Bagaimana Mommy tau jika ia menyukai coklat? Ah, Kian tidak peduli! Yang penting ia bisa makan coklat hari ini tanpa perlu berdebat dengan Ken maupun Abang Al.

Ken diam diam melirik Kian yang seperti terlihat senang saat membuka bekalnya. Lucu sekali, tadi menolak dan sekarang ke senangan, dasar Kian.

Ken menutup bukunya, ia juga mengambil kotak makannya yang berwarna hijau, ia melirik kotak makan Kian, apa Mommy-nya juga menyiapkan hal yang sama? Tapi selera mereka agak beda.

Sudah lah, yang penting Mommy-nya memberikannya dengan tulus. Ken membuka kotak makannya, ia terkejut. Di dalamnya berisi Sandwich, susu kotak original dan buah semangka kesukaannya.

Bagaimana Mommy-nya tau? Ia yakin 1000% Kian yang ada di sisinya tidak tau. Apa lagi yang lain, pasti tidak ada yang mengetahuinya. Bagaimana Mommy-nya tau.

Di sisi lain, Nazea membayangkan bagaimana reaksi anak-anaknya saat melihat bekal yang ia bawakan, mereka senang atau membuangnya?

Semoga saja mereka menyukainya, untungnya ia ingat hal-hal kecil yang disukai mereka tanpa mereka ketahui. Meski Nazea dulu jahat dan abai, tapi dia diam-diam memperlihatkan anak-anaknya.

∆∆∆∆

"Guys.... Nongki yok!" Ajak Mike.

"Kemana? Di traktir nggak? Gas gue kalo lo traktir!" Ujar Rangga.

"Ya kagak lah! Bayar sendiri! Apa gunanya jadi Holkay kalo duit lu, lo simpen mulu!" Elak Mike.

"Gue mah gass aja! Dah lama juga kita kagak Nongki! Lu juga harus ikut Al sama Bu!" Ujar Nopal.

"Bu? Siapa Bu?" Tanya Rangga.

Nopal tertawa. "Itu! Si wibu!" Nopal mengarahkan dagunya ke arah Aji.

Aji yang di ejek Wibu tidak tinggal diam. "Lo pilih piring apa sepatu!?"

"Ha? Apa? Gue nggak denger?" Nopal berlagak budeg.

"Lo!" Aji bersiap melepas sepatunya.

Nopal yang tau alarm berbahayanya berbunyi langsung berlari meninggalkan kantin di ikuti Aji yang mengejarnya.

"Berhenti lo sialan! Anjing! Nopal Babi!" Maki Aji. Aji ini tipe orang yang tidak main-main dengan kata-katanya, jadi begitulah.

"Tu duo nggak ada akur-akurnya." Rangga geleng-geleng.

"Kog lo bisa sih, temenan lama sama tu duo? Betah lu?" Tanya Mike pada Al.

Al mengedikan bahu, itu sudah menjadi hal biasa baginya. Al yakin, jika sekarang Aji sibuk memukuli Nopal. Ya karena Aji selalu berhasil saat memburu Nopal.

"Dan... Kenapa?" Tanya Al yang melihat Zidan diam saja akhir-akhir ini.

Merasa di perhatikan Zidan angkat bicara. "Kakak cantik di pecat."

"Ha? Kakak cantik mie petir?" Mike memastikan.

"Hm..."

"Gimana lu bisa tau?" Tanya Rangga.

"Gue selalu ke sana, dan keknya ada yang peka sama gue, jadi mereka kasih tau gue." Jelas Zidan.

"Kenapa di pecat?"

Zidan mengedikan bahu. "Gue kagak di kasih tau, yang pasti... Gue kangen pengen liat kakak cantik!"

Rangga menonyor kepala Zidan. "Alay lu! Gitu aja galau! Cewek masih banyak Dan!"

Zidan tidak peduli, yang pasti ia hanya menginginkan kakak cantik-nya.

"Btw... Jadi nongki kan?" Tanya Mike memastikan.

Comeback ✔️ [End]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora