36 (warn!)

2.5K 222 11
                                    

Tap bintang dulu baru lanjut baca

Warning!
Bahasa vulgar dan intens
Kemungkinan tidak enak di baca oleh beberapa pembaca
Jika tidak sanggup membaca bisa langsung skip chapter selanjutnya.
———————————— — — – .

Hari sudah menunjukkan pukul 00.00 dini hari. Jey masih terduduk di ruang tamu. Sebelumnya, Agra mengatakan bahwa ayahnya berhasil di tangkap dan telah diamankan. Sekarang yang ia nantikan adalah kepulangan Joseph.

Jey mengusap kedua tangannya karena resah. Agra tidak mengatakan apapun lagi setelah itu. Pria itu sama sekali tidak menjawab pertanyaan Jey soal Joseph.

Detik jam memenuhi pendengarannya. Ketiga anggota keluarganya sedang tertidur di lantai atas. Jey kembali teringat perkataan ayah Joseph. Bagaimana jika benar-benar terjadi sesuatu padanya?

Menit demi menit berlalu, pintu terbuka menampilkan Joseph yang masih berpakaian lengkap. Jey menghela nafas lega, pria itu kembali dengan selamat. Ia berdiri dan menghampiri Joseph.

Mereka bertatapan cukup lama "Bagaimana?" Tanya Jey. "Beres, tiga hari lagi proses sidang" Joseph berjalan memasuki kamarnya yang diikuti Jey.

Saat sampai dikamar, Joseph mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang. Gelagat aneh Joseph membuat Jey menekuk alis. Entah hanya perasaannya atau memang Joseph duduk sangat tegak. Dia terlihat tegang.

"Mau aku siapkan air untuk mandi" Joseph menggeleng lemah, ia memberikan isyarat kepada Jey untuk mendekat. Tangan kasarnya menyentuh jemari Jey dan menariknya dalam pelukan.

"Kamu demam?" Jey merasakan suhu tubuh Joseph yang hangat. "Aku akan mengambilkan makanan dan obat" Jey menarik diri namun lengan Joseph semakin melingkar di pinggangnya.

"Aku tidak sakit, hanya terlalu banyak mengeluarkan energi" Kata Joseph diselingi candaan.

"Temani aku malam ini" Kata Joseph sebelum ia mulai mencumbu leher Jey.

Jey yang menyadari hal itu berusaha mendorong tubuh Joseph. "Tuan" Panggilnya. Jey bisa mendengar helaan nafas kasar itu keluar dari bibir sang alpha.

"Beristirahatlah, aku mohon. Kamu terlalu bekerja keras hari ini. Bukankah besok kamu juga masih sibuk untuk acara perusahaan?"

"Sejak kapan kamu berani menolak permintaanku?" Joseph balik bertanya. Tatapannya lurus menatap manik Jey. Tapi kedua tangannya dengan lihai melucuti pakaian Jey.

Jey tertelan aura dominan dari Joseph. Ia tidak bisa mengelak lagi, di tambah pria itu mulai mengeluarkan feromon untuk memancing dirinya.

"T-tuan" Cicit Jey saat ia kembali merasakan kecupan kupu-kupu dari Joseph. Sial, pria ini benar-benar pintar membuatnya gila.

Jey berinisiatif melepas kemeja Joseph, dan alangkah terkejutnya dia melihat perut pria itu dililit oleh perban. "Kamu terluka?" Tanpa mendengar pertanyaan Jey, Joseph mengangkat tubuh Jey dan membaringkan omega itu di ranjangnya yang besar.

"Jawab!" Nada bicara Jey meninggi, ia sungguh tidak suka dengan sifat Joseph yang acuh pada dirinya sendiri. Joseph menghentikan aktifitasnya "tidak sakit"
Jawabnya singkat. Itu semakin membuat Jey ingin menangis.

"Kenapa? Berhenti melakukan apapun yang membahayakan dirimu. Tidakkah kamu tau aku takut?"

"Apa yang kamu takutkan?" Jey terdiam, ia bingung.

"Aku tidak berbohong soal ini. Luka ini tidak sakit" Jelas Joseph. Jey menutup wajahnya dengan kedua tangan dan menangis. Sial, ia merasa tidak pantas dengan ini semua.

"Aku takut kehilangan" Suara Jey sangat pelan sampai nyaris seperti cicitan tikus. "Sial, katakan dengan jelas!. Aku sudah tidak tahan dengan ini semua"

"AKU TAKUT KEHILANGANMU, BRENGSEK!" Sentak Jey, tangisnya semakin jadi. "Apa?"

"Ayahmu mendatangiku dan mengatakan sesuatu jika terjadi hal buruk padamu. Itu karena kamu terlalu ikut campur dengan masalah keluargaku yang sudah berantakan. Sadarkah kalau kamu sudah melewati batas sebagai atasanku?" Jelasnya di sela tangisan.

Joseph menghela nafas "sudah? Itu saja?"

"AKH!" Jey memekik karena Joseph tiba-tiba memasukkan kejantanannya tanpa persiapan. Joseph mendekatkan wajahnya pada Jey dan berbisik "asal kamu tau, aku sengaja melewati batasku"

Setelah mengatakan itu hanya ada suara racauan Jey memenuhi kamar. Joseph bermain kasar, ia seolah lupa dengan luka tembak di perutnya.

Joseph selalu berhasil membungkam Jey dengan bibirnya, jika ada kesempatan Jey untuk protes di tengah aktifitas bercinta mereka.

"Perlah-ahn, s-sakit!" Jey tidak berdaya, mereka sudah bermain terlalu lama. Ia lelah. Joseph memeluk Jey dari belakang,  bibirnya selalu senantiasa menjelajah leher dan bahu Jey.

Hingga pada akhirnya Jey ambruk. Ia sudah tidak tahan lagi. Keduanya terengah karena permainan mereka. Jey tertidur dengan posisi tengkurap. Joseph mengeluarkan kejantanannya, tangannya mengusap rambut basah Jey karena keringat.

"Jangan pernah berpikir untuk pergi dariku, karena tidak ada satupun yang bisa menghentikanku"

Joseph pergi membersihkan diri juga mengganti perbannya yang kotor terkena darah. Iya, lukanya kembali terbuka karena aktifitas itu. Tapi, siapa yang peduli?































Halo, semoga kalian paham ya sama chapter kali ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Halo, semoga kalian paham ya sama chapter kali ini. Segini dulu, maaf ya kalo alurnya kecepetan.

OMEGAVERSE - HYUNLIXWhere stories live. Discover now