5 - OBROLAN PERTAMA

18 8 2
                                    

18:10 KST

Geesa baru saja bangun dari tidurnya, sepertinya ia benar-benar lelah karena bisa-bisanya ia tidur cukup lama.

Tiba-tiba terdengar sedikit keributan dari dekat kamarnya.

"Yak. Janoo babo (bodoh), bukan begitu maksudku!"

"Yak. Apa kamu bilang? Babo (bodoh)? Aku ini hyung-mu Taavi-ya,"

"Aish jinjja (sungguh). Sudah kubilang tulisannya bukan seperti itu!"

"Lalu bagaimana? Apa yang salah?"

Geesa yang nampak terganggu akhirnya memutuskan untuk membuka pintu kamarnya. Awalnya ia hanya berniat untuk mengintip, ada apa sebenarnya di sana. Tapi ternyata, Aziel yang memang berniat membangunkan Geesa kini berada tepat di depan kamarnya.

"Kkamjjagiya (kaget). Geesa-ya, kamu sudah bangun? Aaaa pasti karna mereka berisik, ya?" ucap Aziel di hadapan Geesa yang sempat terkejut sesaat.

"Ah enggak ... Ziel oppa, aku sudah bangun beberapa menit tadi," jawab Geesa.

"Kajja (ayo), kita ke bawah! Biarkan saja dua oppa-mu itu memang hobi ribut," ucap Aziel dengan sedikit memelankan suaranya.

"Yak. Aziel, aku bisa mendengarnya, ya. Kamu sendiri juga hobi ribut!" Janoo nampak tak terima.

"Aish jinjja, kajja (sungguh, ayo) Geesa!" Aziel kembali mengajak Geesa untuk turun. Geesa mengikuti Aziel dengan mata yang sesekali melirik Taavi dan Janoo yang masih saja ribut, entah meributkan apa.

"Cah (nah), duduk di sini, ya. Aku ambilkan camilan sebentar," Aziel menyuruh Geesa duduk di salah satu kursi meja makan. Geesa menurutinya dan memperhatikan gerak-gerik sepupunya itu.

Saat Aziel menyodorkan sebuah camilan, tiba-tiba tangannya ditepis oleh Yabil.

Plak~

"Yak. Hyung ... Hyung ini kenapaaaa?" tanya Aziel tak terima.

"Kamu ini bagaimana, sih? Sebentar lagi masuk waktu makan malam. Kalau Geesa kamu biarkan memakan camilan, nanti dia tidak akan makan banyak!" ucap Yabil dengan tegas.

"Waw ... Hyung ... Tumben sekali hyung banyak bicara?" Aziel tiba-tiba merasa takjub dengan kakak keduanya ini.

"Aish jinjja (sungguh), simpan lagi camilannya! Biarkan ia menunggu makan malam saja," Yabil meninggalkan Aziel dan Geesa yang tampak bingung untuk pergi kembali ke kamarnya. Entah tadi dia datang darimana.

"Yabil hyung benar, sebentar lagi makan malam, nanti saja makan camilannya, ya?" tanya Aziel pada Geesa yang menatapnya.

Geesa hanya mengangguk menurutinya. Tak lama kemudian, Laras menghampiri mereka. "Aigoo, uri Zielie dan Geesa sedang apa?" tanya Laras begitu sampai di hadapan mereka.

"Eomma? Kapan akan memasak malam malam? Geesa sepertinya sudah lapar, tadi aku ingin memberikan camilan tapi dilarang oleh Yabil hyung," ucap Aziel sembari mengadu.

"Yang lapar itu Geesa, atau kamu?" tanya Laras tepat sasaran pada Aziel.

"Hehehe ... neh eomma, baegopa (lapar)," Aziel menampilkan deretan giginya dengan gigi kelinci yang lucu.

Geesa sedari tadi hanya diam memperhatikan.

"Geesa, mau bantu tante masak?" tanya Laras pada Geesa yang sedari tadi hanya diam.

"Boleh?" tanya Geesa dengan sedikit terkejut.

"Boleh ... Ayo sini kita masak makan malam," ucap Laras lagi dengan senyuman.

The Safe PlaceHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin