55. SARAN ANGGA

35 8 0
                                    

Sontak, kematian Sinta langsung tersebar setelah pengumuman kematian nya disiarkan.

"Sumpah. Padahal kepala sama leher kami gak dipasang apa-apa tapi Sinta, duar, kepala nya meledak gitu aja," adu Hugo menggebu-gebu.

Mendengar hal tersebut, anak-anak dari kelas Pengobatan Serta Tindakan mendadak overthinking.

Mereka takut bernasib sama seperti  yang dialami oleh Sinta tapi untungnya, Miss Jenna masih berbaik hati hingga sampai kelas berakhir, tak ada satupun dari mereka yang digugurkan.

"Untung gue gak jadi ambil Sinta buat masuk ke tim Moonskill. Coba kalau iya? Bisa tekor di awal gue," ujar Jefrano saat berkumpul bersama seluruh anggota tim nya di lapangan basket.

"Sudah cukup ya kita kehilangan Yuda yang gak bisa kasih apa-apa ke tim ini. Gue gak mau kalau sampai kalian juga bernasib sama kayak dia," ujar Teo.

Hendriko termenung, memikirkan hal buruk apa yang akan menerpa dirinya dimasa depan.

"Gue gak mau mati," cicit Sehab.

"Siapa juga yang mau mati?" ketus Jefrano yang merasa sensi karena ucapan Sehab.

"Teo," panggil Sehab.

"Gak apa-apa, Sehab. Semuanya akan baik-baik saja."

Meski tampak diam dan tidak peduli, bukan berarti Teo gak tahu apa-apa.

"Apanya yang gak apa-apa? Apanya yang bakal baik-baik aja? Lo sembunyiin apa dari gue?" tanya Jefrano seraya mencekik kuat leher Teo.

"Dia gak sembunyiin apa-apa dari lo, lo nya aja yang terlalu santai dan ngandelin anak-anak dari tim ini tanpa mau gerak sendiri," tukas Hendriko seraya melepas kedua tangan Jefrano dari leher Teo.

"Maksud lo apa? Lo tahu apa, hah?" Kini, giliran Hendriko yang ditatap tajam oleh Jefrano.

"Gak usah bentak-bentak dia, Jef. Dia gak tahu apa-apa, yang tahu rahasia ini cuma anak-anak Jurnalis dan lo bakal tahu nanti setelah video nya rilis."

"Video apa, sialan? Kalian udah mulai berani ya sama gue?"

"Bukan begitu, Jef," jawab Teo.

"Oke fine. Gue gak bakal nanya soal rahasia itu tapi kenapa?"

"Gak semua hal bisa gue kasih tahu ke lo, Jefrano."

Jefrano terdiam dan Yuna tergugup cemas.

"Kok jadi pada diam gini? Jadi apa rencana kita ke depan nya nanti?" tanya Sehab kemudian.

"Gak tau, semuanya gak bisa diprediksi," jawab Jefrano.

"Gak ada niatan buat kerjasama gitu sama anggota Crush You?" tanya Yura ragu-ragu.

"Gak ada, mereka itu rival kita," tolak Jefrano.

"Tapi Jef, kita juga butuh relasi, gak selamanya kita berjuang sendirian. Okelah kalau lo percaya sama kemampuan lo, tapi gimana sama anggota tim lo? Gimana sama kami?" jengah Hendriko.

"Gue setuju sama Hendriko," ujar Sehab menimpali.

"Wah bener-bener," kesal Jefrano.

Di sisi lain, seluruh anggota Crush You juga sedang berkumpul di kamar Kanara.

"Mayat keempat sopir udah kita urus, sekarang kita harus ngapain?" tanya Yera.

"Bikin pak Dikta sakit gak sih?" tanya Yesha ragu-ragu.

"Mau di bikin sakit gimana? Yang ada kita yang di bikin sakit sama dia," balas Wina.

"Ya terus mau gimana lagi? Besok kan udah harus dikumpulin tugas videonya," cemas Yesha.

"Bisa gawat nih kalau semisalnya pak Dikta nonton video itu duluan sebelum malam senggang tiba. Bisa-bisa dimanipulasi sama dia videonya," lanjut Yesha.

"Kita temui Angga aja kali ya? Siapa tahu dia punya solusi?" saran Johan.

"Gak setuju gue. Gimana kalau semisalnya dia juga bagian dari Pak Dikta? Alias sama-sama iblis? Kita kan gak pernah tahu siapa yang bisa kita percayai di tempat ini, bisa aja kan selama ini Angga bohongi kita?" balas Mahen.

"Hidup lo penuh overthinking tahu gak," kesal Rara.

"Gak usah komen lo, gue masih belum lupa ya sama permasalahan kemarin," sungut Mahen.

"Udahan dulu deh diskusinya, gue capek, mau istirahat," pinta Kanara yang langsung di iyakan oleh mereka semua.

..…
Malam harinya, Ace nekat menemui Angga sendirian. Dia butuh solusi dan Angga memberinya sebuah saran.

"Aku rasa ini akan berhasil. Tapi, mungkin kalian akan dibombardir  pertanyaan nantinya."

"Apa itu?"

"Ritual. Kalian harus melakukan ritual."

Angga memberitahukan Ace tentang ritual apa yang harus dilakukan olehnya.

"Ritual ini harus dilakukan oleh lima orang dan kalian harus baca mantra ini selama ritual itu berlangsung. Ketadapekiku tanda kupanggil dirimu, ku ikat dirimu, datanglah jiwa merah nan padam gulita. Mantra itu harus kalian ucapkan selama kalian melukai salah satu anggota tubuh kalian."

"Tunggu sebentar, aku masih belum mengerti," bingung Angga.

"Begini, Angga. Ritual ini harus dilakukan oleh lima orang. Gak boleh kurang ataupun lebih. Satu-satu dari kalian harus melukai satu anggota tubuh kalian dan itu terdiri dari kepala, tangan, dada, perut dan kaki. Aku beri contoh. Semisalnya yang ikut ritual ini, kamu, Mahen, Kanara, Wina dan Johan. Kamu bisa pilih anggota tubuhmu yang ingin kamu lukai misalnya kepala, lalu Mahen melukai tangan nya, Wina melukai dadanya, Kanara melukai perutnya dan Johan melukai kaki nya. Kalian harus terus mengucapkan mantra itu selama kalian melukai tubuh kalian."

"Oke, terus?"

"Hal pertama yang harus kalian lakukan adalah berbaris menyerupai lingkaran. Nanti kalau sudah berbaris, kalian harus baca mantra, lalu lukai salah satu anggota tubuh kalian sambil terus baca mantra. Intinya sih, pembacaan mantra itu gak boleh terhenti sebelum step by step dari ritual itu selesai. Nah nanti, kalau darah kalian sudah menetes di lantai, kalian boleh lompat maju, mundur sebanyak lima kali. kalau sudah selesai, kalian boleh langsung duduk tapi jangan lupa untuk pejamkan mata. Setelah step dan mantra terakhir sudah dilakukan dan diucapkan, maka dia akan datang."

"Terimakasih Angga. Aku sudah mengerti step by step nya. Lalu apa yang harus kami lakukan jika dia datang?"

"Lakukan sesuai insting kalian."

"Apakah Pak Dikta bisa melukai kami?"

"Bisa tapi tenang saja. Setelah kalian memanggil dirinya, dia gak akan bisa bergerak selama lima menit dan lima menit itu bisa kalian manfaatkan untuk mengikat dirinya."

"Maksudnya?"

"Ku beri bocoran ya. Nanti dia akan datang dengan rantai di leher dan di kedua tangan serta kakinya. Kalian bisa merantai nya agar dia tidak bisa bergerak dan pergi kemana-mana tapi ini sungguh berat karena kalian harus memotong salah satu jari tangan atau jari kaki kalian terlebih dahulu untuk membuatnya terikat."

"Kalau sudah dipotong lalu diapakan?"

"Setelah memotong salah satu jari kalian, jari itu harus kalian oleskan ketiap-tiap rantai yang ada di tubuh dia."

"Kalau sudah selesai?"

"Dia akan terikat di tempat itu selama satu jam. Satu jari sama dengan satu jam untuk mengikat dirinya. Oh iya Ace, nanti selama kalian menjalankan ritual itu, kalian harus memikirkan Dikta supaya yang datang ke tempat kalian adalah Dikta, bukan iblis lain."

"Baik, Angga. Terimakasih atas informasinya."

LET'S PLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang