26 - URUNG DIRI

1 0 0
                                    

Sejak kepulangan Geesa dan Hasbi tadi sore, Geesa masih setia mengurung diri di kamarnya.

Ini sudah waktunya makan malam, tapi ia sama sekali tidak berkeinginan untuk keluar dan makan. Hasbi yang pulang bersama Geesa dengan mata bengkak, tentu saja mendapatkan banyak pertanyaan.

Dan Hasbi hanya mampu menjawab, "Tadi Geesa telepon Mamanya, sepertinya bukan hal yang baik,"

Seluruh penghuni rumah langsung paham. Mereka tau bahwa Geesa jauh dari kata baik-baik saja saat ini. Mereka membiarkan Geesa puas dengan waktunya sendiri.

Geesa sudah tidak menangis, ia hanya berdiam diri, duduk di lantai dengan pinggiran kasur sebagai senderannya. Lagu-lagu rekomendasi para sepupunya terus mengalun menemaninya yang tidak baik-baik saja.

Hingga tiba pada lagu Zero O'clock terdengar, Geesa kembali meneteskan air matanya.

geureon nal issjanha
iyu eopsi seulpeun nal
momeun mugeopgo
na ppaegon modu da
bappeugo chiyeolhae boineun nal
balgeoreumi tteoreojijil anha
beolsseo neujeun geot gateunde marya
on sesangi yalmipne
Yeah gosgose deolkeokgeorineun gwasokbangjiteok
mameun gugyeojigo mareun jakku eopseojyeo
dodaeche wae na yeolsimhi ttwieossneunde
o naege wae
jibe wa
chimdaee nuwo
saenggakhaebwa
nae jalmosieosseulkka
eojireoun bam~~

Sangat-sangat menyesakkan dan menyakitkan bagi Geesa. Dia punya salah apa dengan Mamanya? Kenapa Mamanya itu sangat sulit untuk melihat dirinya sedikit lebih baik? Apa dia memang seburuk itu?

Tiba-tiba, ia teringat dengan tulisannya. Dilihat tulisan yang sudah ia publish itu kini memiliki lebih dari 5000 readers. Ia senang tulisannya banyak disukai orang, tapi ia juga teringat dengan ucapan Mamanya.

Tanpa ragu, tanpa memikirkan nasib para pembacanya, Geesa memutuskan untuk meng-unpublish tulisannya.

.

"Eomma, bagaimana ini? Geesa masih belum keluar juga," Hasbi semakin khawatir dibuatnya. Di rumah kini hanya ada Hasbi, Laras, Yabil, Janoo dan Orion.

"Eomma, apa aku perlu menghubungi Qiyas hyung?" Yabil memberi usulan.

"Enggak, gapapa. Dia sedang bekerja, nanti dia tidak fokus. Nanti biar eomma bawakan makan malam ke kamarnya," ucap Laras berusaha setenang mungkin.

"Eomma yakin dia akan baik-baik saja?" Kini Orion yang angkat bicara.

"Gapapa, biarkan saja dulu. Dia perlu waktunya sendiri,"

"Hyung, kamu yakin tidak mendengar sedikit pun perkataan Mamanya Geesa?" Janoo bertanya pada Hasbi.

Hasbi menggeleng, "Geesa tidak mengaktifkan loudspeaker, Janoo. Suaranya sangat pelan, tapi memang terdengar seperti ... Kesal? Atau marah? Gak tau, aku juga bingung,"

"Kalian tenanglah, eomma akan ke kamarnya dulu membawakan makan malam,"

Laras kini berada di depan pintu kamar Geesa dengan nampan berisikan makan malam dan minumnya.

Ia hendak mengetuk pintunya, tapi ia ragu. Samar-samar, ia masih bisa mendengar Geesa yang sedang menangis. Hatinya ikut teriris. Bagaimanapun, Laras menyayangi Geesa seperti anak kandungnya sendiri.

Toktoktok~~

"Geesa? Boleh eomma masuk? Kamu harus makan, sayang!"

Tidak ada jawaban dari Geesa, Laras kembali mengetuk pintunya. "Sayang, ini sudah lewat waktu makan malam, nanti kamu sakit. Makan dulu, ya?" Masih tidak ada jawaban juga.

The Safe PlaceNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ