16. What If

837 28 0
                                    

Hangat mentari masuk melalui sela gorden yang terpasang, menyambut sepasang kekasih yang masih terlelap dalam mimpinya. Sang puan lebih dulu terusik sinarnya, kini ia mengerjapkan mata. Mendapati wajah tampan tuan beserta beberapa kerutan menandai jauh dan kerasnya perjalanan hidup,

"Mas.. bangun," Salwa mengusap lembut pipi suaminya.

Bukan malah terbangun, sang tuan justru memasukkan wajahnya di balik selimut. Memeluk Salwa dari dalam sana.

"Hey.." Salwa hanya tersenyum. Kini ia usap-usap kepala suaminya yang persis berada di bawah dagunya.

Setengah jam berlalu, tidak ada pergerakan dari keduanya. Salwa pun membuka suara,

"Mas capek banget ya? Hari ini nggak mau pergi kemana gitu?"

"Ngga tau, sayang mau kemana?" Balasnya dengan mata terpejam. Rupanya, rumahnya sangat nyaman sehingga membuatnya enggan beranjak.

"Aku juga ngga tau, mas.. tapi kan kita bareng yang lain juga. Mana tau kita dicariin?" Kini Salwa mengubah posisinya menjadi setengah duduk untuk mengambil ponsel, mengecek kabar Paulo dan kawan-kawan.

Rony yang merasa terusik dengan berpindahnya posisi Salwa akhirnya mencoba bangun, dan menggosok-gosok matanya. Netranya menatap Salwa yang tengah duduk bersandar pada kepala dipan, "cantik.."

"Belum mandi tau" balas Salwa tanpa mengalihkan fokusnya dari ponsel. Jari mungilnya sibuk membalas banyak ucapan selamat dan doa yang masuk.

"Geer, emang mas bilang cantik ke kamu? Pemandangan balkonnya yang cantik.." Balas Rony, sengaja. Agar fokus Salwa berpindah kepadanya.

Sukses. Salwa meletakkan ponselnya sambil merengut. "Mas nyebelin ah pagi-pagi"

Rony tertawa renyah melihat wanitanya, "enggak dong, sayang.." ia melompat ke pangkuan Salwa, memeluk erat pinggangnya sambil berkata "kamu yang cantik"

"Bisa aja capernya tu nyebelin banget" Salwa mengacak rambut suaminya. Sebal.

"Ayo mas bangun.. gini ceritanya rebahan terus dong seharian?"

"Gini dulu aja sayang.. mas nggak bosen kok" Rony benar-benar tidak ingin beranjak dari tempatnya.

"Paulo udah marah-marah nih di grup, ayooo bangun kita jalan-jalan maaas"  bujuk Salwa sambil berusaha mengangkat tubuh suaminya,

"Ck.. si ipul ganggu ajaa.." Rony berdecak sebal dan melepas pelukannya pada Salwa.

"Kan nanti masih bisa mas.."

"Aku ga salah denger kan sayang?" Rony terperangah, ia mendongakkan wajahnya ke sumber suara. Sang puan hanya mencubit hidungnya, lantas berlari menuju kamar mandi.

"Sayang ih curang ga ngajak aku?!"

---

11.00

Paulo melipat kedua tangannya di dada, menatap tajam sepasang pengantin baru yang berjalan ke arahnya.

"Ganggu aje lu.." bisik Rony pada Paulo.

"Minimal gue diajak lah.." balasnya, yang dihadiahi tonjokan kecil oleh Rony pada lengan Paulo.

"Udah lama nunggu?" Tanya Salwa pada Rara, Nabila dan Fanny yang tengah duduk di sofa ruang tamu hotel mereka,

"Aku santai aja sih kak, kak Nana sama kak bule tuh udah dari pagi banget kayaknya nungguin ngajak jalan" jawab Rara

"Bilang aja mau pacaran kan lu" sahut Rony yang menyikut lengan Paulo. Salwa hanya terkekeh melihat wajah kakaknya yang memerah.

"Let's gooo" ucap Salwa ceria.

KesempatanWhere stories live. Discover now