8. Back n After Stage

535 27 0
                                    

---
Di backstage, Nabila meminta waktu Rony untuk berbicara empat mata dengannya.

"Devan, Kalo nanti di akhir penampilan aku mau ucapin selamat ulang tahun buat kamu secara langsung, boleh nggak?" Pintanya.

Rony terdiam, "drama apa lagi, Na?" Tanya Rony dalam hati.

"Emang kalo ngucapin sekarang aja ngga bisa, Na? Kan lagi berdua sama aku.."

"Nggak lah, aku kan mau ngasih surprise juga ya buat kamu" Nabila tersenyum jahil

"Boleh aja sih, cuman kamu harus ingat kalau ini acara charity ya? Maksudku, surprisenya jangan terlihat berlebihan ajaa.." balas Rony

"Ngga kok, Van. Aman." Nabila mengacungkan kedua jempolnya sebelum melanjutkan perbicangannya. "Kalo gue minta putus sekarang, menurut lo aneh ga?"

"Kenapa, Na?" Tanya Rony, seperti tidak percaya bahwa gadis yang sebelumnya begitu posesif tiba-tiba meminta untuk berpisah.

"Gue tau, Van. Semua yang ada di diri lo itu bukan untuk gue." Nabila tersenyum, "mending lo kejar deh pemiliknya"

"Kenapa tiba-tiba gini si, Na?" Rony bertanya kembali, memastikan bahwa ucapan gadis di hadapannya benar.

"Ya gue tiba-tiba sadar aja. Ga ada gunanya gue terusin sedangkan buat ngeliat gue ada di samping lo aja, lo kesusahan."

"Maafin gue ya, Na?"

"Gue juga ya, Van.. semoga lo bahagia" Nana menepuk bahu Devan pelan. "Dan semoga nanti gue juga dapet cowok yang sayang sama gue, lebih dari Devan yang cuma bisa lihat ke Salwa tanpa peduli wanita lain di sekelilingnya." Lanjutnya dalam hati.

---

"Jadi yang suruh gue ganti baju si Nana apa Paulo?" Tanya Salwa. Fanny mengangkat kedua bahunya sebagai tanda tidak mengerti. Ia kemudian membantu Salwa berganti pakaian.

Setelah selesai berpakaian dan keluar dari ruang ganti wanita, Salwa melihat Paulo muncul di hadapannya lalu ia membuka suara "Pul lo bisa jelasin ga?"

"Lo hafal lagu 'jangan ada dusta di antara kita' kan?" Paulo bertanya balik.

"Iya, kenapa? Gue disuruh nyanyi nih?"

"Sal, please denger gue baik-baik, waktu kita ga banyak. Kalo lo punya pertanyaan, simpan buat nanti." Paulo mengarahkan kedua tangannya ke pundak Salwa. "Ini surprise dari Nabila buat Rony, Sal. Dia pengen lo nyanyi bareng Rony sekarang.."

"T..tapi Pul.."

"Sal, masuk sekarang!!!" Teriak Fanny dari samping stage

Paulo menarik lengan Salwa dan berlari cepat. Ia membantu menyiapkan mic dan ear monitor untuk Salwa kenakan.

"Awww" Salwa merintih saat Paulo memasangkan ear monitor. Telinga sebelah kanannya terasa berdenyut.

"Sorry sorry kekencengan ya? Keburu Sal" Paulo membenarkan posisinya. "Udah, lo mulai nyanyi di bait kedua, oke? Good luck adik kecil!"

Suara musik telah terdengar, pun suara Rony yang begitu menyatu menjadi sebuah harmoni yang indah. Salwa melangkah ragu memasuki stage, ia mulai menyanyikan bait kedua. Sementara itu, sepasang mata di hadapannya tengah menatapnya begitu dalam. Detik itu pula, Salwa menyambut perasaan yang menggelitik. Bunga-bunga kini tengah bermekaran di dalam hatinya.

Seisi audit menjadi ramai. Ibarat sihir yang membius suasana menjadi penuh romansa. Riuh tepuk tangan bermunculan dari segala sudut penonton. Rony dapat dengan jelas melihat ayah dan adiknya berdiri di seberang. Mereka bertepuk tangan, sambil sesekali menghapus air mata yang jatuh. Mereka pasti rindu Ibu..

KesempatanWhere stories live. Discover now