24. Something Bad Happen

564 30 2
                                    

Hari ini, hari pertama pasca kemoterapi. Salwa sudah berada di kediaman Bagaskoro sejak kemarin malam.

Salwa meminta untuk tidak dirawat setelah sesi kemo pertama, karena merasa dirinya baik-baik saja. Kondisinya yang juga stabil, membuat dokter mengizinkan Salwa untuk pulang.

Siangnya, Rony pamit sebentar untuk mengambil resep obat Salwa di rumah sakit. Salwa dan Raisa sedang bermain di ruang tengah rumahnya dengan Hannan dan Haneen yang sudah bisa tengkurap dan mengangkat kepalanya sendiri.

Tidak lama, bel berbunyi.

Tingtong,
Tingtong,

Salwa dan Raisa bertukar pandang sebelum akhirnya Raisa beranjak, "Biar aku yang bukain, kak.."

Sesosok gadis berambut panjang terlihat berada di balik pintu.

Raisa yang melihatnya segera menutup pintu dan berlari masuk.

"Kenapa, Ra? Ada siapa?" Tanya Salwa,

"Kak Novanny dateng kak.." lirihnya. Raisa sudah mengetahui apa yang terjadi di kantor Rony. Membuatnya sedikit takut dengan perubahan sikap Novanny yang ia dengar.

"Kamu naik ke atas ya? Bawa Hannan sama Haneen.." pinta Salwa,

"Kakak gimana? Udah, biarin aja gak usah dibukain kak.." Raisa memegangi tangan Salwa yang akan melangkah menuju pintu.

"Udah, gapapa kakak bisa kok.. kamu naik aja ya?"

"Tapi kak.."

"Siapa tau dia mau minta maaf.." Salwa tersenyum, berusaha meyakinkan adiknya.

Raisa-pun menurut dan membawa Hannan Haneen ke atas. Memberi ruang untuk kedua wanita itu bertemu, menyelesaikan apa yang harus diselesaikan.

Salwa membuka pintunya perla kohan, mempersilakan Novanny untuk masuk.

"Sal.. gimana kabarnya?" Tanya Novanny sebagai pembuka pembicaraan.

"Baik, seperti yang lo lihat"

Salwa berusaha untuk tenang. Membuang jauh segala prasangka buruk untuk sahabatnya. Bagaimanapun, Novanny dan Salwa pernah sedekat nadi.

"Sal, gue minta maaf ya?" Ucap Novanny.

"Untuk?" Salwa bertanya. Ia ingin tahu apakah Novanny bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

"Banyak hal yang gue biarkan dan gue lewatkan.."

"Membiarkan perasaan gue tumbuh, melewatkan banyak momen bahagia lo akhir-akhir ini, datang lagi setelah mencoba menghancurkan rumah tangga lo.."

"Gue ga tau kenapa gue bisa suka sama Devan.."

Sayangnya, kalimat terakhir dari Novanny membuat Salwa geram. Dengan cepat ia menyanggah,

"Ya lo udah tau mas Rony punya gue, ngapain lo masih berharap?"

"Karena gue tau dia butuh gue.." jawab Novanny yakin.

"Butuh?" Salwa mengernyitkan dahinya. "Fann.. gue ada di setiap helaan napas mas Rony, kalo lo lupa."

"Sal, tapi lihat kondisi lo belakangan ini?" Balas Novanny lagi,

"Lo sibuk sama anak lo.. bahkan sekarang lo nggak sehat.. Devan siapa yang urus selama di kantor? Gue.. dia apa-apa butuhnya gue"

"Brengsek lo Fan!" Salwa benar-benar ingin marah kali ini.

"Sal.. sadar lah, lo udah ga bisa bahagiain Devan. Lo juga udah ga bisa ngurus dia kan sekarang?"

"Heh, lo yang sadar diri! Lo cuma suruhan Rony di kantor ya wajar lah dia ada perlu ke lo. Lo nya aja yang geer mampus!"

KesempatanWhere stories live. Discover now