61. PENGOBATAN MAHEN

32 10 2
                                    

Dengan penuh pertimbangan, Yesha akhirnya buka suara. Dia bukannya bermaksud meremehkan keberanian Johan akan tetapi, Yesha tahu jika kemampuan Johan akan berguna nantinya saat mereka diharuskan mencari keberadaan pohon itu. 

"Udah, biar gue aja yang berkorban," ucap Yesha. 

"Yesh, gue gak apa-apa kok."

"Gue ada rencana yang lebih matang lagi," balas Yesha.

Kini, seluruh anggota Crush you kecuali Mahen mendekat ke arah Yesha yang langsung membisikkan segala macam rencananya untuk mendapati daun itu dan anggota Crush You lainnya pun setuju karena itu adalah keputusan terbaik untuk saat itu. 

"Yang gak ada kegiatan malam ini jangan ke mana-mana. Jaga Mahen benar-benar, jangan sampai dia terserang apapun karena gue tahu, Bagas cuma bisa memperlambat  melebarnya luka itu dan kalau sampai kita terlambat, Mahen bisa lewat, iya kan, Gas?"

Bagas mengangguk lemah, "iya."

"Lah, terus siapa yang bakal bawa daun itu ke sini kalau Yesha sendiri bakal dimasukin ke dalam pohon itu?" tanya Rara. 

"Tenang aja, masih banyak waktu kok. Kegiatan Horolistik kan dimulai jam sepuluh dan sekarang baru mau jam tujuh. Gue izin bawa Ace, ya? Cuma dia yang bisa antar gue ke sana," jawab Yesha. 

"Gue ikut juga ya buat mastiin sesuatu," pinta Johan. 

"Boleh. Dan lo Bagas, kuat-kuatin dulu ya? Gak apa-apa kan kalau energinya terkuras malam ini?" tanya Yesha.

"Iya, lo tenang aja, gak usah mikirin hal-hal lain," jawab Bagas. 

Lantas, Ace pun membawa Yesha dan Johan berteleportasi ke dalam hutan belakang aula. 

Hidung Johan mengendus berkali-kali sambil sesekali melirik kesana-kemari karena terdapat banyak suara yang mampu memecah fokusnya.

Yesha pun tak tinggal diam, dirinya  mengeluarkan banyak ular putih yang memang sudah menjadi kemampuannya untuk mencari pohon yang dimaksud.

Ular Yesha bergerak kesana-kemari begitupun Ace, Yesha dan juga Johan yang ikut berpindah-pindah tempat untuk mencari pohon itu.

Hingga pada akhirnya, Johan melihat ada satu pohon yang entah kenapa ada bolongan besar ditengah-tengah batang besarnya.

"Mungkin itu pohon nya," ucap Johan seraya mengajak Yesha dan Ace untuk berjalan ke hadapan pohon itu. Dan benar saja. 

"Siapa kalian?"

Mereka bertiga terkejut, "kau?"

"Jangan banyak tanya. Sedang cari apa kalian di sini?" tanya Pohon itu. 

"Kami sedang cari pohon daun perapat untuk mengobati teman kami," jawab Johan. 

"Iya, itu aku. Masuk lah salah satu dari kalian ke dalam lubang yang ada dibatangku ini dan ambillah daun itu sesuai kebutuhan kalian."

"Ta… tapi, tapi kami gak tahu seberapa banyak daun perapat yang kami butuhkan," jawab Johan. 

"Apa lukanya?" 

"Perutnya berlubang sampai mengenai usus dan juga tembus sampai belakang pinggang," jawab Johan. 

"Ambil yang banyak. Sebagai syaratnya, salah satu dari kalian harus masuk lebih dulu ke dalam lobang yang ada dibatangku."

Johan mengangguk lalu menatap Yesha yang diam-diam menaruh banyak ular putih ke ranting-ranting pohon itu dan setelah Yesha masuk, lubang yang tadinya ada pun seketika menghilang.

"Ambil dan kembalilah ke sini setelah kalian mengobati teman kalian untuk mengambil anak ini. Jika lebih dari dua belas jam, jangan salahkan aku jika anak ini hidup abadi di dalam batangku," ucap Pohon itu. 

LET'S PLAYWhere stories live. Discover now