25. Letting You Go

664 27 4
                                    

Desember, 2021

Derap langkah dua anak kecil nan riang terdengar menggema pada sebuah koridor panjang bersama sesosok laki-laki dewasa yang sibuk menggandeng keduanya pada sisi kiri dan kanan. Ketiganya memasuki sebuah ruangan.

"Mamiwa.."

"Hello mamiwa.."

Keduanya duduk pada kursi di samping wanita yang mereka panggil "mamiwa".

"Siapa yang mau bantuin mamiwa mandi?" Pria tersebut membuka suara setelah menyiapkan wadah berisi air hangat, handuk kecil dan tisu basah.

"Aku aku aku!!!"

"Ade uga papi!!"

Hannan dan Haneen. Keduanya tumbuh dengan sangat baik dan pintar. Pria tersebut lantas mencontohkan cara untuk keduanya membantu mamiwa 'mandi' dengan menyeka pelan pada bagian tangan sampai ke lengan. Sementara ia mengusap lembut wajah wanitanya.

"Papi Lony, mamiwa tudah tantik!"

Rony tersenyum melihat tingkah lucu dan menggemaskan kedua anaknya yang selalu bermonolog dengan mamiwa ketika diajak untuk menemui wanita tersebut.

Hampir menginjak tiga tahun Salwa tertidur. Tidak ada pergerakan sama sekali darinya setelah kesadarannya hilang pada awal tahun 2019.

Dokter sudah menyatakan bahwa Salwa mengalami disfungsi batang otak, yang sebenarnya secara medis Salwa sudah tidak dapat diselamatkan lagi.

Kondisi ini menyebabkan Salwa kehilangan kesadaran dan kemampuan bernapas, sehingga membutuhkan ventilator agar jantungnya tetap bisa berdetak dan oksigen beredar melalui aliran darahnya.

Rony, menjadi alasan Salwa dapat bertahan sejauh ini. Hanya Rony yang bersikeras untuk tidak melepaskan alat-alat bantu di tubuh Salwa. Di saat vonis menyatakan bahwa tidak ada kemungkinan untuk Salwa bangun, dan di saat seluruh keluarga sudah menyerah. Hanya Rony yang bertahan..

"Abang, adik.. sudah ya? Kita main di luar sama mamica.." terdengar suara Raisa dari pintu memanggil Hannan dan Haneen.

"Tunggu papi di luar yaa.." Rony membantu keduanya turun dari kursi.

"Mmwaaah" keduanya mengecup pipi ibunya, "Dadah mamiwaaa"

Hannan dan Haneen berlarian menuju Raisa di sana, meninggalkan Rony bersama wanitanya.

"Sayang? Aku kangen banget" Rony meletakkan kepalanya pada lengan Salwa. Memeluknya perlahan, cukup lama.

"Sudah hampir tiga tahun, kamu nggak kangen aku kah?"

"Nggak kangen lah, kan aku tiap minggu ke sini.. hehe aku yang gak kuat kalo nggak ketemu kamu.."

"Abang sama adik udah masuk sekolah, tambah gembul, lucu banget. Apalagi adik, makin gede makin mirip kamu.."

"Kemaren weekday aku masih sibuk kerja, tapi udah ga sering ke luar kota. Biar bisa jagain si kembar terus. Gamau kalah sama papulo yang selalu main ke rumah. Sengaja banget capernya buat nyaingin aku.."

"Kamu gimana di sana? Baik-baik aja kan?"

"Sebenarnya aku masih ngerasa aneh kalo ngelewati hari tanpa denger suara kamu.. tapi aku bersyukur masih bisa peluk kamu kayak gini.."

"Aku masih punya rumah untuk pulang.."

"Sayang, balik lagi ke aku ya? Aku masih tunggu kamu. Selalu menunggu.."

---

Sepulang dari rumah sakit, Rony mendapati kediamannya hari ini menjadi ramai karena kedatangan papa Ale, Paulo, Nana, dan Luna. Semuanya memutuskan untuk berkumpul dan menikmati makan siang bersama.

KesempatanWhere stories live. Discover now