya gue mau apa? Gue mau lo kerja! Nggak jadi pengangguran kaya orang goblok!" Ujarnya tanpa ada kebohongan.

Zea lelah melihat suaminya nganggur sedangkan ia pusing memikirkan pengeluaran dan tidak ada pemasukan, belum lagi sebentar lagi anak nya akan lahir dan pengeluaran pasti bertambah berbekal uang saku bulanan Keanel dari ayahnya pasti tidak cukup.

Nazea tidak ingin tetap mengandalkan orang lain, pasti ayah Keanel juga butuh bukan? Meski Zea tidak tau latar keluarga Keanel tapi dengan melihat kedua orang tua Keanel yang sederhana, Nazea tidak tega tetap bergantung pada orang tua Keanel.

"Lo nggak malu tetap bergantung sama orang tua lo ha?"

"Kenapa harus malu? Mereka orangtua ku dan mereka sendiri yang menawariku uang."

Nazea menatap gemas Pria yang bisa-bisa nemplok padanya, dia tidak tau apa kalo Zea sedang hamil besar.

Nazea meronta dan berakhir memukul kepala Keanel.

Plak'

"Akshh."

"Mampus lo! Lo bodoh ha? Gue lagi hamil gobok! Bisa bisanya lo mbeban ha!?" Mulut pedas Nazea mulai.

Cup'

Seketika Nazea diam membeku, ia masih kaget jika Keanel suka tiba-tiba mengecupnya.

Keanel menatap Zea serius. "Mulutnya dijaga, nggak boleh ngomong gitu, ingat kamu sedang hamil." Keanel menuntun Nazea duduk di sofa.

Comeback ✔️ [End]Where stories live. Discover now