49. Kecemasan

4.6K 231 0
                                    

Awas! Typo ada di mana-mana... Bisa kog bantu menandai dengan komentar. :)

Kalo ada Part yang kurang nyambung, boleh juga di tandai kawan. ^^

__________________________________

Happy Reading
.
.
.

Episode sebelumnya __________

Ken mengambil pisau itu. Ken perlahan berjalan ke kamar milik Mommy-nya. Kini yang ia pikirkan, ia ingin balas dendam! Ia ingin Mommy-nya merasakan sakit yang Kian rasakan.

Dan kebetulan pintu kamar Mommy-nya sedikit terbuka. Senyum iblis terukir indah di bibir Ken.

Ken memegang erat pisau yang ia bawa. "Dia pantas mati-"

________________________________

Ken berjalan lebih dekat, tangannya yang kosong hendak mendorong pintu untuk masuk.

Deg

Tangan Ken terhenti, dari dalam kamar Mommy-nya, Ken mendengar suara tangis dan isakan.

Ken mengintip dari celah-celah pintu kamar. Mata Ken terbelak, ini pertama kalinya Ken melihat pemandangan ini. Dimana di dalam Mommy-nya terlihat berantakan.

Mommy-nya terduduk dilantai dengan rambut yang acak-acakan.

"Hiks.... Sakit...." Isak Mommy-nya sambil memegang dadanya.

"Hikss.... Maafkan Mommy-mu hiks... Mommy yang gila ini hikss..." Tangis Mommy masuk ke gendang telinga Ken.

Ken diam, apa yang di bicarakan Mommy-nya? Ken menajamkan pendengarannya.

Di dalam, Zea terduduk dan memukul mukul dadanya sendiri. "Sakit tuhan! Hikss.... Maafkan Mommy~~ haa... Hiks"

Sejenak Ken merasa iba, tapi ia teringat adiknya. Mommy-nya Tanpa rasa iba sedikitpun tetap menghukum dan memarahi adiknya.

"Aku tidak boleh goyah!" Ken mengeratkan genggamannya pada pisau yang ia pegang. Ken menunggu, sampai Mommy-nya tenang dan setelah itu ia akan masuk.

Tak lama isakan Mommy-nya terhenti. Apa Mommy-nya sudah tertidur? Ken mengintip dari celah pintu yang terbuka. Tidak, Mommy-nya masih bangung.

Zea menyeka air matanya. "Ya... Mungkin ini karena aku memang bodoh.... Aku murahan... Mereka tidak pantas memilikiku..." Zea berganti memukul-mukul kepalanya. "Kau bodoh..... kau bodoh..... kau bodoh! Hikss...."

"Haaaaa! Aku gila! Hikss......" Pekik Zea.

"Mommy benar-benar gila?" Pegangan pisau Ken mengendur.

Zea menatap wajahnya di cermin, seketika wajahnya berganti menjadi tawa. "Hei! Lihat wajah itu hahahaaa.... Dasar gilaa.. hahaha..." Tangisnya berganti menjadi tawa, tawa tanpa dosa dan perasaan.

"Dia aneh... Hahahaaa..." Zea menunjuk-nunjuk bayangannya sendiri.

Ken mematung, ada apa ini? Sejak kapan Mommy-nya seperti ini? Kepalanya terasa pening.
"Apa selama ini Mommy seperti ini? Apa dia gila?" Ya Ken harus mencari tau ini nanti.

Hei! Ini bukan saatnya anak kecil berusia 6 tahun untuk berfikir tentang kesehatan mental orang tuanya.

Ken menggeleng tidak! Ia tidak boleh terhasut oleh semua ini. "Lebih baik aku pergi." Ia ingin melangkahkan kakinya, namun terhenti sejenak kala.

Comeback ✔️ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang