17. 💋 Home Sweet Home 💋

Start from the beginning
                                    

"Halo, guebtemennya Viona," ucap Rean seraya mengulurkan tangan. Yuji tersenyum tipis lalu menyambut jabatan tangan tersebut. Bahkan telapak tangannya sangat halus, dan lihat pergelangan tangan pria itu... begitu putih seperti susu.

"Hai, Rean ya?" tebak Yuji lalu tersenyum. "You look good in person," puji Yuji jujur. Dia tidak menyangka jika versi nyata bentukan pria itu jauh lebih mengagumkan.

Sinting lo Viona cowok blasteran surga gini ditolak, batin Yuji menjerit geregetan sendiri. Selama ini Yuji hanya tahu Rean dari foto yang tersimpan di galeri ponsel Viona saja, wanita itu pernah menunjukkannya dan tidak menyangka jika secara nyata pria itu nampak seperti tokoh anime yang keluar ke dunia nyata.

"Iya, Viona di sini?" tanya Rean basa basi, pria itu menggaruk pelipisnya yang tidak gatal dengan kikuk lalu mendongak menatap ke atas berharap Viona tahu jika pria itu datang ingin menemuinya.

"Dia pergi ke Bandung."

"Apa?" Kedua bola mata Rean reflek membulat sempurna dan wajah terkejut itu tidak bisa dia sembunyikan. "Kapan? Kok bisa?"

"Dia ngambek karena gue marahin dia. Begini..." Yuji merapikan letak kacamata yang bertengger di pangkal hidungnya, lalu menjelaskan segalanya yang terjadi beberapa hari lalu.

"Bukan gue nggak mau nampung dia ya, tapi... jujur gue kesel banget sama Viona yang bersikap pengecut saat ada masalah."

Rean mengangguk mengerti dan terus mendengarkan sepupu Viona itu menjelaskan.

"Dia bingung harus apa padahal kalau komunikasi kalian baik, dia nggak perlu lari dan kabur kayak orang abis maling celana dalem. Iya nggak sih? Gue cuma nyuruh dia untuk nemuin lo dan jelasin kenapa dia pergi tanpa pamit. Buat gue itu sangat nggak sopan." Yuji menjelaskan semuanya tanpa terkecuali. "Saat lo menyambut dia dengan tangan terbuka tapi dia pergi ninggalin tanpa aba-aba. Bodoh banget, kan."

Rean melirik wanita itu, sedikit kesal karena menyebut Viona bodoh. Rean tidak suka ketika ada orang lain yang mengatai orang yang begitu dia sayangi. Menyelipkan kedua tangannya ke dalam saku celana, Rean menggut-manggut mengerti setelah mendengar penjelasan itu.

Dia menarik nafas kemudian menyugar rambutnya berusaha mencerna, masalah itu memang muncul dari ketidakpercayaan diri Viona.

"Boleh gue minta alamatnya yang di Bandung. Gue nggak akan datang sekarang kok, tenang aja." Rean menatap si editor dan mengucapkan permintaannya dengan hati-hati. Tidak mau membuat orang yang kabur terus-terusan itu makin merasa rendah diri, dan Yuji sangat dekat dengan Viona, ada kekhawatiran dalam diri Rean takut Yuji memberi tahu wanita itu di Bandung jika pria itu sewaktu-waktu bisa datang ke sana.

"Oke, gue kirim lewat chat. Tiga jam perjalanan dari Jakarta kalau lewat tol."

"Makasih banyak, ya. Kalau gitu gue pamit pergi."

"Sebentar," interupsi Yuji saat pria jangkung itu akan melangkah. "Gue kepo deh, kenapa lo secinta itu sama Viona di saat dia menyia-nyiakan lo? Kebanyakan laki-laki lain akan pergi saat dalam situasi begini, tapi lo konsisten pengen ketemu dan nyariin dia."

"Karena gue serius sama perasaan gue. Viona hanya perlu diyakinkan bahwa dia berharga dalam hal apa pun. Dan gue menerima segala hal tentang dia." Pria itu menunduk kecil lalu membuka pintu mobil dan berlalu dari sana. Dia menilik ponselnya kemudian mengecek lokasi di mana Viona berada.

Lembang.

Rean akan ke sana menyusulnya, tapi tidak sekarang. Dia butuh waktu yang tepat.

💋💋💋

Menarik kopernya dengan lunglai, begitu keluar dari stasiun terakhir hal yang ingin Viona lakukan adalah segera menemukan taksi dan langsung tancap gas ke rumah orang tuanya.

How to kiss?Where stories live. Discover now