22 - CERITAAN LUKA

1 0 0
                                    

Part ini menyertakan foto untuk visualisasi fiksi.

🌻🌻🌻

Geesa kini tengah duduk anteng di sofa studio Orion. Kakinya sudah agak baikan walaupun masih diperban dan tertatih saat jalan. Karena di rumah hanya ada Geesa dan Orion, jadilah Geesa berada di studio Orion.

Studio Orion sangat berbeda dengan Yabil. Studio Orion lebih seperti galeri atau museum, bagi Geesa. Sangat-sangat aesthetic.

Geesa duduk dengan memangku laptopnya, meneruskan tulisan berbahasa Inggrisnya. Sementara Orion juga sedang menulis di mejanya, menulis lirik lagu baru.

"Oppa, apa perbedaan near dan close?"

"Eoh? Kamu masih bingung membedakannya, ya? Hahaha ... " Orion berucap dengan kekehan dan Geesa hanya mengangguk dengan polosnya.

"Near dan close itu keduanya berarti dekat. Bisa kamu gunakan bergantian juga. Tapi, tidak semua kalimat bisa asal menggunakannya. Near itu dekat, tapi tidak secara emosional. Sedangkan Close itu jaraknya lebih dekat juga lebih intim. Paham tidak?" Orion berusaha menjelaskan dengan singkat.

"Aaaaa, paham. Makasih oppa!" Geesa kembali melanjutkan tulisannya.

"Bagaimana tulisanmu? Readers-nya terus bertambah?"

"IYAAAA OPPAAAAAA. AH AKU BERTAMBAH SENANG SETIAP HARINYA KARENA MEREKA SANGAT MENYUKAINYA!!" Tiba-tiba saja Geesa sangat bersemangat dan antusias.

"Aigo, pelan-pelan Geesa. Hahaha ..."

"Hehehe ... Maaf. Aku hanya sangat senang. Sekarang jumlahnya mencapai 5000 readers dan hampir 2000 votes!" ucap Geesa masih dengan nada antusias.

"Sungguh? Wah, Keren! Adiknya oppa memang luar biasa!" Orion menghampiri Geesa dan mengusap kepala adiknya itu dengan sayang.

"Teruslah belajar, ya! Ingat, perbaiki apa yang harus diperbaiki, ok?" Orion kembali mengingatkan dan Geesa kembali mengangguk dengan semangat.

"Coba oppa lihat tulisan bahasa Inggrismu," Orion membaca tulisan Geesa, ceritanya masih sama, hanya berbeda bahasa dan sedikit revisi penyesuaian.

Tiba-tiba Orion terpaku pada satu kalimat yang ada di sana. "I just wanna be happier."

Orion menatap Geesa dalam. Geesa yang ditatap pun bertanya, "Kenapa oppa? Apa ada yang harus diperbaiki?"

"Enggak. Geesa-ya, kamu tau? Tulisanmu ini baru saja memberikan oppa inspirasi untuk menulis lirik lagu, lagi,"

"Sungguh? Bagaimana bisa?" Geesa bertanya dengan wajah bingungnya.

"Geesa, menulis lirik lagu juga sama dengan menulis tulisan lain. Sama-sama butuh inspirasi dari banyak hal. Bisa dari hal terkecil sekalipun. Bahkan oppa saja pernah membuat lirik dari omelannya Qiyas hyung,"

"Beneran? Wah, daebak! Oppa luar biasa!!"

"Hahaha cah, lanjutkan lagi tulisanmu, ya? Oppa mau menambahkan lirik baru lagi."

.

Geesa kini sedang duduk di sofa ruang tengah dengan setoples kue coklat di pangkuannya. Geesa sedang menunggu Qiyas mengambil p3k untuk mengganti perbannya.

"Nah, kemarikan sini kakimu!" Qiyas duduk untuk membawa kaki Geesa pada pangkuannya.

"Oppa, maaf sudah merepotkan," lirih Geesa dengan sangat pelan. Ia sangat menyesali kecerobohan dirinya sendiri.

The Safe PlaceWhere stories live. Discover now