18. SEMUA KEPUTUSAN BERADA DITANGAN MU

73 26 0
                                    

Lessa berdecak kagum, menatap tiang-tiang yang telah dipasang nya nyaris lebur karena perbuatan Jefrano.

"Bagus Jefrano, bagus."

Jefrano menoleh, mendapati Miss Lessa yang langsung bertepuk tangan karena tahu jika dirinya berhasil merusak tiang-tiang yang telah Lessa pasang tanpa merusak objek lain ataupun gedung sekitar.

"Ada apa, Miss? Apa tugas saya sudah selesai?"

Bukan nya menjawab, Lessa malah memberi puk-pukan lembut di atas kepala Jefrano yang mampu memenuhi ekspektasinya.

"Kerja bagus, Jef. Meskipun ada yang sedikit meleset, aku tetap bangga padamu," ujar Lessa yang sedari awal sudah feeling kalau Jefrano, tidak akan mengacau tugasnya.

"Terimakasih banyak, Miss."

"Beristirahatlah. Jam kelas ku sudah berakhir. Kasihan teman mu sudah menunggumu dari tadi," ucap Lessa sambil melirik Teo yang sedang berdiri menunggu Jefrano.

Sontak, penglihatan Jefrano langsung tertuju pada Teo yang langsung melambaikan tangan sembari tersenyum manis ke arahnya.

"Hampiri dia. Dia sudah menunggumu sejak tadi."

"Aku rasa, tadi tidak ada siapa-siapa selain diriku di lapangan ini, Miss."

Lessa menggeleng gemas, "ini. Dia mengawasimu dari sini," ucap Lessa sambil mengambil salah satu bola mata sakti milik Teo dari kening Jefrano. 

Jefrano mengulum senyum, "dasar anak itu," batin nya gemas.

"Lalu apalagi? Silakan pergi dari sini."

"Baik, Miss. Terimakasih."

Jefrano membungkuk, memberi penghormatan pada Miss Lessa lalu datang menghampiri Teo yang langsung tersipu malu karena telah tertangkap basah.

"Maaf, Jef. Aku tidak bermaksud memata-mataimu."

"Aku mengerti. Lalu apa itu?" tanya Jefrano sambil melirik tas kecil yang sedang Teo pegang.

"Ini roti dan air minum, mari duduk, kau lapar dan haus kan?"

"Persahabatan antar lelaki memanglah yang terbaik," gumam Lessa sembari menjauh dari pandangan mereka berdua.

Di sisi lain, Bagas baru saja kembali dari hutan belakang sekolah sambil menenteng keranjang merah yang telah terisi oleh tanaman obat-obatan.

"Oh, Bagas!" panggil Lessa saat hendak masuk ke dalam ruangan nya. 

Bagas berlari kecil, "Miss, saya sudah kembali. Ini tanaman obat-obatan yang Miss pinta."

"Kerja bagus, Bagas. Mari masuk, ada yang ingin bertemu denganmu."

Bagas nurut saja dan masuk ke dalam ruangan Miss Lessa yang ternyata. 

"Sebentar. Apa yang kau lakukan?!" Johan terjatuh saat tak sengaja memergoki Mahen yang sedang berupaya menukar nyawa dari hamster yang seharian ini diperlakukan baik olehnya. 

Johan tidak percaya dengan apa yang telah ia lihat saat ini akan tetapi, mata nya sama sekali tidak buta.

Dapat ia lihat, Mahen sedang menusuk-nusuk brutal perut hamster hidup itu sambil sesekali mengoleskan darah nya diatas perut hamster yang telah mati.

"Kau gila?! Dia sudah menganggap mu teman!"

Johan pening, kepalanya sakit. Baru juga di tinggal lima menit ke kamar mandi, Mahen sudah begini? Oh, tidak. Johan tak sanggup.

Mahen tak menjawab, tubuhnya ambruk saat melihat hamster yang awalnya tergeletak tidak bernyawa,kini bangkit dan pergi kesembarang arah meninggalkan bangkai sejenis nya yang baru saja mati karena pertukaran nyawa.

LET'S PLAYWhere stories live. Discover now