34

2.3K 260 13
                                    

Tap bintang dulu baru lanjut baca
———————————— — — – .

Plak!

Joseph terpelanting saat pipinya di tampar oleh ayahnya.

Sebelumnya secara tiba-tiba Joseph di minta untuk datang ke perusahaan ayahnya, Abercio Albert.

Saat sampai, Joseph menerima tamparan keras, cukup membuat sudut bibirnya berdarah. "Anak ini benar-benar! Kenapa sebelumnya tidak mengatakan kalau pemuda yang kamu bawa ke rumah adalah anak bajingan itu!"

Ah.. Joseph tau masalahnya sekarang. Ia hanya diam menatap ayahnya. "Kamu pikir aku tidak tau kamu meninggalkan pekerjaanmu dan membatalkan pertemuan penting hanya untuk ikut campur masalah keluarganya?!"

Albert mondar mandir sambil berkacak pinggang. Kakinya berhenti menghadap jendela yang menampilkan gedung-gedung tinggi kota. Albert menghela nafas "sudah 30 tahun lebih perusahaan ini berdiri. Bahkan sebelum kamu lahir ayah sudah susah payah merintis nama ini dari bawah. Dan kamu mau mengacaukan semuanya, Joseph?"

"Aku sudah mengerjakannya ayah, memang benar aku membatalkan pertemuannya, tapi aku juga sudah mengatur ulang pertemuan tersebut" Joseph menundukkan kepala. Ayahnya sedang marah besar kepadanya dan itu bukan hal yang baik.

"Jangan terlalu terlibat dengan mereka, Joseph. Ayah tidak mau menanggung nama buruk bajingan itu" Albert berbalik, kakinya melangkah mendekati Joseph. Kemudian menepuk bahu Joseph dan merematnya, seolah-olah menaruh harapan tinggi pada bahu anaknya.

"Lepaskan anak itu. Bagaimanapun dia adalah keturunan seorang kriminal" Albert berbalik, ia mendudukkan diri di kursi kerjanya.

"Tapi dia juga korban ayah. Seluruh keluarganya adalah korban" Kini Joseph berani menatap lurus netra Albert.

"Kamu mau jadi superhero? Menyelamatkan orang-orang, begitu?"

"Tidak ayah, tapi aku seorang alpha. Aku bertindak sesuai naluriku, dan sejatinya alpha tidak mengingkari janjinya. Ayah sendiri yang mengatakan padaku, untuk tidak mempermainkan hati seseorang. Dan sekarang, aku sedang memegang hati orang itu, aku tidak bisa melepasnya begitu saja"

Albert terdiam mendengar ucapan anaknya. Dia tidak ingin menjawab apapun.

"Ini tekatku. Aku akan menyelesaikannya sendiri. Dan soal perusahaan, tidak perlu khawatir karena aku tidak lari dari tanggung jawabku. Kalau begitu aku pamit" Joseph membungkukkan badannya memberi hormat dan pergi meninggalkan ruangan.

"Kenapa anak itu cepat sekali dewasa" Ucap ayahnya setelah pintu tertutup

.

.

.

.

.

.

Tersisa satu hari sebelum Joseph benar-benar kembali sibuk. Setelah dari kantor ayahnya, ia kembali ke rumah dan meminta Demian untuk melakukan segala sesuatu dengan segera.

Tiga panggilan tak terjawab dari Agra, itu saat ia sedang berhadapan dengan ayahnya. Joseph menghela nafas. Baru kali ini ia merasa sangat lelah.

Rumahnya terasa begitu sepi. "Dimana Jeyyano?" Pikirnya.

Demian keluar dari ruang kerja Joseph dengan membawa beberapa berkas yang isinya adalah bukti-bukti kasus Theo. "Mencari apa?" Tanya Demian karena bingung dengan Joseph yang celingukan di rumahnya sendiri.

"Jey" Singkatnya. "Oh, tadi saat kamu pergi dia mencarimu, sekarang kamu yang mencarinya. Lihat pasangan ini, seperti tidak bisa hidup tanpa salah satunya" Canda Demian yang di balas dengan tatapan tajam dari Joseph.

OMEGAVERSE - HYUNLIXWhere stories live. Discover now