11

5.2K 526 2
                                    

Pagi hari Jey membereskan pakaiannya. Ia tidak bisa tidur semalaman karena memikirkan ucapan Joseph. Bahkan sekarang pun.

"Pasti ada pemicu kenapa kamu menolak feromon selama ini"

Joseph pasti mengetahui sesuatu, apa yang di katakan dokter waktu itu berbeda dengan apa yang di katakan Joseph.

Ketukan pintu membut lamunannya buyar. Jey segera membukanya. Ia melihat Joseph dengan kaos santainya "ada apa? Kamu perlu sesuatu?" Tanya nya pada Joseph.

"Hari ini kamu akan melakukan pemeriksaan feromon ulang"

"Tidak perlu, aku sudah melakukannya beberapa kali dan hasilnya sama. Aku akan tetap menjadi omega rese-"

"Buka pintunya, itu mungkin dokter Seth" Joseph memotong ucapan Jey setelah mendengar bel berbunyi.

Jey kemudian melaksanakan perintahnya dan membuka pintu. Benar yang datang adalah dokter Seth. "Oh aku pikir Joseph yang membuka pintu. Selamat pagi" Sapanya sambil tersenyum.

Disinilah mereka bertiga, sedang berada di ruang tengah. "Jadi Jey, aku menemukan hasil lain dari kelenjar feromonmu. Itu semacam penghambat feromon dalam dosis besar. Mungkin itu yang membuatmu selama ini tidak bisa menghasilkan feromon dengan benar" Seth menjelaskan dengan perlahan.

Jey merasa gelisah, ia hanya memainkan jari-jarinya. Sedangkan Joseph hanya menatapnya dengan datar, tubuhnya bersandar santai di sofa yang letaknya sedikit jauh dari mereka berdua.

"Sebelumnya apa kamu pernah mengkonsumsi obat penghambat dosis tinggi?" Tanya Seth.

"Tidak, aku hampir tidak mengalami heat. Jadi aku tidak membutuhkan itu. Aku bahkan tidak mengkonsumsi obat darimu" Seth mengangguk, ia menulis hasil jawaban Jey.

Tiba-tiba Jey teringat sesuatu "Tapi saat usiaku 12 tahun, aku pernah mengalami kebocoran feromon"

Kebocoran feromon adalah dimana saat seseorang hilang kendali atas feromonnya.  "Apakah itu parah?" Tanya Seth lagi.

"Ya aku hampir mati karena itu, keluargaku tidak ada yang berani mendekat. Mereka akan mengalami sesak nafas parah karena feromonku" Seth menatap Joseph sebentar.

"Lalu bagaimana kamu mengatasi itu? Kamu bilang, kamu hampir mati. Pasti kamu melakukan upaya bukan?" Jey mengingat kembali. Sedikit susah untuk mengingatnya, karena saat kejadian itu Jey setengah sadar.

"Aku tidak bisa mengingatnya dengan jelas"

"Aku tidak akan memaksa, tapi jika kamu mengingat sesuatu, kamu bisa bilang padaku. Itu akan sangat membantu" Pinta Seth. Tangannya menulis beberapa catatan. Ia pun membereskan perlengkapannya dan berpamitan.

"Hasil kelenjar feromonmu akan keluar 5 hari kedepan. Aku akan datang kesini lagi"

"Terima kasih banyak" Ucap Jey.

"Oh dan lagi, kakakmu Christ. Dia tidak bisa menghubungimu. Mungkin kamu bisa memberikan nomormu padanya"

"Kak Christ? Oh! y-ya, aku menghilangkan ponselku beberapa hari lalu, aku lupa. Tunggu sebentar" Jey mengambil ponselnya dan memberikan nomornya kepada Seth.

"Dia tau kakakku?" Katanya pelan, matanya memandangi Seth yang berjalan keluar rumah. "Dia bekerja di rumah sakit yang sama dengan kakakmu" Celetuk Joseph. Kini ia sedang menyibukkan diri dengan membaca koran.

"Kamu tau soal kakakku juga?" Joseph hanya menatapnya tanpa menjawab. "Sepertinya orang ini tau segalanya" Batin Jey.

Tak ingin ambil pusing ia segera pergi ke kamarnya. Melanjutkan aktifitas beres-beresnya yang tertunda.

.

.

.

.

.

Tiga hari berlalu, Jey sudah mulai terbiasa dengan rumah Joseph. Tapi tidak dengan kamar alpha satu itu. Hari ini dia memasak menu kesukaannya. "Aku harap dia juga menyukai ini"

Jey melihat ke arah jam dinding, jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi tapi Joseph bahkan belum keluar dari kamarnya. "Kenapa dia belum turun? Tidak seperti biasanya"

Jey memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya yang lain sambil menunggu si tuan rumah turun untuk sarapan.

Tapi satu jam telah berlalu Joseph belum juga keluar dari kamar. "Dia libur? Atau sakit?" Jey berinisiatif memanggil Joseph di kamarnya.

Jey mengetuk pintu Joseph beberapa kali "Tuan? Sarapan sudah siap" Tidak ada jawaban dari dalam. Jey masih berusaha memanggil Joseph.

Sampai akhirnya Jey melihat kenop pintu itu di putar dan menampilkan Joseph yang masih dengan penampilan biasanya. Mata Jey membola saat ia merasakan sesuatu yang salah.

"Tidak, jangan lagi"

.

.

.

.

.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
OMEGAVERSE - HYUNLIXWhere stories live. Discover now