22. SEDIKIT ASAM DAN MANIS

61 28 2
                                    

Johan merasa mual, sisa-sisa sarapan pagi tadi hendak naik ke permukaan akibat tingkah laku pak Chandra yang entah mengapa tampak sensi hari ini.

Bagaimana tidak? Baru juga hari pertama pertemuan mereka, pak Chandra langsung menilai para peserta hanya dari posisi tempat duduknya.

Sudah ribut karena posisi tempat duduk, para peserta disuruh keluar dan berbaris di depan kelas pula oleh pak Chandra.

"Dasar GGS."

"Apaan tuh, GGS?" tanya Johan saat mendapati Mahen yang sedang menggerunek di samping nya.

"Ganteng-ganteng stress."

Johan hendak terkikik namun teguran dari pak Chandra mampu membuatnya berlari sebelum sosok itu mengeluarkan ultimatum.

"To the point saja ya. Siapapun yang berhasil menjawab pertanyaan dari saya, maka diperbolehkan masuk."

Anak-anak tampak tidak bersemangat namun pertanyaan dari pak Chandra semakin lama malah semakin sulit sehingga mereka semua harus berbondong-bondong untuk menjawab pertanyaan lebih dulu jika mereka tahu.

Setelah berhasil masuk, Johan meringis, menatap meja kelas yang sudah terdapat empat lebar kertas berisikan dua ratus soal.

Masing-masing soal terdapat lima puluh macam soal matematika, fisika, biologi serta bahasa Inggris.

Dengan penuh air mata, Johan mengisi soal-soal itu hampir dua jam lama nya.

"Arrrgh, akhirnya selesai juga. Bisa mati muda gue kalau terus-terusan begini," ujar Hugo, saat kelas cerdas cermat berakhir.

"Ace, lihat. Tangan ku gemetaran, coba periksa otak ku, pasti melumer," adu Johan saat diluar kelas.

Ace terkekeh lalu merangkul erat pundak Johan agar menjauh dari kelas Cerdas-Cermat secepat mungkin.

"Cih, apa-apaan mereka?" kesal Mahen saat mendapati dirinya ditinggal sendirian.

"Cie-cie, cemburu nih ye," goda Wina.

"Diam!"

"Mau ke kantin gak?" tanya Kanara.

"Gak dulu deh, gue mau tidur di asrama aja. Capek, dari kemarin banyak kegiatan," jawab Wina.

"Oh yaudah. Kalau lo, Hen?"

"Sama, gue juga mau istirahat di asrama."

"Fotocopy aja, lo. Udah ah, gue gak jadi istirahat. Yuk ke kantin, gue ogah jalan kaki sama dia," ajak Wina sembari menarik cepat lengan Kanara yang tak bisa menolak.

Mahen mendelik, siapa juga yang mau balik ke asrama bareng Wina?

"Dasar geer," pekik Mahen.

Wina cekikikan sedangkan Mahen berputar badan dan pergi ke asrama sekolah karena ia merasa muak dengan apa yang telah terjadi hari ini.

Di sisi lain, Jefrano baru saja masuk ke dalam kamar nya, terduduk disamping Teo yang telah menunggu nya sendiri tadi, lalu menyodorkan sekotak donat rasa stroberi.

"Terimakasih, Jef."

"Dimakan dong donat nya, jangan cuma dilihatin doang," katanya, sambil mencubit kencang pipi Teo yang langsung memakan donat pemberiannya.

"Aish, imutnya," gumam Jefrano sambil melepas cubitan nya.

Tak terasa, Jefrano telah terdiam selama dua menit hanya untuk memperhatikan Teo yang sedang makan donat pemberiannya.

"Makasih ya, Teo. Berkat bantuan lo, gue bisa jawab dua ratus soal pemberian pak Chandra."

Teo mengangguk sembari tersenyum salah tingkah, "iya, sama-sama."

LET'S PLAYWhere stories live. Discover now