39. 💋 Girls Night Out 💋

5.4K 245 9
                                    

Sudah mereservasi jasa WO untuk mengurus pernikahan yang akan dilaksanakan dalam satu minggu lagi membuat jantung di balik tulang dada Rean berderu deram setiap saat. Berikut pula hotel bintang 6 milik kenalan ibunya sudah dicharter untuk resepsi nanti, syarat mendaftar ke catatan sipil sudah dilakukan sejak bulan lalu, semuanya sudah dikerjakan sejak sebulan lalu agar tidak kepepet. Semua sudah sesuai dengan rencana yang Rean susun, tidak ada yang terlewat sedikitpun.

Pria itu kembali mengamati daftar apa saja yang perlu dipersiapkan untuk mengurus pernikahannya. Mencoretnya satu persatu untuk kembali meninjau, dan jangan sampai ada yang terlewat.

Pria itu mengedarkan pandangan kemudian melirik seluruh rekan di divisinya satu persatu, dia ingin memberikan pengumuman akan waktu pernikahannya yang sudah di depan mata.

"Teman-teman," ucap Rean lalu bangkit dari kursinya dan berdiri di depan meja. Semua orang yang awalnya sibuk di depan komputer dan berkas mulai mengangkat wajah saat pria itu berbicara.

"Saya ada pengumuman penting." Rean berdiri di tengah, sementara tangannya memegang satu gepok undangan yang sudah tercetak dan terdapat nama-nama semua rekan yang ada di kantor.

"Kamu mau resign ya?" kata salah satu staff. "Nggak boleh!"

Rean tersenyum kecil, lalu menggeleng dengan cepat. "Bukan, saya mau nikah."

Semua staff yang memerhatikannya berbicara spontan membulatkan mata, lalu riuh tepuk tangan dan ucapan selamat menggema di seluruh sudut. Teman-temannya itu bangkit dari kursi dan menghampiri pria itu di tengah untuk menyalami dan memberi selamat secara pribadi.

"Wahhhhh!!! Idola kantor kita mau nikah!" pekik salah satu staff dengan semringah. Mereka semua mendatangi Rean, kemudian Rean menyerahkan undangan di tangannya untuk dibagikan pada mereka semua. Seluruh staff tersenyum lebar, lalu menerima undangan itu dengan hati yang hangat.

"Wah, nggak nyangka. Nggak pernah kedengeran punya pacar tau-tau mau nikah aja," puji kepala divisi yang berada di ruangan itu. "Selamat ya, semoga lancar dan langgeng."

"Kak Rean, selamat yaaa!" Lagi satu persatu staff menyalaminya, menerima undangan itu dan memeluk tubuhnya dengan begitu bahagia. Tak pernah terlihat mengenalkan calonnya kepada orang-orang membuat seisi kantor geger dan Rean berakhir menjadi bahan obrolan hari ini. Dia tidak peduli selagi hal itu baik. Dia akan melepas masa lajang dengan orang yang nyaris 10 tahun belakangan menjadi satu-satunya yang dia cintai.

Tidak ada lagi perasaan sehebat saat ini.

"Saya harap, kalian semua bisa datang ke pernikahan saya nanti." Saat jam makan siang, dia disapa oleh semua staff. Mereka mengajaknya mengobrol, membahas sejauh mana hubungan itu dan kenapa begitu dirahasiakan.

Rean tidak mau banyak membongkar mengenai Viona, biar mereka semua lihat sendiri nanti saat hari pernikahannya tiba. Secantik dan semenakjubkan apa wanita itu hingga membuatnya begitu jatuh cinta.

"Temen satu kampus, Bang. Udah kenal lama." Rean yang dikelilingi oleh para staff saat makan siang di kantin kantor menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang datang padanya.

"Wah, pantesan. Temen lama. Btw, selamat ya Rean. Semoga lancar. Pokoknya kita semua akan dateng ke acara lo."

Acara pemberkatan akan dilakukan di gereja pada hari yang sudah ditentukan. Sintia Abimanyu sudah menyiapkan dua gaun khusus untuk pemberkatan dan resepsi. Jadi bisa dipastikan Viona akan tampil cantik dengan balutan gaun yang berbeda.

"Saya harap, kalian semua bisa datang di acara pemberkatan dan resepsi nanti."

Semua staff mengangguk mengerti, lalu menyorak lagi pada pria itu akan ucapan selamat yang mengudara ke mana-mana. Rean begitu bahagia sebab semua teman kantornya meski kadang suka bergosip, tetap supportif dan baik kepadanya.

How to kiss?Where stories live. Discover now