13. Jangan Membencinya

6.1K 275 11
                                    

Happy Reading 😙
.
.
.

Al mengetuk pintu kamar Kian tapi tidak ada sautan, hanya terdengar isak tangis yang lirih. Al mencoba membuka kenop pintu dan ternyata tidak di kunci.

Al membuka pintu kamar, terlihat Kian yang tengkurap di atas kasur dan wajahnya ditenggelamkan di dalam bantal.

Al mendekat, lalu duduk di pinggir kasur ber-seprai Spiderman. "Kian....." Panggil Al lembut.

"Hiks... Ikhs...." Kian tidak bergerak.

Al naik ke kasur dan duduk bersila di samping Kian, ia mengelus kepala adiknya. "Kian..... Kian nggak mau liat Abang?"

"Ikhsa..... Ikss....."

"Udah jangan nangis..."

"Heks....." Kian mencoba menghentikan tangisannya, Kian mendudukkan tubuhnya.

Al bisa melihat wajah adiknya yang merah dan sangat berantakan. "Udah... Jangan nangis... Sini peluk abang." Al merentangkan tangannya.

Kian dengan sigap memeluk tubuh yang lebih dewasa. "Abanggg...... Hikss...." Kian kembali menangis.

"Cup.. cup... Adiknya abang kan kuat..." Tangan kanan Al mengusap kepala Kian sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk mengelus punggu bergetar adiknya.

"Abang.... Kian benci Mommy.... Hiks....."

"Husssss.... Kian nggak boleh ngomong gitu."

Kian melepas pelukannya dari Abang, lalu matanya yang merah menatap Al. "Kenapa? Mommy jahat! Mommy dulu sering kurung adek! Mommy jahat!"

Al memejamkan matanya. "Kian... Kian boleh marah... Tapi Kian jangan menaruh benci pada Mommy."

Al menangkup wajah Kian dengan Kedua tangannya. "Bagaimana pun juga dia Mommy Kian."

Bukanya mengerti Kian malah tambah menangis. "Ehehhwaaaaaa........ Mommy jahatt....." Kian mengusap airmata yang terus-menerus berjatuhan. "Bukankah kakak hiks..... juga sangat membencinya ihks... , dia telah membuat hiks.. kakak iks.... sakit!"

Al diam, Al tau semua adiknya jenius. Dan Al paham maksud dari kata-kata adiknya.

Flashback On

Kaalvian anak berusia 8 tahun akan pulang sekolah sendirian, karena hari ini tidak ada yang menjemputnya. Daddy sedang sibuk kerja dan tidak pernah menjemputnya, sedangkan Mommy..... tidak mungkin Mommy menjemputnya bukan?, dan supir yang biasa menjemputnya belum datang.

Hingga sekolah hampir sepi. "Alvin!" Panggil seorang anak laki-laki.

Al yang sedang duduk di depan gerbang menoleh ke asal suara, bisa ia lihat Budi teman sekelasnya menghampiri. "Kau tidak pulang Al?"

"Aku sedang menunggu supir menjemput."

Budi ikut duduk di sampingnya. "Kenapa kau tidak pulang bersamaku saja?"

Al menatap Budi dengan polos. "Memang boleh?"

"Tentu saja! Kau kan temanku!"

Al memandang Budi, apakah tidak papa jika ia ikut budi? Al merasa bimbang. "Baiklah aku ikut bersamamu."

"Okey!"

Tak lama supir Budi menjemput. Al segera ikut bersama Budi. Di dalam mobil tidak ada percakapan, Al melihat Budi yang sibuk dengan ponselnya. Ia sedikit iri, karena Mommy-nya tidak memberinya ponsel sendiri.

Sampai tiba-tiba mobil berhenti di kediaman yang Al yakini itu rumah Budi.

"Ayo turun!" Ajak Budi.

Comeback ✔️ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang