12 (warn!)

7.7K 556 26
                                    

Joseph terbangun dari tidurnya. Kepalanya terasa berat, seluruh suhu badannya naik. Dia demam. "Sial" Sambatnya.

Lama Joseph berbaring, berharap sakit kepalanya mereda. Bukannya membaik, tubuh Joseph bereaksi berbeda. Feromonnya keluar tak terkendali memenuhi ruang kamar.

Benar kepalanya sudah tak seberat sebelumnya, tapi tubuh Joseph terasa semakin panas dan penciumannya menjadi tajam. "Bau omega" Katanya rintih.

Joseph bangkit dari tidurnya menuju pintu. Aroma omega semakin merasuki penciumannya. Detak jantungnya berdebar seakan tidak sabar.

Ia melihat Jey disana, berdiri di depan pintu. Lama mereka bertatapan hingga Joseph menarik badan Jey masuk ke dalam kamarnya.

Jey tidak bisa bergerak karena kuncian dari Joseph. "Omega" Hanya itu yang ada di pikiran Joseph.

Tidak, dia tidak pernah seperti ini pada omega sebelumnya. Tapi feromon Jey, membuat pikiran Joseph kosong. "Tuan! Sadarlah!" Jey berusaha melepaskan diri.

Ia tau bahwa tuannya sedang mengalami rut. Ini sangat berbahaya. Rut alpha dominan lebih sulit di kendalikan. "Tunggu sebentar. tuan, Joseph" Jey terus mendorong tubuh Joseph. Tapi kekuatannya tak sebanding dengan Joseph.

Sang alpha kini menjelajahi lehernya, menghirup aroma omega milik Jey. Dia sama sekali tak menggubris dorongan Jey. Joseph malah semakin menghapus jarak di antara mereka.

Usaha Jey sia-sia, kini ia juga telah terbuai dengan feromon Joseph. "Ahh, tunggu" Dengan pikiran setengah sadarnya, Jey masih berusaha mengendalikan diri.

Namun sayang, kini Jey sepenuhnya telah berada di bawah kendali Joseph. Kamar Joseph tidak hanya di penuhi oleh aromanya, tapi juga Jey. Kejadian tempo hari terulang kembali, Jey mengalami masa heatnya secara paksa.

Keduanya bergelut mencari titik nikmat masing-masing. Seperti binatang buas yang tidak pernah puas, Joseph terus mendorong tubuhnya ke dalam Jey.

Ini adalah pertama kali untuk Jey.

Tak ada yang bisa menghentikan mereka berdua. Bahkan ponsel Joseph yang berbunyi hancur di buatnya. Ia benar-benar tidak peduli lagi selain memuaskan diri.

"Perlahan, tuan" Kata Jey. Badannya sudah tidak sanggup lagi menahan gempuran. Tapi tubuh dan pikirannya berjalan tak sama.

Jey berteriak keras saat Joseph menggigit tengkuknya. Darah keluar dari sana. Tapi keduanya tidak peduli. Mereka terus bermain sampai matahari berpindah dari arah timur ke barat.

Malam harinya mereka berdua makan malam bersama dengan canggung. Masakan Jey tadi pagi ia panaskan. Sayang jika di buang karen belum tersentuh sama sekali. Joseph juga tidak masalah dengan itu. Mereka hanya perlu mengisi perut mereka yang kosong karena belum makan dari pagi.

Beberapa kali Jey hampir menjatuhkan sendoknya karena badannya kelelahan. Bahkan jarinya tidak berfungsi dengan benar.

Keduanya memiliki luka dari pertarungan feromon mereka, terlebih Jey. Joseph yang melihat Jey masih sangat lemas berinisiatif menyuapinya. "Seharusnya kamu jangan datang" Kata Joseph.

"Aku tidak tau" Katanya sambil mengunyah makanan, bahkan suaranya terdengar parau "Jika saat itu datang lagi, jangan pergi ke kamarku" Perintahnya. Tangannya masih sibuk menyuapi Jey.

"Aku bisa makan sendiri" Jey merasa tidak enak, karena Joseph juga belum menyelesaikan makanannya. "Bilang pada tanganmu untuk memegang sendok dengan benar" Jey terdiam dan pada akhirnya hanya bisa menerima.

Tanpa Jey sadari Joseph dari tadi melihat ke arah perutnya.

Ntah apa yang di pikirkan Joseph, ekspresi wajahnya bahkan tidak bisa di baca.





























Cringe tidak?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cringe tidak?

OMEGAVERSE - HYUNLIXWhere stories live. Discover now