30

2.2K 286 11
                                    

Tap bintang dulu baru lanjut baca
———————————— — — – .

Pagi harinya Joseph turun bersama dengan Jey. Mereka berdua sudah rapi dengan setelannya masing-masing.

Malam hari saat mereka berdua sedang makan. Jey menghubungi ibunya untuk memberi kabar kalau ia tidak pulang. Jey merasa ia tetap harus mengawasi rumah ini meskipun sudah ada orang lain yang menggantikannya.

Joseph berdiri di depan tangga bersama Jey juga pelayan itu. "Perkenalkan Jey, ini Abriana, aku mempekerjakannya selama kamu mengambil cuti. Tapi, karena kamu sudah kembali jadi Abriana, kamu tidak perlu lagi bekerja"

Abriana yang mendengar itu terlihat panik, kedua bola matanya gemetar "Tuan, biarkan saya bekerja disini sampai kontrak saya habis. Bukankah itu sudah termasuk perjanjian?"

"Aku tetap memberimu kompensasi, jadi kamu tidak perlu khawatir. Itu setara dengan tiga bulan pekerjaanmu"

"Tidak, tuan! Biarkan saya bekerja dulu disini. Saya mohon, hanya untuk dua bulan sisa kontrak saya" Abriana membungkukkan badannya.

Joseph dan Jey saling tatap sebentar. "Baiklah, Jey akan membagi pekerjaanmu. Untuk Jey, tolong hal yang bersifat pribadi tetap kamu yang lakukan. Jangan berikan kepada pelayan ini" Jey menggangguk perlahan.

Joseph kemudian pergi ke ruang kerjanya. Tubuhnya belum sepenuhnya normal, jadi untuk sementara ia akan bekerja di rumah.

"Aku akan membuat list pekerjaanmu" Jey kemudian masuk ke kamarnya (selama ia bekerja disana Jey punya kamar sendiri, begitu juga Abriana).

Jey telah membuat list pekerjaan untuk Abriana. Hampir seluruh pekerjaannya adalah tugas rumah. Seperti bersih-bersih rumah dan memasak . Sedangkan Jey memegang semua hal yang menyangkut Joseph. Seperti membersihkan kamar atau ruang kerjanya, membangunkan Joseph di pagi hari dan menyiapkan makanan untuknya.

Awalnya Abriana menerima pekerjaan itu tanpa bantahan. Jey juga berpikir itu lebih baik dari pada tidak bekerja sama sekali dan hanya makan gaji buta. Lagi pula wanita itu tidak mau dipulangkan sebelum kontraknya selesai.

Hari demi hari berlalu, Abriana sedikit demi sedikit melewati batasnya dalam bekerja. Kadang Jey melihatnya keluar dari ruang kerja Joseph, seperti sekarang. Lagi-lagi Jey melihatnya keluar dari ruang kerja Joseph. Ntah apa yang dia lakukan, apa dia membersihkan ruangan itu?

Kemungkinan tidak karena beberapa jam lalu Jey sudah membersihkannya. Saat Abriana pergi, Jey masuk ke dalam untuk memeriksa. Fokus dengan kesibukannya 'mencari tahu', Jey tidak sadar Abriana kembali masuk dan mengunci pintu ruang kerja Joseph.

"Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Jey kepada Abriana.

"Kenapa kamu ingin tahu?" Jey mengangkat satu alisnya karena Abriana mulai berbicara tidak formal padanya. Kedua tangan Abriana di belakang, wanita itu berjalan mendekati Jey dengan santai.

"Kamu ini sebenarnya siapanya tuan Joseph?" Abriana melihat-lihat sekeliling. Jey hanya diam tidak menjawab. Abriana terkekeh sebentar kemudian berkata.

"Sebenarnya tuan Joseph itu di takdirkan hanya untukku" Abriana menatap Jey dengan senyuman miringnya. "Ada kisah dimana seorang gadis yang selalu sendirian, tidak bisa bergaul, dan lugu. Ia sangat sulit bersosialisasi, tapi kemudian di suatu hari, seorang lelaki datang mengulurkan tangannya dan membuat janji, kalau dia akan selalu bersama gadis itu"

"Kamu tahu apa artinya itu?" Jey hanya menatap wanita itu dan mendengarkan. Dilihat dari sisi mana pun, sudah jelas kalau wanita ini terobsesi dengan Joseph.

"Aku telah bersabar selama bertahun-tahun. Akhirnya aku bisa berada dekat dengannya. Tapi benalu datang dan merenggut semuanya" Perkataan tajam dari Abriana membuat Jey waspada. Kala wanita itu mulai menunjukkan sebilah pisau di tangannya yang sedari tadi ia sembunyikan dibelakang tubuhnya.

"Hei, itu adalah janji anak-anak. Orang dewasa pun akan berpikir itu hanya janji konyol"

"Konyol katamu? Tuan Joseph datang padaku, ia memegang tanganku dan tatapannya.... Aku bahkan masih mengingatnya. Ya, Tuan Joseph pasti akan mengingatku dan akan kembali padaku" Abriana terus menodong pisau kepada Jey.

"Kamu mau apa dengan benda itu?" Jey berusaha tenang. Jika ia bertindak gegabah, itu akan membahayakannya. "Untuk memotong benalu agar tidak terus mengganggu" Wanita itu mulai menyerang Jey. Diruangan itu Jey hanya berusaha menghindar.

"Kamu selalu memerintahku, padahal aku adalah istrinya!" Oceh Abriana.

"Joseph hanya akan membuangmu saat tahu kamu melukaiku" Jey mencoba membujuk Abriana agar wanita itu lebih tenang.

Sret!

"Argh!"

Lengan Jey tersayat saat berusaha menghindari serangan. Abriana semakin tertawa saat berhasil melukai Jey. "Benar kata ayahmu, kamu pantas mati. Kamu membuatnya kecewa, dan sekarang kamu mengambil milikku! Matilah!"

"Ayah?"

Jey hanya bisa terus menghindar, karena  ia sadar jika lawannya adalah seorang wanita. Dia semakin tahu dengan situasinya. Wanita ini adalah orang suruhan dari ayahnya. Bahkan pria itu nekat ingin membunuh anaknya sendiri.

Jey berhasil menepis tangan Abriana sampai pisau yang di pegangnya terlempar. Namun tak kehabisan akal, Abriana mengambil papan nama milik Joseph dari atas meja kerja dan langsung menyerang Jey.

Prakk!

"Sial!"



























Idiiieehhh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Idiiieehhh

OMEGAVERSE - HYUNLIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang