39. Kunjungan Bayi

Mulai dari awal
                                    

Senyuman Zea luntur kala melihat wajah tampan itu terlihat menyebalkan. Entah bagaimana, ia sekarang tidak canggung dengan keberadaan Keanel. Mungkin efek ingatannya yang perlahan mulai kembali?

"Mommy kog gitu cih... Mommy ndak ceneng Je datang?" Je cemberut.

Nazea segera mengembalikan senyumnya. "Tidak sayang... Mommy ngelihat penampakan, jadi senyumnya Mommy hilang."

Zea dengan otomatis mengambil alih gendongan Baby Je, tak lupa memberi bumbuan kecupan pada seluruh wajah gemoy Keyjen. Hingga membuat Baby Je tertawa geli.

"Masuk yuk... Mommy udah siapin kesukaannya Je.." Seru Nazea semangat tanpa memperdulikan keberadaan Keanel, Nazea membawa Je masuk.

Keanel yang ditinggal sendiri di depan pintu, mencoba menahan rasa kesalnya. Keanel menghembuskan nafasnya lalu melangkahkan kakinya masuk mengikuti Nazea.

Keanel duduk di sofa dekat Nazea yang tengah menyuapkan kukis pada mulut Je.

"No Mom.... Je bica cendili! Je udah becal!" Tolak Je saat Nazea ingin menyuapinya.

Nazea terkekeh, kenapa Je gemes sekalih... Ia tak sadar apa, jika ia sangat mungil seperti Bayi.

Nazea yang merasakan pergerakan di sampingnya menoleh. Nazea menatap julit Keanel yang dengan santainya merebahkan punggungnya di sandaran sofa. Kenapa pria ini tidak berangkat keja sih? Batin Zea.

Keanel yang paham akan tatapan Nazea melirik jamnya sekilas. "Sebentar lagi."

"Ha?" Zea tidak paham.

"Sebentar lagi kerja..."

"Oh." Nazea tidak peduli, ia lebih memilih memerhatikan sikap lucu Baby Je yang menikmati kukisnya.

Melihat reaksi Nazea membuat Keanel meraup wajahnya.

∆∆∆∆

Setelah seharian main dan menidurkan Keanel. Nazea menuju dapur, untuk melanjutkan makan malamnya yang tertunda karena menidurkan Baby Je yang sudah kelelahan.

Di dapur terlihat Keanel yang duduk sambil menatap makanan di hadapannya.

"Kenapa tidak langsung makan?" Tanya Zea seraya duduk di hadapan Keanel.

"Makan bersama." Sahut Keanel.

"Cih. Terserah."

Nazea segera mengambil makanan untuknya, beserta lauk-pauknya. Setelah dirasa cukup, Nazea tanpa bosa-basi langsung melahap makanannya.

"Kenapa nggak ngambil?" Tanya Zea sambil menyendokkan makanan ke mulutnya. Pasalnya Keanel hanya diam dengan piring yang masih kosong di hadapannya.

"Ambilkan."

"He? Enak saja, ambil sendiri! Punya tangankan?"

Keanel hanya diam saja tidak bereaksi,

"Ck!" Nazea menunda makannya, ia mengambilkan Nasi beserta lauk-pauk di piring Keanel. "Dasar manja! Sudah menumpang." Grutu Zea.

Keanel yang mendengar itu, tidak peduli. Toh itu kan kewajiban istrinya. Keanel tidak berani mengungkit soal istri, karena jawab Nazea pasti tidak jauh dari kata 'Asing' mangkanya ia diam saja.

Mereka fokus pada makanan masing-masing, dan suasana menjadi hening. Hingga Nazea selesai.

"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Nazea mengawali pembicaraan, Keanel yang makanannya belum habis hanya mengangguk dan menyimak.

"Aku sudah mendapatkan pekerjaan baru."

Keanel menghentikan makannya, dan mulai fokus pada topik Nazea, ia mengangkat sebelah alisnya.

"Aku hanya memberi tahumu saja, jadi kau jangan maca-macam dengan pekerjaan baruku!"

Mendengar peringatan dari Nazea, Keanel tidak mampu membantah. Ia hanya bisa setuju saja, yang penting Zea bahagia.

"Bagaimana pekerjaannya?"

"Kau tidak perlu khawatir... Aku mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik." Nazea mendapatkan pekerjaan baru itu berkat info dari Jono temannya di Rumah Mie dulu.

Sebenarnya Keanel tidak yakin dengan pekerjaan baru Nazea, pasalnya ia hanya memiliki ijasah SMP. "Apa kau harus bekerja?"

Nazea menatap lekat Keanel. "El dengar.... Aku ingin usaha sendiri, kau tidak perlu pusing masalah gajiku sekarang... Sekarang aku bekerja di perusahaan, jadi kau tidak perlu khawatir."

Keanel menghembuskan nafas lelah. Perusahaan macam apa yang menerima Zea? Keanel tau jika Zea itu cerdas. Tapi ini perusahaan loh... pekerjaan macam apa yang Nazea miliki? Kecuali jika perusahaan itu melihat bakat yang dimiliki Nazea.

"Jangan menyelidikinya jika kau masih ingin berbicara denganku!" Ancam Nazea.

Keanel mengalah, Ia memang selalu kalah jika berdebat dengan Zea. "Jika kau butuh apa-apa jangan sungkan untuk menghubungiku."

"Karena aku adalah suamimu." Lanjut Keanel.

Nazea mengangguk mengiyakan saja. Zea tidak bisa menyangkalnya jika Keanel masih suaminya. Karena memang tidak ada bukti mereka telah bercerai.

Tapi entah kenapa ia seperti pernah mendapatkan surat perceraian? Ya sudah lah, Zea tidak ingin terlalu memikirkannya. Ia yakin, jika suatu saat nanti ia pasti akan mengingat itu.

"Kau tidak pulang?" Tanya Nazea.

"Tidak."

Nazea mengerutkan alis tidak suka. "Kenapa tidak? Bukannya kau memiliki rumah untuk pulang?"

"Ya... Dan disini juga rumahku." Jawab Keanel santai.

Hah, Nazea melupakan fakta itu. "Maksudku, tidakkah para putramu yang lain akan menunggumu?"

"Tidak, mereka sudah ku hubungi."

Kenapa Keanel tidak peka sih? Ini Zea ngusir lo. "Tidak... Kau tidak bisa menginap! Cukup Je saja!"

"Tapi aku sudah berjanji akan menemani Baby, dan kami menginap bersama."

Nazea kehilangan kata-kata, jika ia tetap mengusir Keanel, nanti Baby Je mencari dan memperlihatkan wajah sedih dan kecewa. Dan Zea sangat lemah dengan wajah Baby Je.

Keanel yang melihat Nazea diam saja, memperlihatkan senyuman kemenangannya.

Ihhh Nazea sebal! Ingin sekalih menampol waja Keanel. Tapi sayang, soalnya tampan. "Terserah!"

Nazea segera membereskan meja makan dibantu Keanel, Nazea mah gak nolak, lumayan untuk menghemat tenaganya.

Setelah usai, ia gosok gigi dan tak lupa bebersih dan bersiap untuk tidur.

Nazea beranjak ke kamar yang ia tempati bersama Baby Je. Keanel yang melihat Nazea beranjak Ke kamar jadi mengikuti Zea.

"Kenapa kau kemari?" Nazea berkacak pinggang.

Keanel menguap. "Tidur.."

"Tidak bisa! Kau tidur dikamar sebelah!"

"Ti-" Ucapan Keanel terpotong.

"Tidak boleh!" Nazea mendorong Keanel keluar. "Tidur di kamar sebelah atau tidak sama sekalih!?"

Begini nasib suami takut bini, dan berakhir dengan lebih baik ngalah. Dari pada ia harus adu mulut dengan istrinya ini. Ingat! Istri selalu benar!

.
.
.
.

To Be Continue

Jangan lupa🥰 komen dan Votenya ya!

Comeback ✔️ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang