12 - PERHATIAN DAN OMELAN

15 7 0
                                    

Keesokan harinya, Geesa baru saja pulang dari rumah sakit. Sebenarnya, ia sudah bisa pulang sejak tadi malam, tapi karena sudah terlalu larut, akhirnya ia menginap semalam di rumah sakit. Dan itu adalah pengalaman pertamanya untuk dirawat di rumah sakit.

Hari Jumat, 09.00 AM KST.

Geesa sedang merebahkan badannya di kasur, tubuhnya sudah lebih baik. Sudah tidak gatal meskipun masih memerah di beberapa bagian.

Ia baru saja selesai sarapan dan meminum susu coklat pemberian Aziel, seperti biasa. Tiba-tiba ponselnya berdering menandakan ada telepon. Ternyata dari ayahnya. Akhirnya.

"Halo, Ayaaahhhh," sapa Geesa dengan semangat.

"Halo, Kak?"

"Ayah, kenapa pesan Geesa kemarin enggak dibales?"

"Maaf, Kak. Ayah kemarin shift malam jadinya agak sibuk pas kakak kirim Ayah pesan. Ayah denger dari Om Riza, kamu kemarin masuk rumah sakit, ya? Gimana sekarang keadaannya?"

"Hm ... Udah baikan, kok, Yah. Katanya, sih, reaksi alergi udara. Tapi sekarang udah gapapa,"

"Ya ampun, jaga kesehatan, ya, kak! Baik-baik di sana. Ayah kangen ..."

"Kakak juga kangen Ayah, Riko, sama ... Mama,"

"Kak, semangat, ya! Lakuin apapun yang menurut kakak baik. Lakuin apapun yang bisa bikin kakak seneng dalam hal baik, ya?"

Geesa mengangguk, walaupun tentu saja ayahnya tidak bisa melihatnya.

"Iya, Yah. Di sini Geesa dijaga baik, kok, sama keluarganya Om Riza. Mereka sayang sama Geesa,"

"Syukurlah, kalau mereka baik, kakak juga harus bersikap baik, ya?"

"Iyaa, Yah. Ayah juga semangat, ya, kerjanya!"

"Iya, sayang. Ayah tutup dulu, ya? Ayah lagi jadwal kerja."

"Okee."

Dan telepon pun terputus. Hanya sebentar, tapi tak apa. Setidaknya, Ayahnya memang masih sangat memedulikannya.

Tok tok tok~~

"Iyaaa, masuk aja!"

"Geesa?"

"Eoh, kenapa eomma?" ternyata Laras yang mengetuk pintu tersebut.

"Telepon dari siapa?" sepertinya obrolan Geesa dan Tio tadi terdengar sampai keluar kamarnya.

"Ayah. Ayah nanyain kabar Geesa,"

Laras mengangguk. "Ingat apa kata Appa, kan? Satu hari ini Geesa harus minum obat. Setelahnya, selalu dibawa obatnya kalau pergi, ya?" Iya, pada akhirnya, Geesa memutuskan untuk terus memanggil Laras dengan sebutan eomma, diikuti dengan appa sebagai panggilannya untuk Riza.

"Neh, Eomma. Geesa ingat,"

"Ya sudah, jangan terlalu larut dalam tulisan. Jangan sampai lupa makan dan istirahat, ya? Eomma mau ke butik, di rumah ada Orion dan Yabil," ucap laras dengan sangat lembut.

"Neh, eomma. Hati-hati di jalan!"

Laras mengangguk mengiyakan, lalu pergi dari kamar Geesa.

Kini Geesa berjalan menuju mejanya, tentu saja untuk melanjutkan tulisannya. Geesa kini memiliki targetnya sendiri dalam menulis.

Setidaknya, dalam satu hari, harus bisa menulis 2 atau 3 part. Atau 3000-5000 kata. Pikirnya. Semoga saja selalu bisa seperti itu. Menulis itu bukan hal yang mudah, kan? Jadi, pelan-pelan saja. Pikir Geesa.

The Safe PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang