38. 💋 Wedding plan 💋

4.2K 235 20
                                    


Tak memedulikan tempat di mana dia mencium kekasihnya hingga kesulitan bernafas, Rean tampak semakin memojokkan tubuh Viona ke dinding. Pria itu menggigit bibir bawah Viona agar sedikit membuka mulut dan membiarkan sesapan itu semakin dalam. Wanita itu tidak bisa menghindar apalagi membantah, sebab tenaga Rean kuat sekali dalam situasi begini.

Tangan kanan Rean merengkuh pinggang wanita itu dan merambat ke punggung agar tubuh mereka semakin menyatu, suara decapan pun nyaring di dalam ruangan tersebut hingga...

Cklek.

"Re, kamu jadi pilih yang---" Mendorong knop pintu dan memergoki putranya tengah mencium brutal kekasihnya di sudut ruangan membuat kedua mata Sintia Abimanyu melotot tidak percaya. Saat dia memanggil pun pasangan itu tidak menghiraukannya sama sekali. Sintia tahu anaknya begitu mencintai wanita bernama Viona itu, bisa dipastikan saat ini dengan mata kepalanya sendiri bahwa benar... Rean lah yang terlalu tergila-gila pada Viona.

"Ekkhmmm!" Sintia membuka pintu lalu berdeham pelan dan mengalihkan pandangan ke mana pun agar seolah tak melihat anaknya, dia pura-pura baru masuk padahal sudah sejak tadi menyaksikan aksi brutal Rean yang seperti orang kesetanan.

Menyadari suara itu, Rean melepas tautan bibirnya dan menoleh ke samping mendapati ibunya berdiri di depan pintu sambil bersidekap. Kedua pipi pria itu bersemu merah, lalu membenamkan wajahnya ke bahu Viona. Dia tersenyum begitu lebar sebab malu sudah ketahuan mencumbu Viona dalam proses fitting gaun untuk menikah nanti.

Viona juga ikut memejamkan mata malu, dia merasa tidak enak sebab calon mertuanya pasti melihat adegan tidak terencana itu barusan. Dia tersipu lalu menyembunyikan wajahnya ke ceruk leher Rean.

"Sudah selesai?" tanya Sintia santai. "Mama tau kalian lagi mabuk cinta, staff Mama sampai nunda mau masuk tadi karena kalian lagi asik sendiri. Terpaksa deh ganggu, maaf ya."

Rean menyapu bibir Viona dengan ibu jarinya dan menatap sebentar, lalu tersenyum dan berbalik melangkah menemui ibunya yang datang tiba-tiba itu. "Maaf, Ma... Abisnya Viona cantik banget."

Sintia mengangguk setuju saat melihat sendiri penampilan calon menantunya tersebut. Dia tampak anggun, cantik, manis, berkelas dan seksi dalam satu balutan. Viona tidak salah pilih gaun pengantin berbahan satin sutra premium itu, sangat cocok berada di tubuh rampingnya. Model sabrina yang menonjolkan bahu simetris wanita itu semakin menambah nilai seksi tapi juga elegan. Sintia setuju jika Viona menggunakan gaun itu untuk acara resepsi nanti.

"Okay, Viona suka sama gaun itu?" tanya Sintia sembari mendekat, kemudian memegang kedua bahu Viona dari belakang untuk menghadap cermin besar. Ada binar takjub dari netra Sintia saat melihat betapa menakjubakannya tampilan wanita itu saat ini.

"Ini... mahal banget, Tante."

Pantulan bayangan Sintia di cermin besar tepat di hadapan Viona saat itu menampilkan senyum yang begitu merekah. "Pakai aja. Ini hadiah dari Tante buat kamu. Nanti kamu nikah sama Rean harus pakai ini ya. Buat pemberkatan nanti kamu milih lagi yang lebih elegan. Yang ini khusus buat resepsi di ball room hotel nanti."

"Hah?" Lagi-lagi begitu reaksi Viona, wanita itu melotot tidak percaya sebab gaun mewah seharga nyaris 60 jutaan itu akan dihadiahkan untuknya. "Tante yang bener?" Viona mencoba kembali meyakinkan ucapan Sintia Abimanyu yang memberikannya gaun tersebut, Viona merasa begitu terharu saat berbalik dan mendapati wanita itu mengangguk padanya.

"Iya, ini buat kamu. Jadilah istri Rean, kalian harus menikah, hidup bahagia sampai tua nanti."

Entah reaksi seperti apalagi yang harus Viona ungkapkan, sebab baik Rean maupun ibunya begitu menerima dirinya dan memberikan banyak cinta. Bulir bening perlahan mengalir membasahi pipi wanita itu, dia tak sanggup untuk menyembunyikan air mata bahagia betapa dia dicintai begitu besar saat ini.

How to kiss?Where stories live. Discover now