01. Bangkit dari mimpi

10.3K 393 1
                                    

Selamat datang di dunia fiksi Zu, jika ceritanya kurang menarik mohon maaf, karena Zu membuatnya hanya untuk sekedar menghibur diri sendiri, bonusnya orang lain siapa tau bisa ikut terhibur. Biasa, menghilangkan kegabutan.

Untuk ceritanya, ini murni buat sendiri, jika ada kesamaan tokoh atau tempat, saya mohon maaf.

Cerita ini tidak ada kaitanya dengan lapak lain selain lapak punyanya Zu.

__________________________________________

Happy Reading!
.
.
.

Nazea mengerjapkan matanya, pemandangan yang ia lihat hanya langit-langit yang putih. Bau obat-obatan mulai memasuki lubang hidungnya. Pandangannya yang buram kini berangsur-angsur menjadi jelas.

"Ashhh."

Nazea merasakan sakit pada sekujur tubuhnya, terutama bagian punggung dan kepala. Perlahan ia menatap sekeliling, ruangan serba putih yang Nazea yakini adalah rumah sakit.

"A-a-air."

Ucapnya, namun tentunya tidak ada yang menanggapi karena ruangan itu kosong, hanya ada dirinya seorang. Dengan tenaga yang ia punya, Nazea perlahan bangkit duduk.

Perlahan tapi pasti dan berhasil, Nazea berhasil duduk, ia melihat sekeliling dan syukurlah terdapat air putih di ruangannya. Perlahan Nazea menurunkan kakinya dan berdiri untuk mengambil air. Meski terlihat lemah, Nazea tidak merasa seperti bangun dari koma atau bangun dari kematian, hanya rasa pegal dan pusing seperti kebanyakan tidur.

Nazea meminum air dalam gelas hingga tandas. "Ahh.. segarnya." Nazea meletakkan gelasnya kembali.

Kini pandangannya menyapu seluruh ruangan. "Dimana ini? Perasaan gue nggak pernah masuk rumah sakit."

Kini Nazea beralih melihat bagian tubunya, sepertinya banyak berubah, ia mersa tubuhnya bertambah berat tapi tidak gemuk, hanya berisi? "Apa yang terjadi sama gue?"

Gadis itu ingin keluar dari sini, ia merasa kalo ini bukan sekedar rumah sakit. Karena jika ia dirawat dirumah sakit biasanya ada infus yang terpasang di tangannya. Tapi ini tidak ada, seakan rumah sakit ini seperti kamar, bedanya di sini ada unsur-unsur yang Nazea yakini adalah rumah sakit.

Merasa janggal akhirnya Nazea memutuskan keluar dari ruangan atau bisa disebut kamar ini. Perlahan ia membuka pintu, saat pintu terbuka pemandangan pertama yang ia lihat adalah lorong.

Nazea melangkah keluar, bisa Zea lihat orang-orang yang makai baju yang sama dengan miliknya tengah berlalu lalang. Tapi anehnya Nazea merasakan tatapan kosong dan keanehan dari orang yang berbaju sama dengannya.

Nazea mengedikan bahu mencoba tak perduli, gadis itu memilih menyusuri lorong untuk melihat keluar. Dan semakin berjalan, kejanggalan itu mulai bertambah. Apa lagi saat Zea melewati taman, ia bisa melihat orang ya agak gila menurutnya? Yang tengah berbicara sendiri dan orang-orang aneh lainnya. Dan semua itu terjawab saat melihat sebuah tulisan yang tertulis 'Rumah sakit jiwa Baktiyasa'.

Seakan disambar petir, Zea syok sampai terduduk di lantai. "Rumah sakit jiwa?" Zea menutup mulutnya tidak percaya. "Apa sekarang gue emang gila?"

"Nyonya!" Pekik seorang suster, saat melihat Nazea yang terduduk dilantai. Suster itu berlari dan tepat di depan Nazea ia langsung berjongkok.

"Nyonya! Saya kira anda kabur, saya mencari anda kemana-mana."

Nazea menatap sang suster dengan mata berkaca-kaca. "Nyonya?" Tanya Zea. "Sus.... Saya....... nggak gila kan?" Nzea merasa nyawanya seakan di tarik, ia mencoba tersenyum.

Comeback ✔️ [End]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt