08. OTHER GAME

85 32 1
                                    

Belum juga bernafas dengan tenang, mereka malah disuruh mengirim satu perwakilan tim untuk bermain tebak keberuntungan.

Permainan kali ini cukup mudah. Mereka hanya disuruh memilih salah satu gelas yang berada di atas meja.

Susi tersenyum girang, "Hanzo, sekarang giliranmu untuk terlihat keren."

Hanzo cengengesan, dia memang bisa melihat benda sekalipun benda itu ditutupi oleh kain.

"Serahkan saja padaku," jawab Hanzo senang.

"Jefrano, biar aku saja ya yang maju?" ucap Teo, merekomendasikan diri sendiri.

"Baiklah, ku harap kamu bisa menang dan tak mengecewakan ku, Teo," balas Jefrano.

Sehab menghela nafas lega. Syukurlah, bukan dia lagi yang dipilih.

"Ca, maju," perintah Yela.

"Siap."

"Aduuuh, ini serius? Anggota tim gue gak ada yang mau maju?" tanya Hugo, sedikit prustasi.

"Iya, gak ada. Lo maju sendiri aja sama," balas Winda.

"Oke deh," pasrah Hugo.

Seketika, Hugo memperhatikan Hanzo dan Teo secara bergantian. Dapat Hugo tebak, pasti kedua nya sudah tahu dimana letak gelas putih berisi lima poin itu.

"Hei, bung. Berlari lah, jangan gunakan kemampuan konyol mu itu untuk mengambil gelas poin lima," ujar Teo tanpa memandang siapa pun.

Ace tahu, ucapan Teo ditujukan padanya, sehingga ia lebih memilih untuk berlari ke gelas poin empat dibandingkan harus repot-repot berebut gelas poin lima.

Itu semua Ace lakukan karena dia tahu kalau Hanzo dan Teo akan memperebutkan gelas berisi poin lima.

Namun setelah peluit ditiup, Hanzo  berubah pikiran. Bagi nya, tidak ada pilihan lain selain pergi mengambil gelas berisi poin tiga daripada harus berurusan dengan Teo dan Ace.

Sedangkan Hugo dan Caca mengambil gelas lainnya dengan pasrah tanpa tau di dalam nya terdapat poin berapa.

"Anak bodoh. Aku yakin, Teo pasti mendapat gelas poin lima," ucap Mahen saat melihat Teo yang sudah loncat-loncat kegirangan.

Yera mendelik, sedari tadi, Mahen terus saja berkomentar.

"Biarkan saja, biarkan tim Teo merasakan bagaimana rasanya mendapat lima poin," balas Yera.

"Hei, jika Jefrano mendengar mu, pasti dia akan marah. Bukan tim Teo tapi tim Jefrano, tim Moonskill, Yera" ujar Rara meralat ucapan Yera.

"Sama sajalah," jengah Yera.

"Eh, dibilangin," balas Rara.

"Selamat, Ace mendapat lima poin," ungkap sang MC.

Teo terbelalak kaget, "gak, gak mungkin. Dia pasti sudah berbuat curang," pekik Teo tidak terima.

Ace terkekeh, dia sedang bermain serius dan rasanya sangat tidak mungkin jika dirinya membiarkan Mahen mengkritiknya hanya karena satu permainan ini.

"Lo cuma larang gue buat teleport, bukan buat tukar gelas, jadi fair kan? Terima saja," sinis Ace.

"Sialan," kesal Teo.

Lagi-lagi, tim Moonskill mendapat poin dibawah tim Crush You.

Dan entah mengapa, ingin sekali rasanya Sehab menonjok kencang wajah Jefrano yang langsung menyambut hangat kedatangan Teo.

"Gak apa-apa, aku tahu kok, dia pasti menukarnya kan?" tanya Jefrano.

"Iya," jawab Teo tertunduk sedih.

LET'S PLAYOnde as histórias ganham vida. Descobre agora