34. Kian yang Kecewa

Start from the beginning
                                    

"Kenapa Abang tidak mengatakannya?" Tanya Ken. "Kenapa abang tidak terus terang?"

"Abang taku jika itu akan menyakiti perasaan kalian, dan abang mengira jika kalian tidak ingin mendengar apapun tentang Mommy."

Ken mengerti sekarang, ia sendiri juga tidak sepenuhnya tau. Ken bingung dengan perasaannya sendiri. Ia diam bukan berarti tidak peduli, saat ia mendengar kata Mommy setelah bertahun-tahun ini ia merasakan perasaan bingung.

Rasanya kecewa marah dan sedih bercampur jadi satu. Tapi Ken tidak bisa membencinya. Ken menggeleng. "Aku akan menemui Kian."

Ken pergi ke kamarnya yang juga merupakan kamar Kian.

∆∆∆∆

Setelah menemui Tuan Hardi kepala Zea jadi semakin berat, ia masih memikirkan apa yang sebenarnya ia lakukan dulu.

Untuk mengalihkan pikirannya Nazea memilih untuk berjalan-jalan ke moll sebentar sebelum kembali di pusingkan dengan kenyataan hidupnya.

Nazea berkeliling hingga ia masuk ke salah satu Stan pakaian anak-anak, entah kenapa saat melihat baju anak-anak ia jadi teringat Keyjen.

Zea melihat-lihat pakaian yang menurutnya menarik di mata. Hingga mata Nazea melihat sepasang pakaian lengkap yang terlihat imut di matanya. Baju dengan gambar dinosaurus berwana ungu, sangat menarik di mata Zea.

"Imut sekalih... Mungkin jika Key memakainya akan terlihat bagus!" Nazea membolak-balik pakaian itu, lalu melihat harganya. Harganya tidak terlalu mahal tapi cukup mengurangi sebagian uangnya.

"Aku jadi ingin membelikan sebagai hadiah besok..." Nazea tersenyum kala mengingat wajah imut Je.

Tapi saat melihat baju dihadapannya ia berfikir. " Apa ini terlalu sederhana ya?" Zea yakin jika barang milik Keyjen pasti sudah banyak, mahal-mahal dan pastinya bermerek.

"Apa aku beli yang bermerek saja ya? Bukankah ini terlalu murah?"

"Akh... Tidak masalah, ambil ini saja, bukankah hadiah tidak perlu mahal yang penting berkesan kan?" Nazea mengambil baju itu dan segera membayarnya.

Nazea keluar dari stan toko, ia termenung sejenak. "Kenapa aku membelikan untuk Keyjen saja? Bagaimana yang lainnya? Jika aku membeli untuk yang lainnya, apa uangku cukup? Ah... Lain kali saja."

Nazea melanjutkan jalannya, Zea pergi berkeliling. Nazea tidak ingat kapan terakhir ia pergi ke-moll dan menghabiskan waktunya dengan bersantai tanpa memikirkan beban hidup.

Sesekali Nazea masuk ke salah satu stan untuk melihat-lihat. Stelah lelah berkeliling Nazea duduk di salah satu resto makanan.

Nazea menatap sekelilingnya yang ramai sekalih.

"Hei!?" Sapa seseorang.

Nazea menoleh ke asal suara. "Anda memanggil Saya?"

Seorang pria tampan dengan tubuh yang bagus, wajah yang mempesona, pakaian yang terlihat modis. Dan jangan lupakan kacamata hitam yang menambah kesan tampannya.

Pria itu melepaskan kacamata. Ia menatap lekat wanita di hadapannya ini. "Kau tidak berubah.." ucapnya.

"Siapa?" Nazea melihat ke sekeliling, dirasa sepertinya orang ini mengajak bicaranya Nazea menunjuk diri sendiri. "Saya?"

"Tentu saja Kau!" Ucap pria itu semangat. Lalu matanya berubah menjadi menyelidik. "Apa kau sudah lupa denganku?"

Nazea mengusap tengkuknya. "Ah....." Nazea bingung dan agak salah tingkah karena di tatap seperti itu oleh pria di hadapannya.

"Bolehkah aku duduk di sini?" Tanpa menunggu jawaban pria itu segera duduk di kursi kosong di hadapan Zea.

Nazea ingin menolak, tapi pria ini terlalu sayang untuk di tolak. 'Dia terlalu percaya diri, untungnya dia tampan!' Batin Nazea kesal.

Pria itu menelisik wanita di depannya. Pria itu merasakan ada perubahan dari wanita di hadapannya ini. Kenapa dia jadi aneh? Dan sejak kapan wanita di hadapannya ini berubah menjadi wanita yang sederhana dan terlihat lebih muda?

"Maafkan saya, apakah kita pernah bertemu?"

Pria itu mengerutkan dahinya. "Tentu saja kita pernah bertemu! Apa kau tidak ingat aku?"

Nazea pura-pura berfikir padahal. 'Memang siapa Kua!? Apa kau sepenting itu untuk di ingat?' Batin Zea.

Nazea menatap lekat pria ini, Nazea mencoba mengingat-ingat, sepertinya Nazea pernah melihat pria ini. "Ah.... Saya ingat.. bukankah Anda Tuan Steven?"

Ctak!

"Bingo! Kau masih mengingatku, apa karena penampilanku yang berubah? Aku tau aku memang terlihat berbeda, jadi kau tidak mengenaliku."

Nazea menatap pria itu dengan pandangan aneh tapi tetap berusaha tersenyum. 'kenapa pria ini sangat narsis?'

"Haha.... Anda memang terlihat berbeda... Anda sangat jauh dari yang saya lihat dulu..." Nazea tetap tersenyum dan terlihat senatural mungkin.

"Ah... Benarkah? Memang ak-"

"Anda jauh terlihat bodoh dari yang saya pikirkan." Ceplos Nazea tidak sadar dengan nada yang lirih namun dapat Steven dengar.

"Bagaiman?" Tanya Steven mencoba memastikan.

"Ha? Apanya yang bagaimana?" Zea terbengong.

"Kau seperti mengatakan kalo- Ah! Lupakan saja, ngomong-ngomong apa yang kau lakukan disini?"

"Sebelumnya saya minta maaf... Apakah kita se akrab itu hingga kita bisa berbicara se-santai ini?" Nazea memandang Steven penuh curiga, kenapa Steven bisa mengenalnya. Bukankah pria ini pria terkenal, kenapa dia bisa mengenal Zea yang notabene nya hanya rakyat jelata?

"Hahahaha... Apa-apaan ini Naze... Kenapa kau berkata seperti itu?"

"Kapan kita saling mengenal?"

Steven yang awalnya menunjukan wajah bodohnya kini berganti serius. "Apa kau amnesia? Bagaiman kau bisa melupakan sahabat suamimu ini? Apa aku terlihat seperti orang lain setelah kita tidak bertemu selama hampir 6 tahun?"

"Apa Anda bilang? Sahabat?" Nazea menampakkan ekspresi tidak percaya bercampur bingung.

"Benar.... Tunggu!? Apa kau benar-benar kehilangan ingatanmu?"

Nazea terdiam, jadi pria tampan dan terkenal ini sahabat Keanel!? Dan dia tau jika Zea istri Keanel? Bukankah berati Steven tau tentang hidupnya dulu.

"Memangnya Saya dulu terlihat seperti apa?" Nazea mengalihkan topik.

Steven menelisik penampilan Nazea. "Kau.... Kau dulu terlihat seperti wanita yang angkuh dan berkelas, dan jangan lupakan tatapan tajammu itu!"

"Tapi kau terlihat baik-baik saja, tapi sepertinya sekarang kau terlihat lebih sopan terlihat lebih baik seperti saat pertama kali kita bertemu." Lanjut Steven.

"Memang kapan pertama kali kita bertemu?" Entah mengapa Zea jadi tertarik dengan kehidupan di masa lalunya akhir-akhir ini.

"Kau... Kau terlihat....."

.
.
.
.
.

To Be Continue

Jangan lupa Votenya 🔥

Sekedar meng inpo, nanti malam bakal up ya kawan kalo author kagak lupa wkwkwkwkwk

Comeback ✔️ [End]Where stories live. Discover now