19. Hannan Haneen

610 25 0
                                    

---

Banyak hal yang telah dilalui oleh Salwa selama 8 bulan terakhir. Kehamilan kembarnya membuat perutnya benar-benar besar. Twins di dalam tumbuh dengan sangat baik hingga 32 minggu ini.

09 Juni, 2018

Dini hari, Salwa terbangun dari tidurnya. Seperti biasa, tidurnya memang tak begitu nyenyak setelah memasuki trimester ketiga. Perutnya mules seperti ingin buang air besar. Perlahan ia berjalan menuju kamar mandi tanpa membangunkan Rony yang baru saja pulang dari perjalanan dinasnya. Namun betapa terkejutnya ia, mendapati bercak darah yang sudah menembus baju tidurnya.

"Mas.." Salwa mencoba membangunkan Rony yang tengah terlelap.

"Kenapa sayang?" Rony berusaha membuka kedua matanya yang berat.

"Kayaknya twins mau keluar deh.." ucap Salwa pelan,

Rony terperanjat. Ia melirik jam, pukul 3 pagi. "Sakit banget sayang?" Tanyanya.

"Masih mules biasa sih. Kirain mau pup, ternyata udah ada darah yang keluar." Balas Salwa sambil berganti pakaian.

Rony dengan sigap segera memasang hoodie dan jeans nya, kemudian membantu Salwa berjalan menuju mobil. Tanpa membangunkan orang-orang di rumah.
"Kita ke rumah sakit ya"


---
03.15

Jarak antara kediaman Bagaskoro dengan rumah sakit memang tidak begitu jauh. Rony kini tengah menunggu Salwa yang sedang diperiksa oleh dokter jaga dan perawat.

"Pak, kondisi ibu saat ini sudah masuk pembukaan 3. Ketubannya belum pecah, tandanya lahiran normal masih bisa diusahakan. Tapi karena ini merupakan kehamilan kembar, kami mau tawarkan apakah ingin tetap dilahirkan secara normal atau operasi? Boleh dibicarakan dulu dengan ibu yaa.." ucap seorang perawat yang baru keluar dari balik tirai IGD,

"Terima kasih, sus.."

Rony menghampiri Salwa yang terbaring sambil mengelus perutnya.
"Sayang? Gimana? sakit banget ya?" Tanya Rony

"Enggak, masih bisa tahan kok. Cuma mules aja." Jawab Salwa sembari tersenyum.

"Sayang apa mau operasi aja biar gak sakit?" Tawar Rony.

"Mas, kalo aku bisa lahiran normal kenapa enggak? Twins sehat, aku jugaa.. kita normal aja ya?" Pinta Salwa

"Tapi ini kembar sayang.."

"Gapapa, mas.. bisa kok"

"Aku ga mau ambil resiko, sayang"

"Ga ada yang ga pake resiko, mas.. dua-duanya riskan. Tapi aku bisa kok ini lahiran normal.."

Rony terdiam. Saat ini memang yang mengetahui kondisi tubuh Salwa ialah Salwa sendiri. Setelah berdiskusi cukup lama, Rony pun mengalah. Salwa tetap ingin melahirkan secara normal.

Sebenarnya Rony tidak cukup berani untuk mendampingi proses kelahiran ini secara keseluruhan. Bukan karena takut darah, tapi melihat Salwa kesakitan. Rasanya ia tak tega ketika menyaksikan Salwa menahan rasa sakitnya saat menunggu pembukaan lengkap. Membuatnya berkali-kali menawarkan pada Salwa untuk segera operasi.

"Mas, tenang dulu ya?" Pinta Salwa ketika ia mendengar permintaan Rony yang ke sekian kalinya.

Harusnya Rony yang menguatkan Salwa, bukan malah Salwa yang memintanya tenang. Di situasi seperti ini, Salwa masih mementingkan kenyamanan hati suaminya.

"Anak kembar papi, kalau mau keluar jangan lama-lama ya? Yang cepet aja. Kasian mami kalo nahan sakitnya lebih lama lagi.." bisik Rony pada perut Salwa. Ia bingung harus berbuat apa, andai saja rasa sakitnya bisa dibagi.

Kesempatanजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें