44. Mencoba Berubah

Mulai dari awal
                                    

Nazea yang melihat itu hendak membantu, tapi urung kala Baby Je sudah naik dengan sempurna.

"No! Je bobo cama Mommy!" Baby Je merebahkan tubuhnya di samping Keanel, atau bisa di bilang di tengah.

"Key? Kenapa tiba-tiba kemari?" Nazea ikut menaiki kasur dan merebahkan tubuhnya di samping Baby Je.

"Tadi Je kebangun, telus, Je ingat kalo hwaah.... Mommy di cini! Jadi Je mau bobo cama Mommy!" Jelas Baby Je dengan rasa kantuknya yang kembali datang.

"Bukankah Kau bilang kasurnya sempit?" Tanya Keanel yang sebenarnya ingin modus memeluk Nazea saat tidur jadi gagal.

"Kenapa Mom?" Baby Je menatap Mommy-nya polos.

"Sempit? Kapan aku mengatakannya? Daddy mu itu suka mengada-ngada." Elak Nazea.

Nazea mengusap puncak kepala Baby Je. "Ya sudah... Sekarang Key tidur ya.."

Keanel hendak melayangkan protes, tapi ketika mendapat tatapan tajam dari Nazea, ia jadi urung.

Sebelum menyusul Baby Je tidur, Nazea sempat memberikan senyum julit pada Keanel. Dan berguma, 'Kau kalah'.

∆∆∆∆

Pagi ini, Nazea bangun sangat pagi. Ia memantapkan diri, Zea memutuskan ingin berubah dan merubah kehidupannya. Ia ingin menjadi ibu yang baik dan perhatian bagi anak-anaknya.

Dan mungkin ia akan mencoba menjadi istri yang baik?

Ia meninggalkan Keyjen dan Daddy-nya yang masih terlelap. Imutnya, mereka terlihat lucu.

Nazea segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dirasa cukup, Nazea memilih turun ke bawah lebih tepatnya pergi ke dapur.

Hari ini, ia ingin menjadi ibu rumahtangga yang baik, ia ingin membuatkan sarapan untuk keluarganya.

Sesampainya di dapur, sudah ada beberapa pelayan yang siap-siap.

"Loh Nyonya?" Mereka terkejut.

"Selamat pagi." Nazea tersenyum canggung. "Kalian sedang memasak apa?"

"Kami sedang membuat nasi goreng, dan sayur untuk sarapan Nyonya." Jawab salah satu pelayan.

"Bisakah aku membantu?" Tanya Zea.

"Tidak perlu Nyonya... Ada istirahat saja." Cegah Pelayan.

Nazea menggeleng tidak setuju. "Tidak... Aku tidak bisa hanya diam saja, jadi mari.. biar ku bantu."

Dengan sikap keras kepala Nazea, akhirnya para Pelayan kalah mereka berakhir masak bersama sama.

Beberapa saat kemudian sarapan telah siap. Nazea ber inisiatif membangunkan anak-anak, seperti seorang ibu pada umumnya.

Nazea berhenti di depan salah satu kamar.

Tok tok tok

Nazea bingung ingin mengatakan apa, namun sebelum angkat bicara, pintu sudah terlebih dahulu di buka.

Chklek'

Kian, yang membuka pintu. Nazea terpekik dalam hati saat melihat Kian yang sangat menggemaskan saat bangun tidur, bisa dibilang Kian dan Ken itu Keanel versi mini.

"Eum.... Ayo bangun, mandi, siap-siap lalu turun dan sarapan." Suruh Nazea dengan lembut.

Brak!

Bukannya menjawab, Kian malah menutup kembali pintu kamarnya. Sakit, rasanya sakit sekalih. Selain sakit hati, ia juga merasa malu dan canggung. Padahal Nazea berniat baik, tapi karena diabaikan, itu sangat melukai perasaannya.

Comeback ✔️ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang