7. Happy Birthday!

607 33 0
                                    


Jum'at, 09 Juni 2017
-15.00-

Salwa melangkah gontai memasuki auditorium yang akan digunakan untuk acara besok. Beberapa GR sedang dilaksanakan saat ini, dari MC, penampilan tari tradisional, hingga special performances. Hawa panas di luar tiba-tiba berganti sejuk membuat Salwa segera melepaskan jaket yang ia kenakan saat mengendarai motor. Ia menikmati sejuknya auditorium sambil membaca beberapa kertas yang berserakan di meja operator.

Hachiim..
Hachiim..

"Ngape lu bersin-bersin? Pilek lagi?" Tanya Paulo yang tiba-tiba muncul dari belakang Salwa.

"Kaget ish" ucap Salwa. "Debu paling, abis motoran gue. Di luar panas, pas masuk tiba-tiba jadi dingin banget juga."

"Gila jauh bener lu motoran dari DIP ke sini? Ga bareng Rony?" Paulo mengedarkan pandangannya mencari sosok lelaki itu.

"Ya enggak lah, kan bareng cewenya" Salwa memutar matanya.

"Lu bisa gak si, ga usah pura-pura baik-baik aja?" Kini Paulo menarik tangan Salwa, memintanya menatap kedua netranya.

"Sal, lu kalo capek bilang. Kalo sedih, bilang. Kalo ngga baik-baik aja, bilang. Ga ada salahnya jujur sama diri sendiri, meskipun ga bakal mengubah keadaan. Seenggaknya lo punya gue yang bakal terus dengerin lo, yaaa meskipun gue nyebelin si.." Paulo terkekeh pelan, sengaja ia tutup celotehannya dengan candaan sebab air mata Salwa terlihat akan terjun bebas.

"Gue kira selama ini perasaan gue ga penting, Pul?" Salwa menghapus air matanya.

"Hey, siapa bilang?" Kini Paulo mengelus lembut puncak kepala adiknya. "Lo tetep manusia yang wajar ngerasain sedih, kecewa, marah, atau sakit. Lo juga tetep manusia yang akan selalu sadar kalau semua hal yang lo inginkan ternyata ga bisa lo genggam selamanya. Perluas lagi hatinya ya? Terima perasaan-perasaan itu, itu juga jadi bagian dari diri lo.."

"Tapi berisik, Pul?"

"Berisik karena lo tolak. Coba lo ajak berdamai, terima diri lo, pasti mereka juga tenang."

"Kan gue jadi pilek lagi nih, gara-gara lo ah.." Salwa mengakhiri topik pembicaraan sebab tahu akan membuatnya semakin bersedih. Ia segera merogoh tas nya untuk mengambil selembar tisu, merapihkan air pada sudut-sudut mata agar tak seorang-pun tahu kalau air matanya telah jatuh hari ini.

"Ayo kita kerja lagi adik kecil" ajak Paulo

"Najis banget si lo sumpah" Salwa tergelak. Di dalam hatinya, ia bersyukur masih memiliki sosok Paulo yang hangat.

---

Sementara itu di Backstage, Rony tengah dipusingkan dengan Nabila yang sedari tadi belum memutuskan outfit untuk dipakai besok malam. Lebih tepatnya, menggonta-ganti pilihannya.

"Na, gapapa pilih aja satu. Semuanya bagus kok.." ucap Rony lembut.

"Tapi aku pengen nunjukin yang terbaik, Van.. aku takut kurang mewah sedangkan kamu bintangnya." Jawab Nabila yang masih sibuk membolak-balik katalog dari salah satu desainer ternama.

"Sederhana aja, Na.. oke? Aku tinggal dulu mau kontrol depan yaa" Rony menepuk lembut bahu Nabila, dan berlalu menuju area depan panggung.

Pandangannya menangkap sosok Salwa yang kini tengah sibuk memegang kertas dan pena bersama Paulo. Ia tahu pasti keduanya bekerja sangat keras untuk mempersiapkan acara besok malam. Rony memutuskan untuk mendekat, menyapa Salwa yang sudah sangat lama tak ia ajak bicara.

"Sal..." Panggilnya, baik Salwa ataupun Paulo menoleh.

"Oh.. Hai" balas Salwa sambil tersenyum, "Happy birthday ya?!"

KesempatanWhere stories live. Discover now